Wabah Penyakit Tipes
Pada tahun lalu, tepatnya tahun 2020 saya sempat dirawat disalah satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta. Waktu itu saya mendaftar di Poli Dalam karena terdapat keluhan pusing, mual, tiap sore demam tidak kunjung sembuh, dan ada gangguan BAB. Saya merasa badan saya kurang enak. Di hari itu tepatnya jam 1 siang, saya melakukan pendaftaran terlebuh dahulu agar bisa ditindak lanjuti. Pendaftaran sudah menggunakan komputerisasi sehingga prosesnya cepat. Maklum rumah sakit yang saya datangi adalah rumah sakit swasta yang cukup besar yang ada di Jakarta. Pada waktu itu saya mendapat antrian nomor 48.
Selesai melakukan pendaftaran saya diarahakan di bagian poliklinik dalam oleh petugas pendafataran. Petugas pendafataran menginformasikan untuk menunggu panggilan perawat untuk cek kondisi tekanan darah dll. Perawat yang bertugas pun juga ramah, peralatan yang digunakan juga sudah modern seperti tensimeter model digital. Ketika akan dilakukan pengecekan tekanan darah, petugas sangat ramah sambil menanyakan nama dan umur saya. Kemudian seperti biasa petugas menanyakan keluhan saya berkunjung berobat. Setelah selesai cek tekanan darah dll, saya dipersilahkan menunggu sesuai antrian pendaftaran. Papan informasi digital terlihat di depan setiap pintu masuk poliklinik. Papan tersebut berupa informasi dokter yang praktek dan informasi antrian pasien.
Rumah Sakit ini terlihat sangat nyaman, dengan lingkungan yg tidak berisik, bersih, dan wangi disetiap sudutnya. Setelah menunggu sekitar 30an menit akhirnya no antrian saya di panggil untuk masuk ke poliklinik. Setelah saya masuk poliklinik, saya disambut oleh dokter dan seorang perawat. Salam, senyum, dan sapa menyambut percakapan saya dan dokter poliklinik tersebut. Dalam ruangan tersebut terlihat meja dengan komputer didalamnya yang menginformasikan identitas saya yang sudah terekam di pendafatran. Tidak lupa doker menanyakan keluhan yang saya alami meskipun tadi ketika cek tekanan darah perawat sudah menanyakan keluhan yang saya alami. Setelah dilakukan anamnese dan beberapa pengecekan, dokter menyarankan melakukan cek darah untuk memastikan penyakit yang saya derita selama ini. Kemudian dokter membuat surat pengantar untuk diberikan ke laboratorium.
Setelah selesai pengambilan darah, saya dipersilahkan untuk menggu hasilnya di ruang tunggu. Sekitar 30an menit menunggu akhirnya hasil lab sudah bisa diambil. Saya dipersilahkan untuk kembali ke bagian poliklinik dalam untuk penanganan lebih lanjut oleh dokter.
Ketika sampai di poliklinik dalam saya melaporkan ke perawat jaga untuk konfirmasi hasil lab. Setelah masuk ruangan poliklinik, saya dipersilahkan duduk dan menyerahkan hasil lab ke dokter tersebut. Trombosit normal, artinya bukan demam berdarah. Sintya.. di laporan lab ditemukan tiga jenis bakteri salmonella. Wah, satu jenis bakteri saja sudah bikin ulah, ada tiga jenis, pantaslah beratnya penderitaan yang saya tanggung. Kemudian dokter menjelaskan hasil lab dengan lengkap, dan mendiagnosis penyakit saya karena tipes. Setalah selesai memberikan penjelasan tentang diagnosa tersebut, dokter menanyakan mau rawat inap atau rawat jalan. Karena kondisi saya sangat tidak memungkinkan untuk rawat jalan, saya memutuskan untuk memilih rawat inap di Rumah Sakit tersebut.
Setelah itu dokter menyampaikan kepada perawat dan asistennya untuk mempersiapkan kamar inap untuk saya. 45 menit saya menunggu, lalu saya mendapat kamar VIP dengan fasilitas yang sangat lengkap. Lalu saya diantarkan ke Ruang Cemara 2 oleh perawat. Dan kemudian perawat memasangkan gelang pasien di pergelangan tangan kiri saya. Karena keadaan saya lemah saat itu, perawat memberikan tindakan pemasangan infus dan memberikan saya makanan yg sangat lembut teksturnya dan lebih mendekati cair.
Makanan yang diberikan oleh rumah sakit ini cukup menjadi masalah buat saya, karena pada saat itu saya tidak menyukai makanan-makanan lembut seperti bubur, sehingga saya menjadi kesulitan ketika menelannya. Namun tetap saja, makanan tersebut harus dikonsumsi. Ketika saya bertanya, mengapa diberikan makanan yang cair tersebut, jawabannya adalah karena adanya infeksi pada usus saya, dan hal inilah yang menyebabkan saya menjadi sulit mencerna dan menjadi mual hingga muntah.
Di rumah sakit, saya menjalani perawatan selama 7 hari. Dari 7 hari tersebut, saya menghabiskan di 3 hari awal untuk beristirahat total. Pada saat itu, saya lebih banyak beraktifitas untuk tidur. Setelah 3 hari tersebut, sakit kepala saya berangsur reda dan sudah tidak merasa mual lagi. Selama di rumah sakit, saya juga sudah tidak muntah lagi.
Saya merasa pada saat itu sedang terjadi wabah penyakit Tipes. Hal ini disebabkan di rumah sakit yang saya tempati banyak sekali pasien yang menderita penyakit Tipes. Di kamar sebelah saya dihuni oleh penderita Tipes.
Ini yang cukup mengejutkan buat saya. Saya baru mengetahui jika sampai saat ini penyakit Tipes masih belum ada vaksinnya. Tetapi, meski belum ada vaksin untuk penyakit Tipes kita tidak perlu kuatir, karena pengobatan pada masa kini sudah dapat menyembuhkan penyakit Tipes. Namun demikian, bukan berarti kita menjadi tidak peduli dan waspada. Kita tetap harus senantiasa untuk menjaga kesehatan dengan selalu menjaga staminan tubuh dan makan-makanan yang sehat dan bergizi agar dapat menghalau berbagai penyakit yang bisa timbul.