Kami harus lebih lama tinggal di kota ini tanpa ditemani anak-anak. Menunggu hari Senin tanggal 16 Agustus 2021, kondisi suami masih sama dengan dengan sebelumnya tapi tubuhnya makin melemah. Nyeri kepala seolah tidak mau hilang. Mata makin tidak sinkron, sakit dan memiliki penglihatan ganda, pipi nyeri dan mati rasa menyebabkan susah membuka dan mengunyah makanan, ditambah gigi dan telinga tidak nyaman.
Saya hanya bisa menyediakan kebutuhan makan beliau yaitu makanan yang lembut, halus, dan mudah ditelan. Tidak banyak yang bisa saya lakukan karena kanker belum ada obat nya. Untuk menghentikan penyebaran dan membunuh sel kanker maka harus dilakukan kemoterapi dan radioterapi.
Beliau hanya menghabiskan waktu dengan berbaring dan mencoba tidur. Semenjak mengidap penyakit ini, beliau selalu gelisah, tidurnya terganggu, makan tak berselera menyebabkan berat badan menurun secara drastis. Begitu berat penderitaan yang beliau rasakan menyebabkan beliau makin lemah tiap hari.
Agar sehat, beliau harus kuat dan bertahan, sementara aku harus lebih banyak bersabar dan menguatkan hati. Entah apa rencana Tuhan untuk kami, sehingga Dia menganggap kami mampu menjalaninya.
Aku berusaha memejamkan mata dan menghapus semua keresahan dan kegelisahan. Aku harus tegar dan menyerahkan semua kepada ketentuan-Nya.
Untuk menyelamatkan jiwa dari kesedihan dan keterpurukkan aku menyibukkan diri dengan konsentrasi mengikuti Sosialisasi dan Seleksi Program Nasional 1000 Guru Motivator Literasi 2021. Tuhan punya cara untuk senantiasa mendampingi kami.
Tepat nya hari Minggu satu hari sebelum kontrol ke rumah sakit, saya menghabiskan hari mengikuti acara sosialisasi dan seleksi program nasional tersebut. Cara ini mampu mengusir kejenuhan, kepenatan, dan kerisauan hati karena suami belum mendapatkan tindakan apapun dari dokter. Meskipun beban yang akan saya jalani setelah sosialisasi ini berat, tapi saya mrnyanggupinya sehingga otak dan pikiran saya tetap bekerja secara normal.
Hari-hari terasa begitu lambat berputar. Siang dan malam serasa lama berganti. Kami tidak sabar menunggu hari Senin. Padahal tinggal beberapa jam lagi menunggu jam 8 pagi Tetap saja terasa lama.
Menjelang jam 8 kami menuju rumah sakit, suami langsung mendaftar ke lantai 3, sementara saya mengambil hasil pemeriksaan darah. Setelah selesai saya langsung menyusul suami. Seperti biasa, kami harus mengantri menunggu panggilan.
Entah berapa lama kami menunggu tibalah giliran kami berkonsultasi. Saya menyerahkan paket berobat dan hasil lab kepada dokter. Setelah menjelaskan beberapa hal, dokter pun menjadwalkan kemoterapi. Berhubung selasa tanggal merah, maka jadwal kemoterapi nya dialihkan tanggal 18 Agustus 2021.
Dokter menjelaskan bahwa suami menderita KNF stadium 3. Dokter juga menyampaikan jikalau kemoterapi akan dilakukan 6x dan radioterapi 33x.
Dokter juga kembali menyebutkan efek dan cara Penanganan terhadap pasien setelah melakukan kemoterapi. Saya benar- benar harus paham dan mengerti apa yang disampaikan dan disarankan dokter sehingga saya tidak kebingungan di lapangan nantinya.
Selanjutnya dokter membuat protokol kemoterapi dan meresep obat-obatan pasca kemoterapi. Kami sabar menunggu dan sesekali suami atau saya bertanya hal-hal yang belum dipahami dan tidak dijelaskan. Suami juga menyampaikan keluhan sakit nya. Dokter pun menanggapi keluhan suami, “Segala rasa nyeri dan sakit yang muncul karena penyebaran sel kankernya. Untuk memutus dan mematikan sel tersebut maka diupayakan kemoterapi dan radioterapi”
Setelah mendapatkan protokol kemoterapi, dokter kembali menyarankan kami untuk mendaftarkan diri di ruang khusus kemoterapi. Selesai konsultasi, kamipun pamit. Sebelum meninggalkan ruangan saya terlebih mengesahkan semua berkas sebagai legalitas menuju ruang lainnya.
Langkah selanjutnya adalah suami menuju loket pengambilan obat sekaligus pulang beristirahat, sementara saya harus mencari dimana ruang kemoterapi.
Saya mengikuti arahan satpam menuju ruang yang dimaksud. Saya menyerahkan berkas kepada petugas yang ada di sana dan ternyata saya salah langkah. Sebelum ke ruangan tersebut, saya harus melapor langsung ke bagian tempat pengambilan obat.
Saya melangkah dengan cepat ke TPO yang dimaksud. Setelah melengkapi semua berkas yang diminta, saya pun mendapatkan sebuah catatan persetujuan untuk melakukan kemoterapi. Kemudian saya kembali ke ruang kemoterapi dan menyerahkan catatan kecil beserta hasil laboratorium. Selanjutnya, petugas memberikan informasi lanjutan tentang waktu kemoterapi nya.
Alhamdulillah, akhirnya suami terjadwal melakukan Kemoterapi pertama tanggal 18 Agustus 2021. Semoga Tuhan mempermudah semua langkah kami dalam menjalani proses pengobatan