Hidup Apa Adanya

Terbaru172 Dilihat

Hidup Apa Adanya

Nur Aisah

 

 

Hiduplah apa adanya , jangan basa-basi, jangan bertopeng, jangan berpura-pura. Karena kebanyakan pada zaman sekarang pura-pura kaya tapi miskin, pura-pura baik, tapi hatinya busuk, pura-pura cinta padahal hanya memanfaatkan saja ,  dan bentuk kepura-puraan  lainnya. Janganlah menyiksa diri dengan melakukan sesuatu yang tidak sanggup menurut kemampuan kita,   yang mengakibatkan  batin tersiksa.gaya hidup  serba pamer ini mengakibatkan seseorang melakukan langkah itu. Padahal yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan yang bersifat  primer. Tentu  demi keberlangsungan hidup.Bukan sesuatu yang menaikan pamor atau karena  gengsi belaka.

Sebagai contoh, kita hanya mampu makan di tempat atau warung yang sederhana yang terjangkau oleh finansial kita. Tapi karena ikut-ikutan gaya hidup teman yang nota bene dari kalangan jetset, dan demi dikatakan orang yang mampu secara ekonomi  dimata rekan, kitapun ikut mencoba masuk ke restoran mewah yang berkelas dengan berbagai aneka menu yang variatif. Akibatnya kita dibuat melongo saat kasir menunjukan rupiah yang harus dibayar.

Menyesal pastinya, karena ada kebutuhan lain yang lebih primer harus dibayar juga. Boleh jadi,kebutuhan selanjutnya harus berhutang sana sini.Itupun kalau ada orang yang simpati, kalau tidak, Bingung kan jadinya. Karenanya hidup sewajarnya dengan tanpa beban dan sibuk mencari predikat baik dimata orang ,  adalah sikap yang wajib dikedepankan.

Dan yang lebih parah lagi, kadang-kadang tanpa malu-malu seseorang foto narsis didepan mobil mewah milik orang lain.Dengan percaya diri ia upload ke media sosial bak orang yang punya mobil itu. Ketika ada yang mengomentari sekaligus ada yang memberikan selamat atas mobil barunya, hem mereka hanya menjawabnya dengan tersenyum kecut.

Begitulah model dan gaya hidup seseorang pada zaman sekarang yang  penuh dengan pencitraan dan selalu meminta pengakuan dari orang lain. Karenanya  Melihat keatas akan mengakibatkan seseorang jatuh dan tidak akan pernah bersyukur. Selalu merasa kurang yang berakibat akan melakukan segala cara demi pencapaian tujuan itu . Ukuran kaya bukan seberapa banyak rumahnya, seberapa tinggi gedungnya, seberapa panjang mobil terparkir di garasinya. Tetapi seberapa besar rasa syukur terhadap apa yang telah diperolehnya.Sebagaimana sabda Rosululloh SAW

Artinya “Bukanlah kekayaan itu kaya harta , tapi kekayaan itu kaya hati.”

Hadits tersebut memberikan pemahaman bahwa kekayaan jangan diukur dari segi materi, karen tidak akan pernah selesai. Rasa kurang akan terus menggerogoti manusia.tetapi dengan merasa cukup atas karunia Allah dan menyukurinya, sehingga hati merasa luas itulah hakekat kaya yang sebenarnya.

Tinggalkan Balasan