Butir-butir pancasila sila keempat
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Yang terkandung dalam pancasila keempat.
Butiran ini menghendaki prinsip musyawarah dalam memecahkan masalah bukan menang dan kalah, serta kepentingan golongan. Tetapi dengan menggunakan akal sehat tidak dalam kondisi mabuk dan anarki, sesuai dengan hati nurani, kejujuran dan akal sehat merupakan cermin sikap takwa kepada tuhan, sehingga keputusan tidak betentangan dengan hukum Tuhan dan kemaslahatan umat manusia.
Setiap pengambilan keputusan dalam melaksanakan suatu musyawarah haruslah sesuai dengan akal sehat dan sesuai hati nurani agar keputusan tersebut dapat diterima oleh semua kalangan yang berkaitan dengan isi musyawarah tersebut. Kenyataannya banyak yang tidak singkron antara keputusan dengan hasil yang nantinya akan tercapai. Penyebabnya yaitu tentu karena mereka yang membuat keputusan tidak memikirkan secara matang dan terburu-buru sehingga menimbulkan ketidak pastikan pendapat bagi semuanya.
Contoh dalam lingkungan bermasyarakat, keputusan menyangkut peraturan mengikat seluruh warga masyarakat. Di lingkungan masyarakat biasanya ada kepala desa, lurah, rukun warga(RW), rukun tetangga(RT), dan pemuka masyarakat. Mereka biasanya memimpin musyawarah antar warga. Musyawarah menghasilkan keputusan bersama yang harus diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat. Misalnya, keputusan untuk melakukan gotong royong, membersihkan lingkungan dengan ronda malam bergiliran, dan berbagai tugas sosial yang lain.
Pernahkah kalian melanggar keputusan bersama? Apa yang akan terjadi jika keputusan bersama tidak dilaksanakan dengan semestinya?
Apabila keputusan bersama tidak dipatuhi maka tujuan dari keputusan tersebut tidak akan tercapai.
Di samping itu, akan muncul banyak permasalahan yang lain bila kita melanggar keputusan tersebut. Berikut ini diuraikan bentuk-bentuk sikap dan perilaku yang tidak mematuhi keputusan bersama, antara lain:
a. Melanggar keputusan dengan cara tidak mau melaksanakan isi keputusan.
b. Lari dari tanggung jawab yang harus dipikul.
c. Tidak mau menghargai pendapat orang lain dan maunya menang sendiri.
d. Memprovokasi orang lain untuk tidak melaksanakan hasil keputusan.
e. Mensabotase hasil keputusan dengan cara yang licik dan sebagainya.
Bentuk-bentuk perilaku di atas akan berkaitan pada hancurnya keputusan yang telah disepakati bersama dan rusaknya persatuan dan kesatuan diantara pihak-pihak yang mengadakan keputusan. Sikap tercela diatas juga bisa memicu terjadinya konflik berkepanjangan. Oleh karena itu, sewajarnyalah kita sebagai manusia wajib menghargai dan menghormati segala hasil keputusan dengan mematuhi dan melaksanakan hasil keputusan itu dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas.