Bagi para petani pada umumnya melihat tumbuhan jenis ini sebagai tanaman liar pengganggu pertumbuhan tanam pertanian atau tanaman yang dibudidayakan. Azolla Mocrophylis. Satu-satunya jenis paku-pakuan yang mengapung di air. Sering ditemukan pada genangan air, selokan, kolam, persawahan, danau, atau sungai. Orang Jawa biasa menyebutnya mata lele, sedangkan orang Sunda menyebutnya sebagai kayu apu dadak atau kakarewoan.
Tanaman liar ini lebih banyak dianggap sebagai tanaman pengganggu atau gulma. Jika tumbuh di sawah-sawah pada masa produksi tanaman padi akan merugikan. Sebagai hama tentu saja akan menurunkan hasik produksi tanaman. Karena itu banyak dibuang begitu saja. Dikenal juga sebagai eceng gendot mini.
Meski jenisnya bervariasi tetapi tanaman liar ini ditemukan di seluruh dunia diantaranya di Amerika Selatan, sebagian besar Amerika Tengah, dan hingga Amerika Utara bagian barat . Tanaman ini menyebar juga ke Eropa, Afrika, Asia, Australia, Karibia, dan Hawaii.
Tetapi di balik sifat tanaman yang dianggap merugikan ini ternyata tersembunyi segudang manfaat alami. Manfaat bagi pertanian dan peternakan karena mengandung zat-zat seperti protein, nitrogen yang dikenal sebagai zat hara penggembur tanaman. Juga ada fosfor, kalium (potasium) dan sebagainya. Karena itu dapat diolah untuk dijadikan pupuk organik dalam bentuk kompos atau pupuk hijau.
Mungkin belum semua petani melihat muzizat ini karena terbatasnya informasi tentang pemanfaatan gulma tersebut. Tanaman ini mudah dibudidayakan dan sangat cepat berkembang. Pada umumnya tanaman azolla dapat dipanen dalam waktu 5 hingga 15 hari. Cara membudidayakannya mudah, hanya dengan menebarkan sedikit benih Azolla yang digosok tangan, akan cepat tumbuh dan berkembang menyebar memenuhi permukaan air dan mulai berkembang biak dengan sendirinya. Agar tanaman dapat memenuhi air lagi, sebagian hasil panen harus disisihkan.
Menarik jika menyimak pengalaman para peternak di Thailand. Ada peternak Thailand yang memanfaatkan Azola ini. Diolah jadi pakan ternak bebek, ayam, sapi dan ikan. Karena mengandung tinggi protein, vitamin dan mineral. Thailand merupakan negara industri pakan ternak terbesar di Asia Tenggara. Juga akuakultur yaitu budidaya organisme akuatik, seperti ikan, udang, kerang, rumput laut, dan teripang. Budidaya ikan merupakan bentuk akuakultur yang paling umum. Thailand merupakan salah satu pemeran utama di pasar unggas global dan diperkirakan juga akan meningkatkan ekspor daging sapi. Produksi pakan di Indonesia tercatat pada tahun pada tahun 2023, mencapai 26,14 juta ton. Pakan unggas mendominasi sebesar 90%.
Di Indonesia Azolla pun sudah mulai dimanfaatkan sebagai pakan ternak, pupuk organik, pengendali gulma, dan bahan baku biogas. Azolla juga dapat digunakan untuk membersihkan saluran air yang tercemar. Referensi menunjukkan salah satu manfaat Azolla adalah pengganti Pupuk Urea. Hal ini disebabkan oleh kemampuan sang gulma menghasilkan unsur Nitrogen yang siap diserap oleh tanaman. Unsur Nitrogen yang diberikan oleh tanaman azolla ini mampu menghemat penggunaan pupuk urea hingga 50%. Ternyata gulma pun dapat dimanfaatkan dengan mengandalkan kreativitas, pengetahuan dan teknologi.(Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom)