Perjuangan Dimulai

Terbaru32 Dilihat

Perjuangan Dimulai

Pada hari keempat tantangan lomba blog “Menulis di Blog Jadi Buku” ini saya akan melanjutkan postingan saya yang kemarin. Kali ini judul yang saya tulis “Perjuangan Dimulai”. Pada postingan sebelumnya, saya telah menuliskan bahwa pada awal terima menjadi GTT untuk sementara saya ditugaskan untuk mengelola perpustakaan yang terbengkalai akibat adanya gempa bumi. Selain itu, saya juga diberikan tugas untuk masuk ke kelas-kelas menggantikan guru yang berhalangan hadir ataupun guru yang terpaksa tidak bisa mengajar karena ada kepentingan dinas.

Saya berusaha melaksanakan tugas tersebut dengan senang. Saya sudah menyatakan kesanggupan untuk menjadi tenaga honorer disitu, berarti segala konsekuensinya ya harus dijalani, begitulah yang terbesit dalam hati. Seperti yang telah disampaikan Bapak kepala sekolah, bahwa sebagai GTT atau tenaga honorer harus siap mental untuk benar-benar mengabdi bukan mencari gaji. Sebagai honorer bisa dikatakan bekerja “sukarela” dan “gotong-royong”. Pada saat saya melamar sudah disampaikan bahwa “gaji” yang akan diberikan ala kadarnya dan jauh dari UMP.

Walaupun begitu, ada sedikit hal yang membuat saya menggantungkan harapan ketika itu, ketika Bapak kepala sekolah memberi harapan bahwa mungkin suatu saat nanti akan ada pengangkatan menjadi CPNS, karena honor pada instansi pemerintah. Dalam hati tentu sangat berharap hal itu akan terjadi. Itu juga salah satu hal yang membuatku menyatakan sanggup untuk mengabdi di sekolah tersebut.

Sesuai dengan pepatah “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”, sayapun semakin memantapkan hati untuk berusaha mengabdi dan urusan gaji nanti. Bismillah..perjuangan baru saja dimulai. Jalani dengan bersemangat. Niatkan juga untuk berbagi apa yang kita miliki. Sejak kecil saya bercita-cita menjadi guru. Inilah kesempatan untuk mewujudkannya, walaupun menjadi GTT. Untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan tentu diperlukan usaha dan doa.

Sudah hampir sebulan awal bekerja di sekolah tersebut lancar dan tidak ada kendala berarti. Hanya butuh penyesuaian karena kemudian tinggal bersama suami di lain kecamatan. Membutuhkan perjalanan sekitar 30 menit untuk sampai di sekolah setiap harinya. Perjalanan yang menurutku cukup jauh juga jika dibandingkan dengan teman-temanku. Sebenarnya jika saya tinggal bersama orang tua tidak sampai 10 menit sampai. Tetapi segala konsekuensi harus dijalani karena sudah memilih ikut tinggal bersama suami.

Demikian cerita pengalaman hidup saya saat awal-awal menjadi GTT. Perjuangan panjang baru saja dimulai. Akan saya tuliskan cerita-cerita selanjutnya dengan harapan akan terangkai menjadi cerita yang utuh yang terangkum dalam sebuah buku true story.

Simak kisah selanjutnya ya!

 

Salam Literasi,

 

Rofiana, S.Pd.

SD Pungkuran Pleret Bantul

NPA 11041400010

Tinggalkan Balasan