Rezeki di Antara Hewan Kurban

Humaniora, Islam, KMAB, YPTD192 Dilihat

Rezki di Antara Hewan Kurban Oleh : Nur Terbit 

Umat Muslim seluruh dunia merayakan Idul Adha 1443 H kali ini dalam waktu yang berbeda.

Di Indonesia sendiri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, tak luput dari perbedaan tersebut.

Tengok saja dalam sepekan terakhir di bulan Juli 2022 ini. Ada yang merayakan Idul Adha pada Sabtu 9 Juli 2022, sehari lebih cepat.

Tidak sedikit yang baru berhari raya sehari sesudahnya. Yakni pada Minggu 10 Juli 2022. Koq bisa begitu?

Ya, itu bukan persoalan besar Justeru perbedaan hari raya Idul Adha, biasa juga disebut “Lebaran Haji” atau “Idul Kurban”, menjadi rahmat. Tidak membuat persatuan menjadi pecah.

Nah, beberapa jam setelah umat Muslim menjalankan shalat Idul Adha 1443 H, ada kesibukan selanjutnya adalah ritual penyembelihan hewan kurban.

Salah satu kegiatan ritual penyembelihan hewan kurban 1 sapi 1 kambing di hari raya Idul Adha, dilakukan oleh ibu-ibu perantau asal Sulsel yang tergabung di Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) Pengurus Cabang (PC) Kota Bekasi yang diketuai Yeane Cicilia Kaat Abidin.

Penyembelihan hewan kurban yang dilanjutkan pembagian daging kurban ini, juga didukung oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Bekasi diketuai Abidin Beddu, berlangsung di Pondok Ungu, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin 11 Juli 2022.

Anggota dan pengurus Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) bersama Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Bekasi
Anggota dan pengurus Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) dan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Bekasi.

Sekedar diketahui, ketika jamaah masih berada di masjid, panitia kurban sudah mengumumkan akan melakukan penyembelihan hewan kurban beberapa jam usai shalat Idul Adha.

Sementara itu, kegiatan lainnya di luar masjid atau lapangan tempat shalat Idul Adha berlangsung, juga sudah marak usaha musiman.

Kegiatan apakah yang sama sekali tidak berhubungan dengan prosesi ibadah itu? Pedagang musiman di lebaran haji. Apa itu?

Ya, tidak lain adalah para penjual arang (batok kelapa dan bekas kayu bakar), tusuk sate, kipas tangan dan alat pembakaran sate.

Mereka memanfaatkan situasi lebaran Idul Adha untuk mengais rezeki. Salah satunya, apa yang saya (penulis) temukan di sejumlah tepi jalan di Kota Bekasi pada Minggu 10 Juli 2022.

“Biasanya setelah penyembelihan hewan kurban, kan ada acara bakar-bakar sate kambing. Nah mungkin ada rezeki kami di situ,” kata Abbas, salah satu pedagang di Jalan Baru, Underpass Duren Jaya, Bekasi Timur.

Pedagang tusuk sate dan arang di Jalan Baru Underpass Duren Jaya Bekasi Timur

Seperti tahun-tahun sebelumnya pada setiap Idul Adha, pemandangan serupa kembali terlihat di lebaran haji 1443 H atau Juli 2022 ini.

Juga bermunculan pedagang dadakan sepanjang tepi jalan, menjajakan arang dan peralatan pendukung untuk membakar sate daging kambing atau sapi.

Selain pedagang arang (batok kelapa dan bekas kayu bakar), tusuk sate, kipas tangan dan alat pembakaran sate, juga ada kesibukan lain pula.

Kesibukan tersebut, adalah terlihat sekelompok pria sedang membersihkan “jeroan” atau bagian isi perut dari hewan kurban (babat, usus, paru, limpa, hati, otak, lidah) yang baru disembelih untuk Idul Adha.

Kebetulan di sepanjang Jalan Baru, Underpass Duren Jaya, Bekasi Timur ini, terdapat kali (DAS, daerah aliran sungai) yang airnya meluap selama musim hujan.

Di aliran sungai inilah, mereka para sekelompok pria tersebut membersihkan “jeroan” hewan kurban tersebut menggunakan air sungai. Selain untuk dikonsumsi sendiri, juga ada yang mereka jual.

Adapun sungai ini, memanjang dari pengairan pembuangan Kali Bekasi, melewati saluran depan RS Bella hingga ke perumahan Anggrek, Tambun Selatan, yang sudah memasuki wilayah Kabupaten Bekasi.

Baik pedagang arang, tusuk sate, kipas, peralatan pembakaran sate mengaku cukup terbantu ekonomi keluarga mereka dengan usaha dadakan dan musiman ini.

Saat tulisan ini saya turunkan Senin malam 11 Juli 2022, masih saja banyak pedagang arang, tusuk sate, kipas, peralatan pembakaran sate terlihat di tepi jalan.

Itu karena hingga Senin, atau hari kedua atau ketiga lebaran haji, masih banyak kaum Muslim yang baru berkesempatan menyembelih hewan kurban.

Dalam pengertian agama, Hari Tasyrik merupakan hari dalam kalender Islam yang jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, atau tiga hari setelah shalat ied pada hari raya Idul Adha.

Pada tiga hari tersebut, umat islam dilarang untuk melaksanakan ibadah puasa.

Pendapat lain menyebutkan, Hari Tasyrik dikarenakan pada hari-hari itu daging kurban sedang didendeng, termasuk dibikin sate dan dimasak lezat, sehingga dilarang untuk berpuasa.

Bagi suku Bugis – Makassar, daging sapi kurban sangat ditunggu-tunggu. Sebab daging jeroan sapi (hati, limpa, babat, lidah, paru) jadi bahan Coto Makassar.

Sedang tulang rusuk dan tulang lainnya yang berisi sum-sum dan masih ada daging yang menempel, jadi bahan Sop Konro. Kan luar biasa ya?

Itulah sejumlah rezeki di antara daging hewan kurban. Dari pedagang musiman hingga jadi bahan baku masakan kuliner. Salam. #nurterbit

***

Tulisan ini juga dimuat di Kompasiana edisi Senin 11 Juli 2022 dengan judul “Pedagang Musiman Pasca Idul Adha”.

Tinggalkan Balasan