Menutup Pembelajaran yang Efektif dan Menarik

Pendidikan151 Dilihat

 

Effective and Engaging Closing Lesson Activities berarti kegiatan menutup pelajaran yang efektif dan menarik, bukan hal yang baru bagi guru.berarti kegiatan menutup pelajaran yang efektif dan menarik. Materi ini sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Setiap calon guru pasti belajar 8 keterampilan mengajar. Kedelapan keterampilan mengajar itu adalah keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

Saya pun menjadi teringat ketika sekolah SPG tahun 1988 di kelas dua mulai belajar materi itu. Juga di program Diploma II PGSD Angkatan I ketika micro teaching juga memelajari delapan keterampilan mengajar tersebut. Bedanya, pada masa itu belum ada sentuhan teknologi dan referensi berbahasa Inggris karena guru/dosen kami memberikan pengantar menggunakan bahasa Indonesia dan kami memraktikkannya.

Menutup Pembelajaran yang Efektif dan Menarik

Sebelum pandemi Covid-19 saya hanya mengenal pembelajaran secara tatap muka. Hanya mahasiswa Universitas Terbuka yang saya ketahui belajar secara jarak jauh. Itu pun mereka harus melakukan tatap muka pada kelompok-kelompok belajar mereka. Tatap muka itu dipimpin oleh para tutor.

Hampir setahun ini, semenjak pandemi Covid-19 melanda negeri, saya mengenal dan melaksanakan pembelajaran jarak jauh secara daring (online). Namun demikian, karena kendala teknis, saya belum melaksanakan pembelajaran secara daring dengan berbagai aplikasi yang disediakan di internet.  Meskipun begitu, saya sebagai pendidik tentu wajib terus belajar untuk mengembangkan kemampuan agar kemampuan mengajar semakin baik. Di antara hal yang saya ingin pelajari adalah keterampilan menutup pelajaran secara efektif.

Menutup pembelajaran, baik tatap muka maupun secara daring (online) menjadi hal yang penting. Hal ini memiliki peran yang signifikan di antaranya untuk refleksi pembelajaran, memeriksa pemahaman siswa, menginternalisasi poin-poin utama materi yang diajarkan, menghubungkan materi dengan konsep kehidupan sehari-hari, mentransfer apa yang dipelajari pada situasi baru dan lain-lain.

 

Exit Tickets

Exit tickets adalah strategi yang dapat dilakukan guru menunjukkan kepada Anda apa yang dipikirkan siswa dan apa yang telah mereka pelajari di akhir pelajaran. Sebelum siswa pergi (untuk istirahat, makan siang, pengujung hari, kelas berikutnya, atau transisi ke mata pelajaran lain), mereka harus memberikan “tiket” yang diisi dengan jawaban atas pertanyaan, solusi untuk masalah, atau tanggapan terhadap apa yang telah mereka pelajari. Tiket Keluar membantu Anda menilai apakah siswa telah “menangkap apa yang Anda ajarkan” dan merencanakan pelajaran atau unit pengajaran berikutnya.
(https://www.theteachertoolkit.com/index.php/tool/exit-ticket)

Exit tickets digunakan guru untuk:

  1. Memeriksa pemahaman siswa dengan meminta mereka meringkas poin-poin penting dari pelajaran
  2. Memverifikasi bahwa siswa dapat memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penting berdasarkan pelajaran
  3. Menekankan pertanyaan penting untuk pelajaran hari itu
  4. Meminta siswa mengajukan pertanyaan yang masih mereka miliki tentang pelajaran tersebut
  5. Melihat apakah siswa dapat menerapkan konten dengan cara baru
  6. Merumuskan kelompok terbimbing untuk siswa yang tidak menunjukkan pemahaman setelah pelajaran
  7. Membuat ekstensi untuk siswa yang menunjukkan penguasaan setelah pelajaran

Exit tickets tidak selalu berupa catatan. Anak dapat memberikan tanggapan dalam bentuk rekaman suara. Disadari jika merekam menggunakan gawai maka memori gawai menjadi cepat penuh dan ini dapat memengaruhi kinerja gawai anak-anak dan juga guru. Oleh karena itu guru dapat menggunaan aplikasi vocaroo.com.

Siswa dapat merekam dengan menekan tombol rekam, hasilnya berupa link yang diapat dikirimkan kepada guru. Jika guru mengeklik lonk tersebut maka rekaman tersebut dapat didengar oleh guru tanpa membebani memori internal gawai guru.

Contoh link hasil rekaman (suara Pak Dadan selaku host pada webinar AISEI dan PSSDM tanggal 30 Januari 2021).

Guru dapat memeriksa pemahaman peserta didik dengan teknik 3-2-1: tiga hal yang didapatkan, dua hal yang dilakukan, dan satu hal yang masih ingin ditanyakan melalui suara pada aplikasi web tersebut.

 

Bring It Back to The Target

Dengan strategi ini, guru memeriksa kembali target yang diset pada awal pembelajaran. Guru menanyakan apakah sudah memenuhi target atau belum. Hal ini bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Target awal pembelajaran artinya tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Apakah peserta didik sudah mencapai tujuan pembelajaran tersebut atau belum.

 

Gif Your Feeling

Peserta didik diminta mengungkapkan perasaannya pada akhir pembelajaran. Mengapa ini penting? Mengutip Kansas Health System, ibu Tina atau Tintin Sri Suprihatin, S.Pd. mengatakan bahwa mengekspresikan emosi kita juga membawa lebih banyak manfaat. Ketika kita gagal untuk mengekspresikan emosi kita, otak kita sering kali berada dalam kondisi melawan-atau-lari. Ini adalah reaksi fisik terhadap stres yang memicu rangkaian peristiwa di seluruh tubuh kita.

Gif yang dimaksud adalah Graphics Interchange Format. Menurut Wikipedia, GIF merupakan format grafis yang paling sering digunakan untuk keperluan desain website. GIF memiliki kombinasi warna lebih sedikit dibanding JPEG, tetapi mampu menyimpan grafis dengan latar belakang transparan ataupun dalam bentuk animasi sederhana. Untuk memperoleh GIF ini guru dapat membawa siswa ke situs https://giphy.com/gifs/.

 

Countdown Timer

Acapkali guru abai terhadap waktu. Kadang terlalu asyik pada inti pembelajaran hingga melupakan alokasi waktu untuk menutup pembelajaran. Oeh karena itu, guru perlu memasang penghitung waktu.  Penghitung waktu mundur ini akan membantu guru untuk “mengingatkan” akan sisa waktu yang dimiliki.

 

DOs and DON’Ts

Apa saja hal yang harus dilakukan guru danapa yang jangan dilakukan guru pada saat menutup pembelajaran. Hal-hal yang seharusnya dilakukan guru adalah:

  1. Selalu mengalokasikan waktu pada perencanaan pembelajaran untuk penutupan.
  2. Menepati waktu yang telah diset pada awal pembelajaran
  3. Warm-upcool down
  4. Clean up, then wrap up

Sementara itu, hal-hal yang seyogyanya tidak dilakukan guru pada pada saat menutup pembelajaran adalah:

  1. Menghindari pertanyaan: Apakah kalian mengerti? atau Ada yang mau bertanya?
  2. Membahas ulang materi pelajaran.
  3. Menutup sesi tanpa ada kegiatan penutupan.
  4. Memberi kegiatan lain setelah penutupan

 

Itulah sekilas materi yang dapat saya tangkap dari kegiatan webinar Batch 2 Creative Teaching Workshop Series yang didukung oleh AISEI dan PPSDM. Sayangnya, ketika masuk ke Ruang Zoom, saya sudah terlambat. Perjalanan dari tempat kerja ke rumah membuat saya tidak bisa hadir tepat waktu. Pada saat saya masuk, ibu Vanny Handayani, S.Pd., M.Pd., Lecturer and Home School Teacher Kelas Kreatif 3,  hampir selesai menyampaikan materi. Namun sesudahnya, Ibu Tintin Sri Suprihatin, S.Pd., guru SMPN 9 Bandung kelas Kreatif 1, dapat saya ikuti dengan tuntas.

 

via GIPHY

 

Salam Blogger Sehat

DheSusanto

Tinggalkan Balasan