Saking asik nya menulis, tak sadar jikalau nasi goreng spesial yang dipesan sudah ready. Saya pun melihat sekeling ternyata pagi-pagi tempat ini ramai juga. Saya menyelesaikan tulisan akhir sebelum berhenti menulis sehingga ide yang muncul tidak hilang.
Saya pun mulai menyantap makanan favorit ku. Mau siang, malam, atau pun pagi nasi goreng adalah makanan favorit. Kadangkala teman-teman heran, makan dimanapun pasti nasi goreng. “Coba ganti menu lain” Saya hanya tersenyum, menanggapi nya. Ada kejadian yang lebih lucu ketika akhirnya kata “katrok” melekat pengganti panggilanku.
Apakah aku marah? Tidak. Aku tidak marah karena inilah aku. sangat sederhana. Menu yang dipilih ketika makan bersama teman-teman juga sangat sederhana. Apa yang membuat berbeda? Segala makanan yang nama nya pizza, burger, sosis, spageti, roti isi daging, ditambah minuman yang ber gas tidak cocok di lidah, meskipun ada yang cocok tapi tetap lebih memilih air putih.
Untuk pilihan ayam krispi pun juga berbeda, saya lebih suka daging mentok dibanding sayap atau paha, dan sejenis nya. Saya suka semua jenis tapi pilihan utama adalah dada.
Banyak makanan yang tidak cocok di lidah ini. Rujak Salah satu makanan favorit mereka juga tidak cocok dengan lidah ini. Saya lebih memilih makan buah tanpa bumbu.
Banyak sekali perbedaan di antara kami tapi kami menyatu layak nya keluarga. Hubungan yang telah tercipta lebih kurang 15 tahun yang lalu membuat kami saling mengenal satu sama lain. Hubungan kami juga tidak semulus tiang listrik, tapi kami mampu mengatasi nya sehingga awet sampai sekarang.
Memang tidak ada yang sempurna tapi kami saling mengerti satu sama lain. Kekurangan masing-masing kami, menjadi kekuatan kami untuk selalu bersahabat. Hubungan kami bukan hubungan sesaat tapi lebih dari keluarga. Dalam hubungan kami tidak mengenal sikut menyikut teman, kami saling tolong menolong dalam suka dan duka.
Karakter masing-masing kami berbeda satu sama lain, tapi itu lah penguat kami. Kenangan persahabatan selama ini sempat hadir hari ini, gara-gara nasi goreng ini.
Saya pun melanjutkan suapan demi suapan sambil melihat beberapa meja yang sudah terisi oleh tamu sambil menikmati makanan mereka. Ada yang makan sambil membuka laptop, ada yang makan sambil memegang HP, ada yang makan sambil bercerita dengan sahabat, dan Ada juga yang makan bersama anak-anak.
Melihat anak kecil tersebut membuat saya merasa rindu terhadap anak-anak. Semenjak ayah mereka sakit, tiada waktu untuk mengajak mereka jalan-jalan. Pernah juga mereka menuturkan keinginan mereka sekedar berenang di pantai, tapi melihat kondisi sang ayah dan penjelasan yang diberikan merekapun bisa mengerti. Apakah benar-benar mengerti atau hanya pura-pura mengerti, saya tidak tahu. Yang jelas saya sudah menjelaskan sebaik mungkin sehingga mereka tidak merasa terabaikan.
Ingat anak-anak membuat air mata menetes. Wanita mana yang tidak sedih jikalau anak-anak tidak bisa bermain dan menghabiskan waktu dengan sang ayah. Saudara mereka sesekali bepergian bersama keluarga utuh, teman-teman mereka bercerita mereka jalan-jalan bersama ayah dan ibu mereka, sementara anak-anak hanya bisa mengadu dan ingin seperti teman mereka. Tapi apa daya, saat ini ayah lebih membutuhkan ketenangan dan istirahat yang cukup. Ayah belum bisa menemani kita berlibur maka kita harus banyak menghibur ayah agar ayah segera sembuh.
Lagi dan lagi pikiran berkelana. Saya pun meneguk minuman mineral dan melanjutkan menghabiskan nasi goreng yang sangat lezat dan nikmat. Semoga hari ini secerah langit di atas awan.