Oleh Nuraini
Kali ini, saya akan mengurai tentang kegiatan akhir tahun pelajaran pada masa darurat corona virus disease 19 atau covid-19 yang punya cerita dan selalu ada cerita. Kegiatan akhir tahun pelajaran yang biasanya dirayakan dengan meriah tetapi tidak dengan tahun ini. Kegiatan akhir tahun yang sangat berbeda sebagai dampak dari corona virus 19. Kegiatan akhir tahun yang berbeda akan kenangan dalam hidup setiap insan pendidikan mulai dari kepala sekolah, guru dan siswa.
Sabtu, 20 Juni 2020, menorehkan catatan bagi insan pendidikan di tempat saya bertugas juga bagi insan pendidikan yang sedang menyelenggarakan kegiatan yang sama. Pembagian raport akhir tahun atau kenaikan kelas yang berbeda. Semua kegiatan yang dilakukan selalu mempertimbangkan keselamatan, keamanan dan tentunya berpedoman pada protokol kesehatan.
Di tempat saya bertugas, pembagian rapor dilakukan dengan teknik yang sama dengan pelaksanaan penilaian akhir semester 2 atau penilaian akhir tahun yaitu dilakukan di posko. Koordinator posko melanjutkan tugasnya ketika sebagai koordinator penilaian akhir semester 2. Prosedur kerja koordinator pembagian raport sebagai berikut:
- Kepala sekolah mengingatkan kembali tentang posko dan lokasi masing-masing posko
- Koordintor bertugas membagikan raport kepada kelas 1-6 yang berada di poskonya masing-masing
- Semua guru kelas (Kelas 1-6) menyerahkan nama peserta didik sesuai poskonya berdasarkan kedekatan tempat tinggal
- Sehari sebelum pembagian raport, koordinator posko menerima raport dari masing-masing guru kelas.
- Pada hari pelaksanaan pembagian raport atau kenaikan kelas di posko, semua koordiantor berangkat ke posko masing-masing setelah diberikan pembekalan oleh kepala sekolah
Apa isi pembekalan kepala sekolah sebelum koordinator berangkat ke poskonya?
Pembekalan kepala sekolah sarat dengan pesan protokol kesehatan. Memastikan protokol kesehatan harus dilaksanakan sebelum pelaksanaan pembagian raport. Menggunakan masker ketika hadir di tempat pembagian raport. Ini merupakan bentuk kasih sayang pada diri sendiri dan orang lain. Menyampaikan pesan moral juga tidak kalah pentingnya. Membudayakan antre pada saat penerimaan raport merupakan awal dari pencegahan kebiasaaan mengambil hak orang lain. Mengatur jarak pada saat akan mengambil rapor merupakan awal pembiasaan antre. Semua aturan dalam posko merupakan cara mematuhi protokol kesehatan dan sesungguhnya ada nilai karakter yang hendak ditanamkan atau dibudayakan.
Saya berpesan kepada pendidik yang akan berangkat ke posko pembagian rapor untuk menyampaikan salam dan permintaan maaf saya kepada,”Maafkan bapak dan ibu guru karena tidak bisa melakukan kegiatan meriah pada akhir tahun di sekolah. Pasti anak-anak sudah mengetahui apa sebabnya.”
Saya berpesan juga agar pembagian raport di posko jangan sampai kehilangan makna. Jangan sampai tidak ada kesan indah yang terekam di hati siswa Membuat acara yang berkesan di masing-masing-masing posko menjadi permintaan saya. Mengatu kegiatan sedemikian rupa, agar siswa merasa senang. Pembagian raport lebih berkesan meskipun tidak di sekolah. Jangan lupa semua kegiatan diabadikan atau didokumentasikan. Pada saat ada kesempatan tulislah moment itu menjadi sebuah tulisan atau karya yang layak di kenang.
Ragam foto kegiatan di setiap posko dengan cepat meramaikan whatsaap grup kelas. Beda koordinator beda pula cara merancang kegiatan pembagian raport di poskonya. Warna-warni pakaian siswa menambah warna-warni cerita . Mereka sayang dan rindu untuk memakai baju kelasnya masing-masing. Hari ini, terakhir bagi mereka untuk disebut sebagai siswa kelas sekian. Hitungan jam mereka sudah akan berada pada jenjang kelas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, mereka diberikan kesempatan untuk menggunakan baju seragam kelas mereka. Warna -warni posko pun menjadi indah.
Lain di tempat saya bertugas, lain pula ceita di tempat lain. Meramaikan dunia maya, facebook, whatsaap, IG dan lainnya. Secara personal, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada pejuang pendidikan . Karena pembatasan social distancing dan psycikal distancing yang tidak mengharuskan siswa hadir ke sekolah untuk mengambil rapor. Pejuang pendidikan inilah yang rela mengantar raport siswa dari rumah ke rumah. Jalan yang mereka lalui tidak semua mulus, tidak semua jalan hotmik, tidak beraspal panas dan sejenisnya. Jalan yang mereka lalui adalah jalan berliku, pematang sawah bahkan jurang yang terjal.
Dunia maya pun ramai. Para sahabat yang mengisi status dengan kegiatan seputar kenaikan kelas pada masa covid 19. Berharap juga dunia maya akan mengingatkannya kembali kelak tentang apa yang mereka lakukan pada waktu ini, tanggal dan bulan ini. Sebut saja status di media sosial facebook yang saya baca menyebut guru yang mengantar rapor berkeliling dari rumah ke rumah dengan sebutan “gojek rapor online.” Sebutan ini sama sekali bukan untuk menganggap rendah profesi guru juga gojek online, tetapi pengabdian yang tak kenal lelah, terus berjuang sebagaimana kerasnya perjuangan hidup gojek online. Saya pikir ini adalah bahasa kegembiraan dapat melakukan hal terbaik bagi siswa meskipun berat.
Apapun ceritanya, tetaplah mendedikasikan diri untuk pendidikan anak negeri. Berbuat yang terbaik untuk anak negeri.
Lombok, 20 Juni 2020