Kawan-kawan yang Dijumpa di Banyuwangi

KMAB, Terbaru, Wisata83 Dilihat

Sebuah perjalanan bukan hanya menambah portofolio foto-foto yang indah akan berbagai obyek wisata. Perjalanan juga membuatku bertemu orang-orang baru. Seringkali di sebuah perjalanan aku bertemu kawan-kawan baru yang berkesan. Berikut kisahku selama melakukan perjalanan di Banyuwangi. Ini adalah kisah yang sebagian pernah kuunggah di blog pribadi

Ada yang bilang dan menyarankan untuk meluangkan waktu setidaknya sekali setahun untuk melakukan perjalanan. Aku beruntung di suatu waktu bisa mewujudkan salah satu keinginanku menuju ujung timur Jawa dengan perjalanan darat. Ada banyak cerita yang kudapatkan di sana.Salah satunya adalah bertemu kawan-kawan.

Dua kali aku melakukan perjalanan di Banyuwangi. Ehm mungkin tiga jika dihitung saat melakukan darmawisata ke Bali, hanya sayangnya cuma singgah di pelabuhan, tidak jalan-jalan ke kotanya.

Perjalanan pertama kulakukan seorang diri dengan memanfaatkan kereta dan bus. Aku menuju Bali namun aku singgah tiga harian ke Banyuwangi. Di sana aku menginap di sebuah wisma yang dikelola adik kelas dari kampus.

Kawanku ada adik kelas pengelola wisma bersama keluarganya. Lalu aku mendapat kawan seorang penambang yang juga menemaniku ke Kawan Ijen.. Juga seorang ibu yang menjadi teman perjalanan menyenangkan di kereta.

Dalam perjalanan kedua aku lebih eksplor Banyuwangi. Aku berjumpa banyak kawan

Kawan pertama adalah pemilik penginapan di sebuah homestay yang terletak tak jauh dari Stasiun Karangasem, Banyuwangi. Ia adalah petugas KAI bernama Agus. Melihat sosoknya, aku terkagum-kagum. Ia orang yang gigih untuk mengubah hidupnya. Dari ia aku belajar bahwa mimpi besar itu bisa lahir dari siapa saja. Ia tak ingin hanya jadi petugas KAI, ia pun menggapai mimpinya menjadi travelpreneur. Usahanya berhasil, ia memiliki 14 kamar yang disewakan untuk wisatawan.

Ia kemudian mengajak saudara-saudaranya untuk bergerak di bidang penyewaan kendaraan dan berjualan makanan. Kami berpisah sebagai kawan dan siapa tahu kami juga akan bertemu lagi kelak jika aku kembali ke Banyuwangi.

Saat di Taman Nasional Baluran, para polisi hutan dan petugas Baluran juga bersahabat. Baluran masuk area Situbondo dan Banyuwangi.

Salah satunya bernama Linggar. Ia nampaknya menyukai pekerjaannya yang berkaitan dengan alam dan satwa. Melihat cerita petugas-petugas yang bekerja di taman nasional ini tidak mudah hidup di tempat terpencil, mengurus satwa, juga bagaimana mengotrol kawasan konservasi agar tak ada oknum jahat.

Selama pendakian ke Kawah Ijen aku berjumpa dengan berbagai orang. Karena si Upik kurang fit, maka aku pun melanjutkan pendakian sendirian. Tak benar-benar sendiri sih karena aku berjumpa dengan banyak orang. Ada sepasang kekasih yang saling menyemangati. Si pria rela mendorong tubuh pasangannya agar tetap kuat mendaki hingga puncak. Ada juga empat sekawan Anggi, Angga, Mimin, dan Dita. Kami berfoto bersama dan kemudian lanjut menjalin pertemanan melalui media sosial.

Dua sobat lainnya adalah Aris dan Abe alias Doel. Si Doel meminjamiku jas hujan ketika hujan lagi-lagi mengguyur sepanjang pendakian. Tapi karena aku malah kerepotan melangkah, akhirnya jas hujan itu kukembalikan. Kawannya, Aris kemudian bergabung bersama kami melanjutkan pendakian.

Awalnya aku sudah kelelahan, ingin beristirahat. Tapi jika kelamaan beristirahat akan bikin malas melangkah. Keduanya menyemangatiku untuk terus berjalan. Kami juga berjalan beriringan dengan tim SAR yang sedang melakukan pencarian kedua pendaki yang hilang.

Aku juga sudah dua kali ke Kawah Ijen. Sama-sama punya kenangan akan tempatnya yang indah. Aku juga kembali memiliki kawan-kawan baru dan cerita yang berkesan.

Tinggalkan Balasan