SANGGUP DAN RELA BERKORBAN UNTUK KEPENTINGAN NEGARA DAN BANGSA APABILA DI PERLUKAN

Terbaru464 Dilihat

Kata “Rela Berkorban” tentunya sudah tidak asing lagi kita dengar. Apa itu rela berkorban?

Rela berkorban adalah kita ikhlas memberikan waktu, pikiran, tenaga, bahkan jiwa dan raga kita hanya untuk negara. Setiap individu harus menanamkan rasa rela berkorban di dalam diri sendiri, karena rasa itu tumbuh jika kita mempunyai empati kepada negara. Kita tidak bisa memaksakan kehendak seseorang jika seseorang tersebut belum menanamkan rasa rela berkorban di dalam dirinya.

Karena, rasa rela berkorban hanya tumbuh sendiri di dalam hati kita bukan dari orang lain atau paksaan dari internal maupun eksternal. Salah satu ciri-ciri jika kita mempunyai sikap rela berkorban yaitu dengan tidak kenal kata putus asa, tidak mengharapkan imbalan atas pertolongan atau perbuatan yang kita lakukan, memiliki jiwa yang berani.

Rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa merupakan pengamalan Pancasila sila Ke–3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia” . Jika rakyat Indonesia sudah menanamkan rasa jiwa rela berkorban untuk negara, itu akan sangat membantu negara dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dan dasar untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia itu tidak lain adalah Pancasila.

                  Berbeda-beda tetapi tetap satu

Sejarah perjalanan bangsa Indonesia, sejak mulai bangkitnya kesadaran nasional, yang kemudian menjadi kemauan nasional dan amal atau perbuatan nasional, mengajarkan kepada bangsa Indonesia bahwa setiap perjuangan dan pembangunan bangsa yang tidak dilandasi persatuan nasional selalu mengalami kegagalan. Dan Pancasila adalah dasar filsafat untuk menjadi pemersatu seluruh roh dan tubuh bangsa Indonesia.

Makna dari kepentingan bangsa dan negara yaitu kita mendahului kepentingan negara diatas kepentingan pribadi, dan ini juga merupakan salah satu ciri sikap seseorang yang menanamkan sifat rela berkorban dalam dirinya. Oleh karena itu, bangsa Indonesia tidaklah mungkin menjadi satu bangsa yang kuat dan berhasil menjadi mercusuar dunia kalau di dalam tubuh rakyatnya tidak ada persatuan dan rasa rela berkorban untuk negara.

Sejak tahapan nasional demokrasi Ir. Soekerno menekankan betapa pentingnya persatuan dari seluruh golongan. Persatuan dari seluruh golongan ini tidak boleh dikendorkan pada saat Indonesia  memasuki tahap sosialisme. Persatuan yang dimakasud juga menekankan rasa rela berkorban dan berjuang untuk bangsa dan negara Indonesia dari rakyat Indonesia.

Cara mewujudkan sosialisme Indonesia adalah dengan perjuangan yang berada di tengah pergerakan dinamis masyarakat. Sebab, pergerakan dari tenaga-tenaga dinamis ini merupakan sumbu yang memutar sistem sosial, yakni gotong royong. Dan balik lagi bahwa sifat  gotong royong juga merupakan salah satu sikap seseorang yang mempunyai rasa rela berkorban yang tinggi.

                   Sosialisme di Indonesia

Kalimat terakhir dari penjelasan Ir. Soekarno tersebut diserap langssung dengan pengertian mendasar, bahwa menjalankan nasionalisme sebagai keharusan, keharusan yang mengutamakan amanat Tuhan-Nya. Karena terutama tugas manusia adalah khalifah dibumi, dan juga tugas rakyat Indonesia adalah menjaga perdamaian dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Dan sebaliknya, pada setiap konsep perjuangan tidak akan ada hasilnya kalau yang dikumpulkan hanya menjadi ide saja, ide yang tidak ditaburkan ke arah kerja dan perjuangan yang sebenarnya.

Dan setiap saat Ir. Soekarno mengingatkan bahwa “Perjuangan untuk suatu bangsa tidak kenal henti”. Oleh karena itu, kita harus menanamkan sifat rasa rela berkorban di dalam diri sendiri sejak kecil karena Allah berfirman dalam Surat Ar-Rad ayat 11 yang artinya “Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum (bangsa) kalau kaum itu tidak mau berusaha mengubah nasibnya sendiri”.

 

Tinggalkan Balasan