Sumber gambar : kompas.com
Selamat pagi sobat,
Seperti tak mau kalah dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menebar Baliho bergambar Puan Maharani di kota kota besar di Indonesia, Partai Golongan Karya (Partai Golkar) pun juga menebar Baliho bergambar sang Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Tujuan pemasangan Baliho Airlangga terlihat lebih jelas ketimbang Baliho Puan Maharani. Meskipun hanya ditulis 2024 di Baliho namun arahnya sudah jelas yaitu Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024.
Sebagai Partai Politik yang pernah menghegemoni kekuasaan di Indonesia selama 32 tahun, adalah wajar bila Partai Golkar mengincar posisi tertinggi di Pemerintahan setelah era Orde Baru berakhir.
Sejak era Reformasi, Partai Golkar memang belum pernah mendudukkan kader terbaiknya di posisi Presiden Republik Indonesia. Partai Golkar memang pernah mempunyai kader terbaiknya duduk di kursi Wakil Presiden bahkan sampai dua kali, yaitu Jusuf Kalla. Meskipun saat itu di Pilpres tahun 2004 dan Pilpres tahun 2014, Jusuf Kalla tidak secara resmi dicalonkan oleh Partai Golkar sebagai Calon Wakil Presiden. Di Pilpres tahun 2004, Jusuf Kalla berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sementara Partai Golkar mencalonkan Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang memenangi konvensi di Partai Golkar saat itu. Kemudian di Pilpres tahun 2014, Jusuf Kalla berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi) sementara Partai Golkar mendukung pasangan Prabowo dan Hatta Rajasa.
Di tahun 2004, setelah terpilih menjadi Wakil Presiden, Jusuf Kalla terpilih menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar di Munas Partai Golkar tahun 2004.
Sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla dicalonkan Partai Golkar di Pilpres tahun 2009 berpasangan dengan Jenderal TNI (Purn) Wiranto. Saat itu, pasangan yang dicalonkan Partai Golkar tersebut tumbang di putaran pertama Pilpres tahun 2009.
Dari catatan di atas, menunjukkan bahwa selama pasangan Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat, Partai Golkar pernah dua kali mencalonkan kader terbaiknya sebagai calon Presiden yaitu Jenderal TNI (Purn) Wiranto di Pilpres tahun 2004 dan Jusuf Kalla di Pilpres tahun 2009.
Dalam dua Pilpres berturut turut, Partai Golkar absen dalam mencalonkan kader terbaiknya sebagai calon Presiden. Di Pilpres tahun 2014, Partai Golkar mendukung pasangan Prabowo dan Hatta Rajasa sedangkan di Pilpres tahun 2019, Partai Golkar mendukung pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Tentu saja di Pilpres tahun 2024, sebagai Partai besar terasa kurang elegan bila Partai Golkar tak lagi mencalonkan kader terbaiknya sebagai calon Presiden. Prestasi membuat hattrick tak mencalonkan Presiden tentu bertolak belakang dengan hattrick seorang pemain sepakbola di dalam sebuah pertandingan.
Dengan pemasangan Baliho sang Ketua Umum, Partai Golkar nampaknya tak mau mencetak hattrick tersebut namun bertekad untuk menjadikan Ketua Umumnya sebagai calon Presiden.
Ada dua kendala yang harus diatasi oleh Partai Golkar yaitu
Yang pertama, elektabilitas Airlangga Hartato masih sangat rendah, tak pernah mencapai dua digit. Bisa jadi, pemasangan Baliho Airlangga Hartato dimaksudkan untuk menggenjot elektabilitas yang bersangkutan agar bisa bergerak naik.
Yang kedua, Partai Golkar dengan perolehan kursi di DPR RI hasil Pileg tahun 2019 tidak mencukupi untuk bisa mencalonkan kadernya tanpa adanya koalisi. Seperti diketahui, aturan pencalonan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Peserta Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua lima persen) dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya (Pileg 2019).
Bila elektabilitas Airlangga masih tetap rendah jelang Pilpres tahun 2024 maka posisi tawar Partai Golkar dengan Partai lain untuk berkoalisi menjadikan sang Ketua Umum menjadi calon Presiden akan sangat lemah.
Namun demikian, aturan tersebut bisa saja berubah bila Undang Undang tentang Pemilu nantinya direvisi oleh DPR RI bersama Pemerintah sebelum Pilpres tahun 2024.
Kerja keras dari para kader Partai Golkar untuk menaikkan elektabilitas sang Ketua Umum dapat dilihat di sebuah daerah, sebutlah di Kabupaten Blora.
Seperti dirilis oleh kompas.com (06/08/2021) bahwa Baliho bergambar Airlangga Hartato mulai bertebaran di wilayah Kabupaten Blora, seperti yang terlihat di depan bekas Stasiun Blora.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kabupaten Blora Siswanto mengatakan, sekitar 15 baliho bergambar Ketua Umum Golkar tersebut disebar di sejumlah wilayah kabupaten Blora.
“Tujuannya ya sosialisasi Pak Ketua Umum untuk persiapan capres tahun 2024,” kata Siswanto.
Menurut Siswanto, baliho-baliho tersebut sengaja dipasang atas inisiatif dari para kader.
Bahkan, para kader tersebut rela patungan untuk mempromosikan Airlangga Hartarto lewat baliho.
“Biayanya ya iuran kader. Kader kita kan banyak, ada yang jadi pengusaha, ada yang jadi DPRD, macam-macam. Ya kita patungan kader iuran mandiri, murni iuran kader,” jelas Siswanto.
Adalah wajar bila kader dan simpatisan Partai Golkar mempunyai keinginan kuat untuk menjadikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato sebagai calon Presiden dan memenangi Pilpres tahun 2024.
Mungkinkah keinginan kuat dari kader dan simpatisan Partai Golkar akan terwujud ?
Kita tunggu saja ..
Sobat, saatnya saya undur diri ..
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 23 Agustus 2021
terima kasih, bakal seru nih