Celoteh Nyakbaye, Debat Mufakat Ala Diriku

Setiap hari pasti ada saja yang menjadi pembicaraan dalam rumah tangga, menyatukan dua karakter yang berbeda tentu tidak mudah, pasti ada saja yang menjadi perdebatan. Tapi yang namanya hidup tidak lepas dari perdebatan.

Nyakbaye jadi penasaran apa itu debat dan mufakat, yuk kita lirik sebentar makna dari kedua kata tadi. Tolong mbah google berikan makna dari kata debat dan mufakat ya. Dan akhirnya jari Nyakbaye menekan kata dan memulai browsing untuk mencari makna kata.

Hasil pencarian Nyakbaye ternyata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian debat adalah pertukaran dan pembahasan pendapat terkait suatu hal dengan saling menyampaikan argumentasi atau alasan dengan tujuan mempertahankan pendapat bahkan memenangkan pendapat.

Sementara untuk mufakat hasil browsing Nyakbaya bermakna setuju; seia sekata; sepakat atas apa yang sudah didebatkan.

Jadi teringat jangankan rumah tangga dalam rapat kami memutuskan satu masalah yang berkaitan dengan pendidikan sangat alot tapi Alhamdulillah ternyata debat dapat menyatukan visi dan misi sehingga apapun keputusan yang di ambil menjadikan semua pihak menjadi lega menerimanya. Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, semoga Nyakbaye tak salah menggunakan perumpanan ini.

Yuk kita kembali ke masalah Nyakbaye diatas, dalam setiap rumah tangga pasti ada masalah yang diperdebatkan, menyatukan dua kepala tentu tidak mudah. Perlu bertahun dan saling pengertian tingkat tinggi untuk mendapatkan mufakat atas semua masalah yang dihadapi. Jika sudah begini Nyakbaye suka menyanyikan lagu P.Ramlee yang ada lirik sedangkan lidah lagi tergigit apalagi suami istri.

Untungnya suami punya rasa sabar tinggi menghadapi Nyakbaye yang luar bisa keras kepala, maklum Nyakbaye anak pertama dalam keluarga, Alhamdulillah terima kasih Ya Allah atas jodoh yang diberikan, biarkan kami sering berdebat tapi mufakat yang menjadikan rumah tangga kami nyaman, seperti sore ini sebenarnya Nyakbaye maunya suami berbuka dirumah tapi Nyakbaye tidak boleh egois karena suami mendapatkan undangan safari ramadhan dari orang nomor satu di kabupten, tak semua ustaz dipelawa kata orang kampung kami.

Akhirnya Nyakbaye harus ikhlas sang suami mengikuti safari ramadhan berbuka di luar rumah, dan Nyakbaye berbuka bersama anak dan cucu sore hari kesepuluh ramadhan 1443 H.***

 

Tinggalkan Balasan