MENGEMBANGKAN SIKAP SALING MENGHORMATI KEBEBASAN MENJALANKAN IBADAH SESUAI DENGAN AGAMA DAN KEPERCAYAANNYA MASING-MASING

Terbaru608 Dilihat

MENGEMBANGKAN SIKAP SALING MENGHORMATI KEBEBASAN MENJALANKAN IBADAH SESUAI DENGAN AGAMA DAN KEPERCAYAANNYA MASING-MASING

Nama : Septi Hanna Pertiwi

NIM : 21051

Tingkat : 1A

Assalamualikun Wr.Wb. Saya ingin membahas mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. “sila pertama butir ke 6”

Teman-teman pasti tau kan kalau agama yang di Indonesia itu sangat beragam dan kepercayaannya pun juga berbeda-beda. Seperti yang kita ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara yang menganut semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.

Perbedaan itu terdapat dalam suku bangsa, bahasa, maupun agama. Jadi kita sebagai warga Indonesia yang baik kita harus saling menghormati perbedaan tersebut.

Seperti yang tercantum pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa (1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; serta (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap pendudukan untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

UUD 1945 dan nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila memberikan ruang untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat bergama di Indonesia.

Sikap menghargai dan menghormati dalam kehidupan sehari-sehari sudah ada dalam kandungan nilai-nilai Pancasila. Setiap sila dalam Pancasila berisi nilai menghargai dan menghormati khususnya untuk memahami perbedaan yang ada.

Baik dalam kehidupan agama yang bersinggungan dengan Tuhan hingga kehidupan bernegara yang bersinggung dengan masyarakat dan negara, sikap saling menghargai dan menghormati menjadi pilar bersikap bagi masyarakat.

Contoh sikap saling menghargai dalam kehidupan sehari-sehari:

Menghargai dan toleransi pada orang yang berbeda agama serta tetap rukundan menghargai hari raya keagamaan orang lain.
Menjaga keharmonisan lingkungans ekitar dengan tidak mengganggu orang yang sedang beribadah.
Tidak menghina suatu agama dan merasa agama yang dianutnya adalah yang lebih baik.
Tidak melakukan sikap semena-mena terhadap orang lain.
Kita menghargai pendapat orang lain, memberikan kesempatan untuk menyampaikan pemikiran, dan membuat keputusan yang mengutamakan kepentingan bersama.
Bergaul dan berteman dengan baik tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial.
Menerima hadiah dari teman dan menggunakannya dengan baik.
Selalu melakukan kegiatan kemasyarakatan dengan asas adil, gotong royong, dan keluargaan.
Menghargai HAM yang dimiliki oleh setiap orang.
Ikut menghadiri undangan yang diberikan teman.
Mencicipi makanan yang dibuat oleh orang lain untuk kita.
Apabila kita tidak suka pemberian orang lain, maka jangan langsung ditolak tetapi diterima dan menghargai pemberiannya.
Guru memberikan nilai tambahan atau meluluskan ujian pada murid yang rajin belajar, mau berusaha, mengikutiaturan, dan beriskap baik.

Contoh pengalaman nilai yang terkandung dalam sila pertama butir ke 6 Pancasila di sekolah yaitu sebagai berikut:

Menghormati teman atau guru yang berbeda agama.
Menunjukkan sikap tolenrasi kepada semua warga sekolah.
Selalu rukun dengan semua warga sekolah yang berbeda agama.
Menjalankan perintah agama masing-masing.
Tidak menjadikan perbedaan agama sebagai halangan untuk beteman.
Menghormati dan menghargai hari-hari besar keagamaan teman yang berbeda agama.

 

Tinggalkan Balasan