Bangkitlah anakku Hari esok masih ada

Terbaru17 Dilihat
  • 14.​​​​RELAPS DAN RUMAH SAKIT

Relaps dalam istilah kesehatan jiwa berarti kambuh. Relaps depresi terjadi ketika gejala mulai muncul kembali atau memburuk lagi selama masa pemulihan dari episode sebelumnya.

Kapan Depresi Dapat Kambuh Lagi?

Setelah episode pertama depresi, American Psychiatric Association mengatakan bahwa depresi dapat kembali dengan dua cara, yaitu:

1. Relaps Depresi

Relaps depresi terjadi ketika gejala mulai muncul kembali atau memburuk lagi selama masa pemulihan dari episode sebelumnya. Relaps kemungkinan besar dapat terjadi dalam 2 bulan setelah menghentikan pengobatan untuk episode sebelumnya.

2. Depresi Kembali Lagi Setelah Lama Pulih 

Kambuhnya depresi juga dapat terjadi ketika gejala kembali berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah seseorang pulih dari episode terakhir. Hal ini paling umum terjadi dalam 6 bulan pertama.

Apa saja Penyebab Depresi Kambuh Lagi

Pemicu umum untuk kekambuhan depresi, antara lain:

1. Peristiwa hidup yang penuh tekanan yang terjadi selama atau setelah pemulihan, mencakup konflik keluarga, perubahan hubungan, dan kesedihan.
2. Pemulihan yang tidak lengkap dari episode depresi terakhir sehingga orang tersebut tidak menerima perawatan penuh untuk gejala-gejala utamanya.
3. Menghentikan pengobatan sejak dini. Depresi tidak selalu memberikan respon perbaikan yang cepat. Perawatan selama 6 bulan atau lebih setelah kondisi gejala lebih baik dapat mengurangi risiko depresi di masa depan.
4. Kondisi medis seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung, dapat meningkatkan risiko depresi di masa depan.

Bagaimana Cara Mencegah Depresi Kambuh Lagi

Strategi pencegahan ini dapat membantu menghentikan depresi agar tidak kembali, antara lain:

1. Menyelesaikan seluruh pengobatan dapat secara signifikan mengurangi risiko kambuh, terutama selama 6 bulan kritis setelah perawatan dimulai.
2. Terapi berbasis mindfulness dapat membantu seseorang memahami setiap pola pikir negatif dan menemukan cara untuk mengatasinya. Suatu studi menunjukkan bahwa berlatih mindfulness tiga kali seminggu dapat mengurangi kekambuhan depresi hingga 50% dalam setahun.
3. Memberitahu teman dan keluarga tanda peringatan apa yang harus diperhatikan mungkin membantu mendeteksi episode lebih awal.

Relaps yang terjadi pada Kahfi selama 21 tahun jika dihitung mulai dia diculik sampai dengan tahun 2022 ada tiga kali relaps. Relaps ini dihitung dari begitu besar perubahan buruk yang terjadi pada dirinya yang berpotensi makin membahayakan dirinya dan orang lain, sehingga kami dengan segala daya upaya harus membawanya ke rumah sakit untuk rawat inap. Pertama relaps awal pada saat pacarnya datang terjadi kemarahan dan mengamuk, ketika itu dibawa ambulans ke rumah sakit di Klender. Relaps kedua terjadi ketika emosinya sering muncul tak terkendali, seperti memukul supir sekolah, memukul mahasiswa, berniat mau terjun dari lantai 17 apartemen dan menotol-notol lengannya dengan rokok yang masih menyala. Ketika itu dengan berbagai cara kami bujuk dia jalan-jalan lalu kami bawa ke sebuah sanatorium dan langsung minta dirawat inap. Relaps ketiga terjadi pada saat Kahfi sudah beristri, Kahfi sering marah-marah dan suatu saat mengejar mau memukul istrinya. Setelah agak reda kami bujuk dengan memberinya teh botol yang sudah kami masukkan bubuk obat penenangnya. Kahfi kemudian kami ajak jalan-jalan, ketika Kahfi tertidur di mobil lalu kami belokkan mobil ke Klinik yang diam-diam dokternya sudah dikontak sebelumnya.

Situasi rasa keputusasaan pada masa relapsnya ini tidak hanya terjadi pada pasien (Kahfi), tapi juga pada caregivernya yaitu aku. Pada saat ini muncul imanku yang melemah, melorotserendah-rendahnya.

Ya Allah… aku tidak sanggup lagi, aku menyerah…. aku ridho ambil saja nyawaku atau nyawa Kahfi.”

Namun pikiran dan perasaan itu dapat kulawan karena seperti ada yang membisikkan..

“come on..bunda Halimatus Sakdiyah kau bicara apa? Sebegitu lemahnyakah kau?.. Lihatlah Kahfi anakmusangat membutuhkan kasih sayangmu dan banyak yang lain masih membutuhkan uluran tanganmu. Engkau kuat, ayo bangkit sayang…”

Sampai kapan ini berakhir, ya Allah…?

“Mintalah terus padaku mendekatlah dan berikhtiarlah… Jangan cengeng hapus air matamu… Aku berikan ujian ini sesuai dengan kemampuanmu.”

“Baik terima kasih ya Allah… Bismillah. Air mataku..,hanya jika Engkau menjauh dariku.”

Kubuka kembali buku-buku referensi di perpustakan dan di internet, kubaca banyak testimoni terkait masalah ini. Pada saat aku sudah punya smartphone, kubuka Google, Youtube, Facebook dan sebagainya, kusearching info dan berita yang terkait dengan masalah ini. Aku menemukan sebuat Film di Youtube “A Beautiful mind”. Aku juga menemukan grup-grup yang anggotanya mengalami masalah yang lebih kurang sama denganku yaitu KPSI (Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia), dan juga ada grup Komunitas Bipolar. Ya Allah… begitu sempitnya pikiran dan perasaanku selama ini rupanya

Tinggalkan Balasan