Suatu kebanggan yang luar biasa bagi atlet yang diberi kepercayaan oleh negaranya untuk tampil di arena Olimpiade. Begitu pula bagi atlet tinju Indonesia, walaupun untuk meraih medali di arena Tinju Olimpiade bagaikan mimpi.
Agar bisa tampil dalam gelaran kegiatan multievent paling bergengsi ini, seorang petinju harus melewati rangkaian kualifikasi. Atlet yang pernah tampil pada ajang olimpiade akan mendapat julukan Olympian.
Sejak Indonesia berpartisipasi di ajang olimpiade, sampai saat ini baru meloloskan 17 petinju terbaiknya yang berhasil masuk dalam daftar peserta olympiade setelah melewati rangkaian kualifikasi.
Dalam tulisan ini saya akan menuliskan sepak terjang Olympian Indonesia, Syamsul Anwar Harahap. Syamsul Anwar Harahap adalah Olympian berdarah Batak kelahiran 1 Agustus 1952 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Dalam tulisan sebelumnya, saya sudah menuliskan sepak terjang Olympian Indonesia, Ferry Moniaga dan Wiem Gommies.
Syamsul Anwar Harahap merupakan salah satu petinju amatir terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Prestasi hebatnya sangat konsisten, bertahan selama sekitar 14 tahun di even bergengsi dengan level nasional maupun internasional. Dalam kurun waktu tersebut ia telah melakoni 139 pertandingan dengan reputasi 123 kali menang, hanya 16 kali kalah dan tidak pernah kalah KO.
Kejuaraan di level nasional yang pernah diikuti antara lain Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Kejuaraan Tinju Nasional (Kejurnas). Kejuaraan di level internasional yang pernah diikuti antara lain SEA Games, Kejuaraan Asia, Asian Games, Kejuaraan Dunia, hingga Olimpiade.
Untuk level Nasional dalam kurun waktu antara 1972-1981, Syamsul berhasil merajai Kelas Welter Ringan. Level Sea Games, tahun 1977 di Kuala Lumpur, Malaysia, meraih medali emas.
Level Kejuaraan Asia, tahun 1975 di Yokohama, Jepang, meraih medali perunggu Asian Championship. Tahun 1977 di Jakarta, Indonesia, meraih medali emas Asian Championship. Level Kejuaraan Dunia, tahun 1978 di Beograd, Yugoslavia, lolos ke babak 16 besar.
Level Olimpiade, satu kali tampil (1976 di Montreal, Kanada) dengan prestasi lolos ke 16 besar, saat itu medali emas diraih oleh Sugar Ray Leonard dari Amerika Serikat yang dikemudian hari menjadi petinju professional legendaris dengan reputasi Juara Dunia di lima kelas berbeda.
Di Arena Olimpiade Montreal 1976, di babak pertama, Syamsul Anwar mendapat bye dan lolos ke babak kedua. Di babak kedua, Syamsul Anwar menang W-O atas Moro Tahiru dari Ghana dan lolos ke babak ketiga. Di babak ketiga, Syamsul Anwar kalah angka 0-5 dari Petinju Rumania Calistrat Cutov.
Level turnamen terbuka bergengsi seperti Pesta Sukan di Singapura, Marcos Cup di Filipina, Pakistan Open, French Open di Prancis, dan Piala Presiden RI di Jakarta dengan prestasi meraih medali emas, atau perunggu.
Saat merebut medali emas Piala Presiden RI, Syamsul Anwar Harahap secara spektakuler mengalahkan petinju Amerika Serikat Thomas Herns yang di kemudian hari menjadi petinju professional legendaris dengan reputasi Juara Dunia di lima kelas yang berbeda.
Setelah pensiun, Syamsul Anwar masih tetap berkarya pada olahraga tinju dengan menjadi Promotor dan Komentator Tinju. Sejak wabah virus corona, tepatnya bulan Maret 2020, Ia kembali ke kampung halamannya di Paluta (Desa Lantosan, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara). Ia mengurus usaha pertanian dengan kegiatan sehari-harinya berkebun.