Salah satu batu akik yang menjadi milik saya di awal saya mulai tertarik untuk mengoleksi batu akik adalah batu Belimbing Aceh. Batu Belimbing Aceh ini berasal daerah Nanggro Aceh Darussalaml tepatnya di daerah Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Tengah.
Batu Belimbing Aceh ini tergolong dalam batu giok dan berjenis Chalcedony. Ada pula yang menggolingkan batu Belimbing Aceh sebagai jenis batu Idocrase.
Awalnya pada tanggal 10 April 2016, saya melihat di lapak online sebuah bongkahan berwarna kuning seperti jaket almamater saya, Universitas Indonesia. Oleh pelapaknya bongkahan batu tersebut dinamakan Belimbing Aceh.
Kemudian saya memutuskan untuk membeli bongkahan batu Belimbing Aceh tersebut.
Selang dua hari, saya sudah menerima bongkahan batu Belimbing Aceh yang saya beli.
Bongkahan batu Belimbing Aceh yang belum begitu tembus tersebut nampaknya hanya bisa dibuat sebuah batu cincin ukuran sedang. Namun saya masih belum tau harus membuat batu cincin di mana. Setelah mendapat informasi dari seorang penggemar batu akik yang kebetulan seorang security di Perumahan saya bahwa di Pasar Segar Depok gak jauh dari saya tinggal ada pengrajin pembuatan batu cincin. Pucuk dicinta ulam tiba, begitu kata pepatah.
Tak lama setelah mempunyai info tempat di mana ada pengrajin pembuatan batu cincin, saya pun pergi ke Pasar Segar Depok. Kala itu, selain pengrajin pembuatan batu cincin juga banyak pelapak penjual batu akik dan assesorisnya yang terletak di lantai dua. Sedangkan tempat pengrajin pembuatan batu cincin terletak di gedung paling belakang dekat kantor pengelola Padar Segar.
Sebelum ke tempat pembuatan batu cincin, saya menuju ke tempat penjualan batu akik dan assesorisnya di lantai dua untuk membeli sebuah ring atau cincin buat batu Belimbing Aceh saya setelah berbentuk batu cincin. Di sana saya mendapatkan sebuah cincin alpaka dengan motif yang cukup bagus dengan dimensi 22 mm x 15 mm.
Setelah mendapat sebuah cincin, saya menuju ke tempat pembuatan batu cincin. Di sana saya melihat dua kios yang buka dan saya langsung ke kios yang dekat pintu masuk. Seorang pengrajin pembuatan batu cincin menyapa saya dengan ramah dan kita saling berkenalan dan berjabat tangan. Pengrajin tersebut bernama Edo. Bongkahan batu Belimbing Aceh saya serahkan ke Edo untuk di GOSPOL, istilah untuk GOSok dan POLes untuk membuat sebuah batu cincin.
Untuk membuat sebuah batu cincin, Edo memerlukan waktu sekitar satu jam. Namun setelah batu Belimbing Aceh sudah terpasang di ring yang baru saya beli, Edo meminta saya untuk kembali ke lapak penjual ring agar batu Belimbing Aceh tersebut dapat direkatkan di ringnya. Saat itu Edo tidak mempunyai lem perekat batu ke cincin. Habis, katanya
Saya pun bergegas kembali ke lapak penjual ring di lantai dua dan dengan senang hati si penjual ring untuk merekatkan batu Belimbing Aceh pada ring yang berdimensi 22 mm x 15 mm.
Batu Belimbing Aceh selesai sudah terpasang di sebuah ring cincin alpaka dan langsung saya pakai saat kembali ke rumah.
Kemudian selang setahun kemudian tepatnya tanggal 1 Mei 2017, saya membeli bongkahan batu Belimbing Aceh di lapak online langganan saya yang berlokasi di kota Bogor. Bongkahan batu Belimbing Aceh yang saya beli kali ini berwarna putih semu kuning dan sudah tembus bila terkena lampu senter.
Bongkahan batu Belimbing Aceh yang saya beli ini baru saya buat batu cincin di tahun 2019. Setelah sebelumnya saya rendam dengan air hujan. Di Pasar Segar, bongkahan batu Belimbing Aceh ini di GOSPOL oleh Dedi, pengrajin langganan saya setelah Edo sudah tak lagi bekerja sebagai pengrajin batu akik dan akhirnya saya mendapat kabar dari Dedi bahwa Edo telah meninggal dunia karena sakit. Al Fatihah buat Edo ..
Batu cincin Belimbing Aceh yang dibuat oleh Dedi berdimensi 23 mm x 15 mm.
Batu Belimbing Aceh atau banyak orang menyebutnya dengan batu Extrajoss merupakan batu Chalcedoni Aceh yang sangat populer di kalangan masyarakat Aceh bahkan saat ini sudah menjadi incaran para pecinta batu akik dari berbagai daerah. Ciri khas Batu ini berwarna kuning hampir menyerupai warna buah belimbing kuning. Namun selain kuning ada juga batu Belimbing Aceh yang berwarna putih semu hijau atau kuning kemudian ada juga warana kuning muda kehijauan.
Batu Belimbing Aceh ini menurut para peneliti bebatuan memiliki kandungan mineral kalsium yang sangat banyak sehingga membuat batu ini memiliki kekerasan yang sangat rendah atau rapuh yaitu antara 3 – 3.5 Skala Mohs .
Namun demikian, keindahan Batu Belimbing Aceh atau Extrajoss ini tidak kalah dengan jenis batu akik lainnya sehingga tidak sedikit para pencinta batu akik berburu jenis Batu Belimbing Aceh atau Extrajoss ini.
Untuk menambah keindahan dari dua buah batu cincin Belimbing Aceh saya maka saya selalu merawatnya dengan cara mengolesi dan menggosoknya dengan minyak zaitun dan sesekali saya menhemurnya di panas Matahari.
Sungguh saya beruntung bisa memiliki batu Belimbing Aceh tersebut.
Alhamdulillah ..
NH
Depok, 2 Desember 2020