Gubernur Jawa Barat kang Emil kembali memperpanjang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk kota Depok hingga tanggal 20 Januari 2021.
Inilah topik yang saya ulas di NGETEH MORNING pada pagi hari ini.
Hari Senin (04/01/2021) kemarin, saya melakukan perjalanan menggunakan angkutan umum (Mikrolet) dari depan Perumahan tempat saya tinggal menuju percetakan Buring di jalan Margonda Depok. Tentu saja saya mematuhi aturan protokol kesehatan dengan menggunakan masker standar kesehatan dan membawa hand sanitizer.
Suasana kota Depok masih dalam masa penerapan PSBB dan seharusnya semua warga kota Depok mentaati aturan protokol kesehatan yang diberlakukan, seperti memakai masker, menjaga jarak dan sering cuci tangan pakai sabun.
Kemudian aturan penumpang dalam angkot (Mikrolet) yaitu satu orang di sebelah supir dan 5 orang di belakang dalam posisi 3 – 2.
Namun apa yang terjadi saat saya di dalam angkot ?
Saya berada di sebelah supir yang tidak menggunakan masker dan di belakang tidak ada lagi jaga jarak (posisi 3-2) namun tetap seperti era sebelum adanya pandemi corona yaitu posisi 6-4 (berdesakan).
Para penumpang memang menggunakan masker namun hampir semua yang saya liat lewat kaca spion hanya memakai masker yang tidak standar dan hanya 5 % efektif menangkal virus corona.
Saat angkot masuk di terminal saya melihat tak satu pun supir angkot yang menggunakan masker dan beberapa supir asyik merokok seraya menunggu antrian angkot untuk keluar terminal.
Tak terlihat razia penggunaan masker di lokasi terminal padahal status kota Depok adalah PSBB.
Tak seperti di awal PSBB bulan Maret/April 2020 dimana aparat aktif melaksanakan razia di dalam terminal maupun di jalan raya.
Angkot yang saya naiki melewati pasar kemiri. Saya lihat, pengunjung pasar sebagian menggunakan masker namun tetap tak patuhi jaga jarak yang memang sulit diterapkan di pasar tradisional. Para penjualnya banyak yang tak memakai masker dan kalaupun ada, masker hanya disangkutkan di dagu.
Lantas apa gunanya PSBB ?
Apa sekedar menunjukkan bahwa pemerintah masih serius menangani pandemi corona ?
Pantas saja kota Depok masih masuk dalam zona merah kalau kesadaran sebagian warga untuk menerapkan protokol kesehatan cuma sekadar basa basi.
Sepanjang perjalanan menuju percetakan Buring, saya bergunggam dalam hati. Sampai kapan pandemi corona ini akan berakhir kalau rantai penularan masih terus terjadi. Korban demi korban terus berjatuhan. Ada yang masih diberi umur dan bisa sehat kembali namun tak sedikit yang harus meregang nyawa dan menyisakan duka mendalam dari sanak keluarga yang ditinggalkan.
Sudah seharusnya PSBB benar benar diterapkan secara disiplin dan tegas.
Atau corona akan terus bersama kita dengan terus menebar kecemasan dan ketakutan serta kesedihan yang tak berujung ..
Saya pun tiba di percetakan Buring. Sebelum masuk, saya menyempatkan mencuci tangan dengan sabun yang sudah disiapkan oleh pemilik percetakan Buring.
Suasana di dalam percetakan sangat lenggang. Hanya ada tiga pelanggan termasuk saya. Para pegawai percetakan semua menggunakan masker standar dan beberapa plus memakai face shield. Penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat termasuk tempat duduk pelanggan yang berjarak selang satu tempat duduk dengan tanda kros (X).
Itulah pengamatan saya soal penerapan protokol kesehatan masa PSBB di kota Depok.
Efektifkah ? .. Au ah gelap ..
Yuk kita lanjutkan aktivitas di pagi ini dan jangan lupa nikmati dulu secangkir teh hangat anda ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 6 Januari 2021