Live Must Go On

Menjalani hari demi hari dengan sakit yang diderita membuat tubuh suami makin melemah. Mual dan muntah belum berhenti sama sekali. Masalah baru muncul adalah muntahan dan ludahan bercampur dengan darah sisa biobsi masih terlihat. Moga saja hal ini tidak berlangsung lama.

Tidak banyak yang bisa diperbuat. Obat herbal dan ramuan-ramuan tumbuhan terus dikonsumsi tapi tidak memberikan efek sedikit pun. Namun demikian usaha demi usaha, perjuangan untuk bertahan tetap hadir karena anak-anak. Benar, alasan Kami bertahan anak-anak.

Orang Tua mana yang tega melihat kesedihan mendera anak mereka. Orang Tua mana tega membuat anak- anak murung dan menangis. Orang Tua mana Sanggup melihat anak mereka kehilangan kasih sayang. Tidak ada orang tua yang sanggup menyaksikan anak-anak mereka menderita. Seharusnya anak dibuat senyaman mungkin dalam keluarga, terlepas ada atau tiada masalah karena mereka anak kecil yang tidak berdosa dan tidak mengerti apa-apa. Dunia mereka saat ini adalah bermain, bercanda, tertawa dan bersenang-senang. Jangan sampai masalah keluarga membuat mereka kehilangan dunia nya.

Anak-anak adalah obat kesabaran suami. Anak-anak adalah Sumber kekuatan suami, dan anak-anak adalah penyemangat suami. Sakitnya suami membuat rumah makin sunyi. Tiada lagi keributan antara si sulung dan ayah. Tiada lagi rengekan nya mengajak ayah ke pantai. Karena dia tahu dan mengerti kalau ayah nya sakit.

Tapi …
Dia kadang-kadang masih mengesalkan, suka membuat ayah marah terutama suka loncat di tempat tidur sehingga mengganggu istirahat sang ayah. Dia suka bermain dan membuat suara ketika mau tidur sehingga membuat sang ayah terganggu.

Jujur, aku sedih melihat anak-anak. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Tiada lagi kesempatan untuk refreshing bersama sang ayah. Tapi kondisi ini tidak terlalu masalah buat mereka karena untuk refreshing pun juga terbatas. Corona lebih berkuasa menghantui ketika berada dalam kerumunan. Anak-anak pun terlihat biasa saja karena masih bisa menikmati hari-hari bersama teman-teman mereka. Tapi saya tidak tahu sepenuhnya dari psikologi mereka, apakah mereka benar-benar bahagia atau malahan tertekan.

Untuk menghibur mereka, kadang- kadang saya mengajak mereka menghabiskan waktu keliling kompleks. Mereka sangat menikmati jalan santai tersebut. Suatu waktu saya izin sama suami membawa anak jalan-jalan sambil menikmati indahnya taman Kota. Tentu saja aku tidak bisa menghabiskan waktu yang sangat lama berada di luar rumah karena aku harus memastikan keperluan suami. Terutama makanannya.

Melihat senyuman dan keceriaan mereka menjadi kebahagiaan tersendiri bagi diriku. Meskipun kondisi sesungguh nya keluarga ini tidak baik-baik saja, aku harus bersikap seperti biasa saja karena hidup mesti berjalan seperti biasanya. Meskipun sang ayah sakit, tidak menghalangi aktivitas yang masih bisa dilakukan selagi ayah mereka terurus dengan sangat baik, baik makanan, kondisi, kesehatan, dan perhatian.

Semoga kesehatan ku baik-baik saja, sehingga aku mampu berjuang dan mendampingi suami sampai sembuh. Benar, kesehatan ku juga mesti dijaga, jangan sampai drop sehingga menimbulkan masalah baru. Jika aku sakit, siapa yang akan memimpin keluarga ini, siapa yang menjaga anak-anak serta suami.

Ya Allah SWT, lindungilah kami sekeluarga sehingga kami senantiasa sehat dan bisa beraktivitas seperti biasa. Ya Allah Tuhan Penguasa Alam Semesta, tunjukkan kami jalan yang Engkau ridhoi agar suami hamba segera sembuh dari sakit nya. Angkat dan buang semua sakit nya hingga beliau terbebas dari semua rasa sakit. Ya Allah Tuhan yang Maha Tahu, kepada Engkau lah kami berserah diri dan kepada Engkau pula kami kembali. Tiada yang Maha Tahu selain Engkau karena Engkau Sang Pencipta dan Sang Kuasa.

Tinggalkan Balasan