Orang tuaku yang sejak kecil dididik di sekolah berbahasa mandarin, tetapi sejak terjadi pergolakan politik di tahun 1960-an. Semua sekolah yang tidak menggunakan bahasa Indonesia mengalami penutupan operasional. Maka, mereka dan generasinya mengalami kesulitan untuk melanjutkan sekolah, karena berbagai faktor. Beberapa memang bisa melanjutkan pendidikan di sekolah berbahasa Indonesia. Namun kedua orang tua saya tidak dapat melakukannya, karena faktor ekonomi dan birokrasi saat itu.
Pendidikan yang mereka tempuh saat sekolah ditutup itu setingkat SMP. Dengan pedidikanya yang tidak terlalu tinggi ini, tentu sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Namun yang luar biasa yang dapat diteladani dari mereka, adalah daya juang yang tangguh. Mereka menjadi inspirasi bagi saya. Saya dihadapkan pada jalan pendidikan yang harus saya rintis hingga meraih gelar sarjana. Mewujudkan salah satu impian mereka adalah memberikan pendidikan yang cukup bagai anak mereka. Bahkan lebih tinggi dari yang mereka dapat. Mungkin ini bukan hanya impian orang tua kami, tapi hampir semua orang tua mendambakan hal tersebut.
Kami dua bersudara dibesarkan dengan pola asuh yang sedikit berbeda, meski kami berdua sama-sama laki-laki. Dengan selilih usia 6 tahun, ayah mungkin sudah melihat bakat saya sejak duduk di Bangku SD, dia tidak mengizikna saya membantunya di bengkel sepeda tempat dia berusaha. Beberda dengan adik saya yang diperbolehkan membantunya sampai kadang kotor dengan oli. Sedangkan saya dibiarkan kotor bersama tanah dari pot dan tanaman yang ada di samping rumah. Pernah di saat masa kami saling iri satu dengan yang lain karena merasa dibedakan.
Saat ini ketika direnungkan, ternyata pengalamanan mengajarkan mereka cara membesarkan kami berdua dengan potensi,ketertarikan, karakter dan talenta kami yang berbeda. Saya pribadi dengan meiliki tingkat pendidikan lebih tinggi belum tentu bisa melihat potensi anak saya sebaik ayah saya melihat potensi kami berdua.
Saat menjelang lulus dari SMP, saya mau melanjutkan ke Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA). Dan secepatnya mencari kerja tanpa melanjutkan kuliah di perguran Tinggi, karena saya memahami kondisi ekonomi keluarga. Saya sempat berpikir untuk melanjutkan ke SPMA, karena itu salah satu bidang yang saya sukai dan berharap setelah lulus dapat langsung bekerja, tanpa mengetahui secara jelas juga akan bekerja dimana.
Namun, akhirnya saya malah melanjutkan ke SMAN terbaik di kota Sumedang, yaitu SMAN 1 Sumedang. Dan kemdian menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran. Tadinya saya sempat menyerah dalam menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi. Karena alasan biaya dan juga idealisme yang saya inginkan dalam menyelesaikannya.
Dengan dukungan yang mereka berikan dan didukung keinginan untuk meningkatkan derajat keluarga, akhirnya saya dapat menyelesaikan pendidikan sarjana saya dan lulus dengan IPK 3,22. Memang tidak mendapat predikat Cumlaude, tetapi setidaknya saya telah membuktikan perjuangan saya sampai meraih gelar Sarjana Pertanian.
Dukungan yang mereka berikan dalam keterbatasan pendidikan mereka, lebih dirasakan dalam bentuk duakungan doa dan semangat. Mereka terus mendorong saya untuk berkembang, dan mengusahakan yang terbaik bagi kami. Salah satu contohnya, adalah selalu menyediakan biaya saya untuk berangkat kuliah yang berjarak kurang lebih 35 Km. Entah bagaimana cara mereka bisa enyediakannya meski saya mengetahui bengkel dan warung dalam kondisi tidak baik.
Inspirasi yang bisa saya dapat, keterbatasan tingkat pendidikan ternyata tidak mempengaruhi pola asuh. Pelajaran kehidupan yang membentuk mereka menjadi sosok yang luar biasa bagi kami anak-anaknya. Orang mungkin hanya melihat mereka sebagai ornag tua bisa yang bekerja sebagai montir sepeda dan seorang ibu yang membantu ekonomi keluarga dengan membuka warung kecil disamping bengkel.
Bagi kami, anaknya kenangan yang mereka tinggalkan merupakan pendidikan kehidupan dan sumber inspirasi bagi kami dalam menjalani kehidupan ini. Kedua tokoh yang menjadi inspirasi bagi kami.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Selamat Bang Sam berhasil posting perdana di website YPTD. Bekal pengalaman ini sangat berguna mengikuiti KMAC. Kualitas posting bisa ditingkatkan dengan cara editing. Silahkan masuk lagi ke website terbitkanbukugratis.id . Kliq Artikel anda Nanti dibagian bawah ada kata “ubah” kliq kemudian bisa memperbaiki tulisan bila terdapat typo. kemudian di sebelah kanan kliq Kategori. Pilih kategori tulisan. Disana ada KMAC dan YPTD wajib di kliq. Terkait dengan menyisipkan gambar nanti ada video tutorial karya Mbak Ditta berupa panduan meletakkan gambar/foto di dalam artikel. Semangat Literasi. / YPTD
Terima kasih Pak Thamrin Dahlan, maaf baru membalas komentar bapak. Karena baru mengerti cara nya membalas komentar.
Terima kasih
Keren Koko Sim,.. masukan bapak Thamrin sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tulisan kita. Yuk terus menulis di terbitkanbukugratis juga blog Koko Sim yang lain
Terima kasih Bunda Nani, terima kasih sudah mengajak saya bergabung di komunitas ini.
Salam Literasi