Belajar Memberi Kata Sambutan

Melempar senyum keseluruh tamu undangan sama Ketika Berdiri di depan kelas dengan sejumlah siswa.

Tidak ada gugup sudah biasa berdiri di depan forum.

Luar biasanya adalah memberikan kata sambutan, tidak seperti berdiri di depan kelas memberikan motivasi dalam kegiatan awal pembelajaran.

Mengajak mereka berdoa kemudian kegiatan yang biasa dilakukan dalam kegiatan awal pembelajaran.

Tapi memberikan kata sambutan dengan segala seremoni penyebutan nama serta jabatan yang hadir dalam sebuah acara rasanya masih perlu belajar dan belajar.

Assalamualikum WR. WB. Menjadi pilihan kata kemudian mengajak semua hadirian untuk menyapa junjungan kita Nabi Muhammad SWA tetap melempar senyum setelah mengucapkan salam.

Menghela napas sebelum mengucapkan salam  kepada yang terhormat tamu undangan  dari nama, jabatan tertinggi, sampai dengan semua tamu yang harus disebut satu persatu sebagaimana sering dilakukan oleh yang memberikan kata sambutan.

Hal ini yang kadang membuat hati menjadi deg deg-kan, takut lupa mengucapkan salam serta urutan nama dan jabatan yang sudah ditetapkan dalam setiap seremonial kegiatan.

Terlupa, bukan melupakan itu sudah menjadi hal yang seharusnya tidak terjadi ini yang membuat berat dalam mendapatkan tugas memberikan kata sambutan sebagai wakil kepala sekolah yang tidak bisa hadir pada acara yang berlangsung di sekolah.

Menjabat sebagai ketua dalam kepanitia selalu tapi tidak pernah memberikan kata sambutan sekedar kata motivasi sebelum ujian untuk siswa.

Begitu juga dengan Pembina upacara, kata yang terucap hanya yang terhormat kepala sekolah beserta wakil beserta majelis guru dan TU, serta anak – anak yang berbahagia atau anak – anak yang akan menjadi penerus kami kelak.

Selanjutnya koreksi atas pelaksanaan upacara selebihnya ada motivasi belajar dan displin dalam proses pembelajaran.

Belum terbiasa bukan berarti tidak bisa, terus belajar kadang harus membuat konsep Ketika diberitahu untuk memberikan kata sambutan Ketika mengantikan kepala sekolah yang berhalangan hadir.

Nama serta gelar dan jabatan harus benar, nah ini yang berat apalagi pemberitahuan mengantikan Kepsek memberikan kata sambutan dadakan, sehingga rasanya ingin menghindar saja.

Bukan hanya belajar tentang tugas tambahan yang diemban, belajar memberikan kata sambutan rasanya lebih berat dari tugas tambahan yang sesungguhnya.

Akhirnya kalimat pemungkas yang sering diucapkan tidak banyak kata yang bisa diucapkan dan mohon maaf jika ada kesalahan dalam kata sambutan ditutup dengan salam.

Kadang ada rasa iri Ketika melihat mereka yang sering memberikan kata sambutan yang kesanya tersusun dan rapi dalam penyampaian.

Menyusun kosa kata dalam pemberi kata sambutan serta membuat kata sambutan tidak menonton dan tidak menyita waktu juga harus dibelajari, semoga bisa secepatnya.***

Tinggalkan Balasan