Dia ayahku….
Mengajarkan aku arti bersabar dan berserah diri pada Allah SWT,
Ayaku diberikan ujian sakit, ba’da puasa 2022. Puasa dijalani ayahku di saat sakit menimpanya. Dari hari ke hari, ayahku semakin melemah. Namun ayah tak pernah mengeluh sedikit pun. Di depan keluarga, ayahku selalu menunjukkan semangat hidup yang tinggi. Ayahku selalu mengatakan,”Ayah belum akan pergi. Ayah masih akan bersamamu, bersama kalian. Ayah tak bisa membayangkan jika kalian tidak bersama ayah”
Ayahku keluar masuk rumah sakit. Dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit yang lain. Kami berihktiar untuk kesembuhan ayah. Aku dan adik-adikku serta ibuku selalu mendampingi ayah dalam sakitnya. Di sanalah aku semakin melihat bahwa ayahku seorang yang penyabar dan ikhlas. Sangat sabar dan sabar…
Ayahku mengatakan,”Ini ujian Allah SWT, ayah terima. Ayah akan sembuh nanti.” Selalu saja ayahku mengatakan demikian di depanku, ibuku dan adik-adikku. Ketika minum obat, ketika disuapi makanan, atau ketika keadaan ayah sedikit membaik.
Banyak lagi hal-hal yang membuatku bangga pada ayahku dari kesabaran, usaha dan berserah diri pada Allah SWT. Dalam sakit yang semakin membuat ayahku melemah, ayah berpesan padaku untuk menjaga adik-adikku, menjaga ibuku dan menjaga persaudaraan kami.
Manusia memang hanya bisa berencana dan berusaha. Seluruh takdir adalah ketentuan Allah SWT. Sabtu, 1 Juli 2022, tangis pecah dalam keluarga kami. Ayahku,”Alimudin” lelaki pertama dalam hidupku pergi untuk selamanya. Ragaku, tubuhku seakan tak bersendi dan tak bertulang. Jiwaku melayang. Apa yang aku lihat hari itu seakan mimpi bagiku. Pertanyaan-pertanyaan pada Sang Pemilik hidup terucap maupun tersimpan dibenakku. Mengapa, Ya Allah? Mengapa, Ya Allah?
Pemintaan maaf pada ayahku…permohonan ampun pada Yang Maha Kuasa dan penyesalanku yang tiada berujung atas semua kesalahan yang aku lakukan pada ayahku. Aku bukanlah anak yang berbakti.
Iring-iringan pengantar jenazah ayah ke pemakaman sangat panjang, menjadi saksi bahwa “Dia Ayahku” orang baik. Semoga Jannah Allah adalah tempat terbaik untuk ayahku.
“Ibumu….Ibumu….Ibumu….baru ayahmu, tetapi bagiku….semuanya berjalan bersama, di mana ada ibu, maka di sana ada ayah. Ibumu dan ayahmu…….ibumu dan ayahmu……..ibumu dan ayahmu………..”
InshaAllah Almarhum Ayahanda Ananda Nuraini wafat dalam keadaan husnul khatimah. Aamiin Ya Rabbal Alamiin