Tetap Berkarakter Meski PJJ

Pendidikan34 Dilihat

Dampak dari pandemi covid-19 ini sungguh sangat luar biasa. Semua sektor mulai dari perekonomian, kesehatan, sosial budaya, bahkan dunia pendidikan sangat terasa. Hampir setahun lamanya pendidikan dilaksanakan dengan moda daring. Tentu banyak plus minusnya dalam pelaksanaannya. Terlebih bagi daerah yang belum memiliki fasilitas jaringan internet dan jaringan listrik yang memadai. Namun bagaimana lagi  pembelajaran harus tetap dilaksanakan meski minim sarana prasarana, karena demi memutus penyebaran virus korona.

Di sisi lain, dampak dari PJJ adalah banyak dirasakan oleh orang tua bahwa secara psikologi terjadi penurunan nilai-nilai karakter pada anak. Mereka para orang tua mengeluhkan tingkat kedisiplinan anak, tanggung jawab, rasa empati, dan kerja sama mulai berkurang. Aktivitas keseharian mereka kebanyakan hanya diisi dengan pembelajaran daring kurang lebih 3-4 jam sehari, tugas-tugas yang dikerjakan bisa dengan tenggat waktu yang longgar, bahkan terkadang anak mengerjakan asal saja.
    Bagi anak yang memang punya pembawaan sifat yang malas, tidak disiplin hal seperti ini membuatnya mengasyikan dan enjoy saja saat pembelajaran dengan moda daring ini. Mereka hanya absen, mengerjakan tugas bisa buka google, browsing internet, malas membaca buku panduan, malas membaca petunjuk guru, atau bisa tanya teman lain. Akibatnya tugas terlambat dikerjakan, atau sekedar mengerjakan asal-asalan saja, yang penting hari itu absensi kehadiran terisi, soal nilai urusan belakangan. Wow..!
    Namun bagi mereka yang pembawaannya rajin, pintar dan kreatif, hal ini tentu amat sangat membosankan. Tidak bisa bersosialisasi dengan teman, tidak bisa saling bercanda ria, tidak bisa melihat dan menyapa ibu guru, tidak bisa mengembangkan kreativitas dan hobinya, karena tidak ada ektrakurikuler. Tidak ada asah dan ajang ketrampilan, tidak ada dorongan semangat dan kompetisi yang positif. Semua stagnan. Bila hal ini berlanjut, apa jadinya generasi mendatang?
    Kita sebagai pendidik tentu tidak ingin generasi penerus bangsa mengalami kemuduran karakter. Menyongsong era “Indonesia Emas” kita harus mempersiapkan anak-anak kita yang tangguh, berjiwa mandiri, kreatif, inovatif mampu menghadapi tantangan abad 21 namun tetap berkarakter Pancasila, bergotong royong, bekerja keras, nasionalis, jujur dan religius. Apa yang bisa kita lakukan? Tentu tetap menyisipkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran kita, meski PJJ. Caranya?
    Berikut ini upaya yang sudah saya lakukan diantaranya :
1. Dalam memulai pembelajaran selalu saya awali dengan pembukaan, yang isinya salam, sapa, ucapan syukur atas kesehatan dan rahmat Tuhan YME sebagai bentuk karakter religius. Anak-anak diminta untuk berdoa sebelum mulai belajar. Hal ini bisa tertulis di materi yang kita share/upload, bisa juga secara lisan saat vidcon (Zoom, GMeet)
2. Membiasakan literasi buku panduan, materi atau PPT yang dishare guru. Beri pertanyaan yang jawabannya ada dalam buku panduan, materi atau PPT. Bisa juga meminta anak untuk merangkumnya dalam buku catatan. Jadi mau tidak mau anak harus membaca dulu materi yang disampaikan.
3. Membiasakan anak untuk mandi, sarapan, dan memakai seragam saat vidcon (video conference) sehingga rapi, bersih dan tepat waktu. Hal ini sebagai penanaman nilai karakter disiplin. Bila anak mau bertanya atau menyampaikan pendapat lewat chat ataupun langsung, mulai dengan memperkenalkan diri (nama dan kelas). Tulis dengan kalimat atau penyampaian langsung dengan kata-kata yang santun, karena berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang dihormati.
4. Di akhir pembelajaran review kembali bahwa anak-anak harus mengerjakan tugas dan mengirimkannya tepat waktu, mengisi kehadiran, mempersiapkan diri untuk materi atau evaluasi yang akan datang, tetap semangat dan optimis. Tanamkan pada anak bahwa tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras, tidak ada keberhasilan tanpa usaha nyata.
5. Pada KD yang bermuatan ketrampilan, usahakan anak bisa melakukan mandiri dengan instruksi yang bisa diberikan lewat video atau youtube. Hasil karya anak-anak dibuat dalam bentuk video atau foto sebagai nilai ketrampilan. Lebih bagus lagi video contoh yang kita tampilkan adalah hasil karya kita. Jadi anak akan melihat karya nyata gurunya dan menanamkan nilai menghargai hasil karya orang lain.
    Nah.., demikian rekan-rekan guru pembelajar hebat, beberapa aksi yang sudah saya lakukan. Tentu masih ada cara lain. Silakan rekan-rekan berkreasi ya.  Yuuk..tetap tanamkan karakter meski PJJ.
Nama Penulis   : Noorlanyati
Alamat               : SMP Negeri 42 Semarang
Email                 : noorlanyati@gmail.com
Blog                    : noorliteration.blogspot.com
WA                     : 081327210247

 

Tinggalkan Balasan