Lebaran terkahir bersama ayahku aalah di Idul Fitri tahun 2022. Aku tidak percaya dengan kata-kata ayahku bahwa ayah tidak bisa bersamaku sampai akhir puasa. Tetapi ternyata benar, setelah puasa, ayahku berpulang ke Rahmatullah. “Innalillhi Wainna Ilaihi Rojiun.”
Puasa terakhir ayah dan lebaran terakhir merupakan kenangan yang tidak terlupakan. Kenangan bulan puasa juga merupakan kenangan yang tidak dapat aku lupakan. Seperti biasa, puasa bulan Ramadhan keluarga besar kami mengadakan acara buka puasa bersama. Semua saudara, keponakan, cucu dan cicit dari ayahku berkumpul di rumah ayah.
Berbuka puasa bersama ini sangat dinantikan oleh seluruh keponakan dan cucu yang masih kecil dan belum bekerja. Ada saat yang paling ditunggu yaitu saat akan diberikan hol atau uang oleh bibi, paman dan kakak. Kata orang,” Jangan ajarkan anak kita untuk meminta.”
Di kelurga besar ayah, kegiatan semacam ini sudah biasa. Bukan meminta tetapi saling memberi kepada keponakan atau kepada adik yang masih kecil atau masih sekolah. Jika anak atau keponakan sudah berkeja, mereka tidak lagi menerima pemberian tetapi mereka akan memberi. Demikian jika sudah menikah, maka mereka tidak berhak menerima pemberian tetapi pindah ke anaknya yang menerima. Demikian seterusnya. Tidak banyak memang tetapi keseruan dan kebahagiaan anak-anak yang paling utama. Aku tidak bisa membayangkan pada puasa yang akan datang, akan seperti apa rasanya tanpa ayahku. Dua puluh tujuh Ramadhan setiap tahunnya adalah acara rutin kami berbuka puasa bersama
Ayahku menyaksikan keseruan itu. Anak, cucu dan cicitnya yang bergembira ria. Ayahku saat itu sudah tidak banyak bicara. Saat berbuka pun, ayahku hanya menghabiskan air sedikit dan makanannya pun tak habis. Ayah hanya senang melihat kami berkumpul di kediamannya. Ayahku sudah mulai lemah saat puasa itu. Sholat tarawih tidak setiap malam di masjid seperti yang biasa ayah lakukan. Katanya ayah tidak kuat berjalan. Puasa ayahku penuh walaupun badannya lemah.
Puasa tahun lalu, kenangan terakhirku bersama ayah. Ayahku selalu menyukai setiap apa yang ku berikan padanya. Ayah selalu bangga dan bercerita ke mana-mana setiap aku berikan sesuatu padanya. Katanya aku anak baik. Katanya aku anak berbakti. Padahal yang kuberikan tidak ada apa-apanya. Andai ayah masih ada, akan ku perbaiki semua salahku. Akan ku luangkan waktu untuk ayahku, akan ku dahulukan ayahku daripada keluargaku, dan…………penyesalann…
Puasa tahun 2022, Ku berikan bukcet pada ayahku. Aku tidak menyangka bahwa itu buket terakhir untuk ayahku. Buket itu ternyata disimpan ayahku. Ayahkku ingin buket itu dipakai ibuku saat dibutuhkan nanti. Ini juga benar, buket itu dibuka ibuku setelah ayahku tiada.
Kini hanya ada ibuku…….
Aku berusaha untuk memenuhi pesan ayahku..”Jaga ibumu, jangan kecewakan ibumu.”
Lombok, 17 februari 2022
Berharap bisa jadi buku utuh ten tang Ayah
Semoga akan lahir buku tentang ayahku…ku persembahkan buat ayahku tercinta…