Hari ke dua masuk sekolah, selasa – 4 Januarai 2021. Seantusias hari – hari biasa, ibadah menjalani hari sebagai seorang pendidik dijabani. Setelah menyelesaikan kewajiban kepada–Nya, menuju dapur memasak air untuk membuat minuman hangat pengisi perut yang masih kosong, minuman yang rutin selama tiga tahun di konsumsi coffe HC produk halal HNI yang katanya bisa menurunkan kolesterol dan mencegah maag yang jika anda memilikinya di dalam tubuh.
Sebenarnya meminum ini sebagai penganti coffee mix yang kadar gulanya tinggi, hitung – hitung menjaga kesehatan mengingat umur tidak lagi muda, jadi perlu penjagaan makanan yang diasup. Setelah itu menyiapkan alat perang yang akan dibawa kesekolah, memastikan laptop beserta casnya, gawai, dompet jangan sampai ketinggalan, ups hampir lupa kunci rumah dan kunci kamar harus semuanya berada dalam tas ransel yang selalu menemani diri pergi ke sekolah.
Semua pasti bertanya, kenapa harus ransel bukankah ibu – ibu sudah menggunakan tas cantik untuk melengkapi perjalanan keluar rumahnya, maaf karena untuk ke sekolah rasanya tas ransel lebih efesien karena besar sehingga bisa masuk semua yang diperlukan, lagian bukan untuk bergaya ke sekolah tapi untuk memberi ilmu kepada anak didik yang diajar.
Sebagai wali kelas baru di kelas yang terakhir di Sekolah Menengah Atas, hanya limpahan rapot dari wali kelas sebelumnya. Sebelum libur sekolah tanda berakhirnya semester ganjil, sebagai wali kelas sudah mengumumkan kepada semua siswa untuk mengumpulkan rapotnya, karena limpahan rapot yang diterima tidak sebanyak siswa yang berada dalam kelas yang diampu.
Akhirnya waktu untuk pembagian rapot tiba, sudah berkumpul orang tua siswa walaupun tidak semua yang bisa hadir tepat waktu, dengan alasan ada keperluan yang sama untuk mengambil rapot karena anaknya lebih dari satu terpaksa dimaklumi.
Seperti biasanya setelah pengumuman juara kelas di lapangan oleh wakil kesiswaaan, maka dilanjutkan dengan pembagian rapot oleh wali kelas, sebagai pembuka mukadinah tentunya disampaikan hal – hal yang krusial harus dilakukan bersama baik oleh pihak sekolah maupun orang tua, jika terjalin kerjasama yang baik tentunya anak – anak tidak akan mengalami kesulitan dalam menempuh ujian akhir sekolah nanti.
Satu persatu siswa dipanggil bersama orang tua, pendampingan sewaktu memberikan laporan kemajuan siswa yang dikenal dengan nama rapot amatlah penting, sehingga siswa dan orang tua bisa mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi siswa, sehingga orang tua bisa memantau siswa di rumah, dan tugas kami para guru untuk mengawasi dan mendidik serta membina siswa di sekolah.
Benar – benar diuji kesabaran, bagaimana tidak salah orang tua dan satu siswa ketika diberikan lembaran hasil belajarnya menanyakan kenapa hanya kertas saja kemana rapot anaknya. Sabar, sabar dengan saya menjelaskan sudah beberapa kali menghimbau untuk mengumpulkan mengumpulkan rapot seandainya belum di kumpulkan.
Bayangkan kata seandainya sudah dipakai, untuk menjaga hati siswa, apalagi siswa yang dipercayakan adalah kelas XII, penuh trik kata orang sekarang supaya mereka mau dibina, apalagi kelas yang diampu cukup bermasalah di kelas X dan XI, info ini didapat dari wali kelas X dan XI.
Dan benar, setelah ada argument lumayan alot, ternyata rapat masih di rumah. Sebagai hukuman untuk kesalahan diminta siswa yang bersangkutan untuk mengambil rapot, sementara orangtuanya dengan ikhlas mau menunggu, inilah seninya menjadi guru harus bersabar dan bersabar jika menghadapi orang tua dan siswa yang menguji kesabaran. Semoga kita selalu menjadi tim penyejuk jiwa bagi orang tua yang memerlukan kita, amin. Sekian cerita nyakbaye hari ini, besok kita ketemu lagi dengan cerita lain seputar sekolah tentunya.***(AZ)