MENIKMATI PENCOK HIRIS DI BAWAH NAUNGAN GUBUK SAWAH

Terbaru286 Dilihat

Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom

Kenangan menikmat suasana desa di masa kecil patut disyukuri. Kenangan seperti generasi tempo doeloe tentang alam pedesaan belum tentu dialami generasi muda sekarang yang berada di kota dengan kehidupan sehari-hari yang modern. Jarang juga mereka mendapat kesempatan mencari dan menikmati suasana alam perdesaan yang masih asli dan asri. Sungai dengan air bening berkilau mengalir tenang di sela-sela bebatuan besar berwarna hitam, hamparan tanaman padi di sawah yang membentang luas dengan beberapa gubuk sederhana dibangun di atas pematang sawah. Kicauan burung di pepohonan saling menimpali nyaring terdengar diiringi hembusan angin sepoi-sepoi basah bagaikan alunan Simponi alam yang harmonis sayup-sayup menggelitik menyinggahi telinga. Sungguh suatu pemandangan alam yang mempesona dan tak akan mudah dilupakan sepanjang hayat dikandung badan.

Bukan hanya itu gambaran yang terekam dalam ingatan. Itu hanya sekilas memori yang melintas mencuat dari dalam benaman ambang sadar yang sesekali mencuat muncul ke atas permukaan alam pikiran. Nikmatnya cita rasa makanan tradisional masih juga melekat kuat seakan enggan meninggalkan lidah meskipun waktu puluhan tahun sudah berlalu. Bekal nasi dibawa dari rumah dibungkus daun pisang yang dikenal dengan nama timbel dilengkapi dengan beberapa macam lauk pauk, ada tempe, tahu, beberapa potong ikan asin jambal atau gabus dan sesekali ada potongan ayam goreng atau ikan mas atau ikan mujair sudah pasti tidak ketinggalan menemani perjalanan menikmati suasana desa di Jawa Barat.

Ketika telah puas dan kaki sudah mulai terasa penat melangkah menjelajahi bentangan sawah sambil sambil tangan sibuk memetik hiris yang tumbuh subur sepanjang pematang sawah, tibalah waktu rehat untuk menikmati bekal santap siang yang nikmat dalam naungan gubuk di tepi sawah. Dalam kantung perbekalan, cobek kecil terbuat dari tanah liat dan ulekanpun tak ketinggalan lengkap dengan bumbu-bumbu seperti kencur, garam, bawang putih beberapa siung. Cabe rawit dan daun kemangi pun dipetik dari pohon yang berjajar di sepanjang pematang sawah untuk melengkapi bumbu yang tersedia. Memang sudah diniatkan untuk membuat pencok atau rujak hiris ini sebagai tambahan menemani lauk pauk yang sudah ada.

Jika santap siang di bawah naungan gubuk di tepi sawah ini tidak dilengkapi dengan pencok atau rujak hiris ini rasanya santap siang yang singgal di lidah itu ketika dinikmati di bawah saung di tepi sawah tidak lengkap. Kepuasan indra pengecap ini kurang terlampiaskan. Mungkin ini memang selera orang Sunda yang sudah diwariskan dari zaman karuhun di tatar Parahyangan. Memang pola makan orang Sunda terkenal dengan banyak lalapan, sehingga ada seloroh yang dilemparkan kalau orang Sunda dilepas di kebun, cukup diberi sambal ia akan hidup.

Mengapa hiris ini jadi salah satu kenangan? Tanaman ini rupanya menyimpan beberapa khasiat. Hiris dapat tumbuh di iklim tropis dan sub-tropis, juga dapat bertahan tumbuh di tanah kering atau daerah panas. Ternyata tanaman perdu tahunan yang dijumpai di daerah Jawa Barat juga banyak tumbuh di daerah lain. Nama atau sebutannya beragam. Di Jawa di sebut gude, orang Makassar menyebutnya binatung, kance kata orang Bugis, sedangkan di Halmahera dikenal sebagai legui atau lebui, dalam Bahasa Madura kacang kaju, penduduk Ternate dan Tidore menamakannya fouhate dan banyak lagi sebutan di masing-masing daerah.

Hiris yang memiliki nama spesies dalam Bahasa Latin Cajanu Cajan konon berasal dari India dan menyebar  ke seluruh bagian dunia termasuk ke Indonesia. Di Afrika Selatan dan Amerika Tengah sangat populer sebagai sumber makanan utama.

Tanaman ini ternyata juga memiliki beberapa manfaat. Selain biji, daunnya banyak mengandung zat lemas (nitrogen) yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau pada lahan pertanian dan dijadikan pakan ternak. Karena kaya protein dapat membantu pembentukan membran sel-sel tubuh sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka. Hiris juga mengandung asam amino esensial yaitu salah satu protein utama penyusun organ tubuh manusia. Kandungan Omega 3nya yaitu sejenis asam lemak yang komplek baik sekali untuk menunjang kesehatan sistem syaraf pusat  sehingga menjaga kemampuan berfikir, membantu tetap focus atau kemampuan konsentrasi. Selain itu digunakan untuk mencegah konstipasi atau sulit buang air besar, menghilangkan stress, memproduksi sel darah merah karena mengandung asam folat (Vitamin B9) yaitu salah satu komponen dari vitamin B kompleks yang berfungsi dalam rantai DNA. Penderita GERD yang merupakan penyakit reflux asam lambung dianjurkan untuk makan hiris atau gude ini. Hiris juga baik untuk ibu hamil, membantu perkembangan janin juga mengatur hormone untuk Kesehatan reproduksi. Juga ada yang menggunakannya sebagai  obat sakit kuning, sariawan, batuk, cacingan dan banyak lagi.Tentu cara mengolah hiris inipun tidak hanya dibuat pencok atau rujak, tetapi bisa juga diolah menjadi masakan lain seperti direbus, sayuran yang ditumis, sup dan lain-lain.

Sayangnya tanaman ini di Indonesia meskipun tergolong kelompok besar kacang-kacangan (leguminase) belum banyak dimanfaatkan atau dibudidayakan secara luas sebagai salah satu bahan makanan seperti jenis kacang. Banyak ditanam sebagai tanaman yang merambat di pagar-pagar halaman.

Tinggalkan Balasan