Andai Disiplin Seperti Sholat
Oleh Nuraini Ahwan.
Harus menulis apa hari ini? Ide seakan menghilang. Ada banyak ide tetapi harus mulai dari mana? Membaca tulisan teman-teman dalam grup, semuanya lezat bergizi. Keinginan menulis seperti itu selalu ada. Menulis sesuatu yang mantap, top dan menarik selalu ada. Karena ide yang mentok terpikir ingin menulis ketika melihat teman sedang sholat di mushalla sekolah. Berharap tulisan ini mendapat komentar dari teman-teman.
Tak pernah seseorang akan mengurangi jumlah rakaat sholat meskipun seseoramg sholat tanpa dilihat orang. Meskipun sholat sendirian di dalam rumah.
Demikian juga dengan waktu sholat. Tidak akan seseorang berniat sholat zhohor di waktu subuh atau berniat sholat isya di waktu zhohor. Demikian juga dengan waktu-waktu yang lainnya. Tidak ada yang mengganti nama sholat di setiap waktunya. Tidak ada yang memanjukan maupun memundurkan waktu sholat, semua sesuai ketentuan. Semua patuh pada ketentuan itu.
Saya jadi berpikir, andai disiplin seseorang di sebuah institusi atau sebut saja lembaga yang dipimpin bisa seperti disiplin atau konsistensi dalam sholat, maka tak akan berlelah -lelah seorang pimpinan akan mengingatkan tim kerjanya.
Tidak perlu ada slogan di dinding ruang kerja,” Bekerja tanpa diperintah, disiplin tanpa diawasi.”
Slogan ini banyak kita lihat dipajang di ruang kerja tim atau di tempat -tempat yang sering dilalui oleh tim kerja. Ini artinya tim kerja masih harus diingatkan untuk kinerjanya dan disiplinnya.
Belum lagi jika ada undangan rapat dan sejenisnya, sering dijumpai ada catatan untuk pengingat bahkan dalam bagian surat bertuliskan __Harap datang tepat waktu__
Apakah ini artinya peyelenggara membaca bahwa peserta ada indikasi datang terlambat?
Pun jika ada tugas atau permintaan data tak jarang yang meminta data mengingatkan agar data dikirim tepat waktu. Bahkan sering pula ada yang bertanya,”Kapan batas akhirnya?”
Ada apa dengan pertanyaan ini?
Lalu bagimana dengan sholat?
Adakah kita belajar tentang disiplin dari sholat?
Begitu sudah waktunya tiba tanpa diperintah, ibadah sholat dilakukan bahkan sebelum waktu tiba, kita sudah bersiap-siap untuk melaksanakannya. Tidak akan melihat kiri kanan, menunggu atau tidak ada kata-kata,” Mengapa saya-saya saja yang duluan datang atau tiba.”
Andai saja disiplin bisa seperti konsistennya waktu sholat, rakaat sholat dan segala macam ketentuannya, tidak akan ada yang mengurangi, semua sesuai aturannya, maka alangkah indahnya semua dengan disiplinnya.
Bagaimana dengan diri kita? Dalam disiplin diri, apakah ada kita mencontoh dari konsistensi sholat?
Lombok, 15 Februari 2021
Lomba blog ke -13.