Wadah menulis, tempat kita berkreatifitas menulis tentu menjadi incaran bagi penulis, termasuk bagi saya. Apakah itu penulis senior maupuan junior, pasti butuh wadah tempat menulis. Wadah tempat menulis akan menguatkan eksistensi kita sebagai penulis. Apalagi penulis baru seperti saya, Nyakbaye.
Wadah menulis mungkin banyak dapat kita jumpai. Tapi wadah tempat menulis yang memberikan motivasi serta apresiasi sekaligus belajar menjadi penulis tidaklah banyak. Nyakbaye merasa wadah seperti itu relatif susah mencarinya. Jika sekadar wadah saja mungkin mudah. Tapi yang membuat kita termotivasi untuk menulis sedikit-banyak terasa susah dicari.
Bagaimana saya bisa menemukan sosok bernama Thamrin Dahlan? Harus saya katakan, itu berkat salah seorang penggiat literasi daerah tempat saya bermukim. Saya diperkenalkan dengan sosok Pak Thamrin Dahlan di dunia maya. Setelah mengikuti webinar yang menjadi wadah bincang penulis di komunitas YPTD, saya pun mulai menulis di YPTD. Tepatnya di website terbitkanbukugratis.id milik YPTD. Beliau yang notabene pensiunan abdi Negara yang jauh dari tulis menulis bisa membuat wadah menulis, itu sungguh luar biasa.
Pangkat terakhir beliau sebelum pensiun seorang purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir Kombes (Komisaris Besar) Polisi. Beliau menuturkan bahwa selain menjadi dosen di beberapa Perguruan Tinggi Swasta, beliau juga aktif menulis di kompasiana.com. Tepatnya setelah pensiun di tahun 2010. Info ini saya dapat dari membaca tulisan para penulis yang terlebih dahulu mengenal beliau.
Saya yang dekat dengan dunia tulis menulis saja, memakan waktu lama untuk menulis diluar menulis nilai serta yang terkait dengan profesi saya sebagai pendidik. Memang sungguh disayangkan jika guru tidak familiar dengan dunia tulis-menulis. Tapi begitulah sebagian di antara kami para guru. Pak Thamrin Dahlan yang polisi justeru begitu mahir dan banyak sekali melahirkan karya tulis.
Tidak berlebihan kita bertanya, apa yang membuat Pak Thamrin Dahlan mencintai dunia tulis menulis. Yang pasti berkat kecintaannya pada dunia tulis-menulis, akhirnya beliau menyediakan wadah tempat tulis-menulis, website terbitbukugratis.id dan penerbit YPTD. Dari Pak Thamrin Dahlan pula saya mendengar dan memahami motto yang sungguh luar biasa, ‘buku adalah mutiara dan mahkota penulis’. Motto itu memotivasi saya sekaligus menjadi cambuk kepada saya untuk terus menulis. Saya hanya bisa mengucapkan, terima kasih, Pak Thamrin Dahlan atas semua motivasi dan wadah ini.
Ingin juga saya katakan, semakin mengenal beliau lewat webinar yang selalu diadakan oleh beliau dua kali dalam satu bulan, sosok Pak Thamrin semakin membuat saya terkesan, dan betapa terkejutnya saya ketika beliau mengatakan umur hampir tujuh puluh tahun sungguh luar biasa. Layak dan patut diacungi jempol apalagi gebrakan beliau dalam setiap webinar YPTD menghadirkan tokoh – tokoh penggiat literasi nasional. Itu sungguh sesuatu yang istimewa dan membuat saya menjadi lebih kagum kepadanya.
Sapaan Uni untuk setiap kali kami yang mengikuti webinar, sungguh membuat siapa saja yang ikut merasa dihormati. Sapaan dalam bentuk absen menyebut nama menunjukkan beliu adalah orang yang senang bersosialisasi dan rasa kekeluargaan yang tinggi walaupun belum pernah bertemu darat hanya bertemu dalam dunia maya.
Wadah tempat menulis serta pengetahuan lewat webinar YPTD sesuatu yang bisa diacung jempol dalam keterpurukan literasi di Indonesia saat ini. Ada generasi Emas yang mau bersusah payah menyediakan wadah bagi penulis baik dalam bentuk website serta penerbitan buku yang semula gratis kemudian sedekah ala kadarnya. Mungkin tidak banyak orang yang bisa seperti dirinya. Semakin hormat dan salut saya kepada Pak Thamrim Dahlan.
Selain website serta webinar masih ada satu lagi wadah yang mengumpulkan penulis yang dibuat oleh Pak Thamrin Dahlan yaitu WA Grup yang selalu ramai dengan celoteh yang mengusik hati tapi sampai sekarang saya hanya menjadi peserta pasif di WA. Saya hanya membaca tapi takut untuk berkomentar. Setiap hari WA ini selalu ramai seramai penulis di website YPTD.
Terima kasih Pak Thamin Dahlan. Hanya doa terkirim semoga bertambahnya usia Bapak bertambah lagi kebrakan baru dalam dunia literasi Indonesia. Semoga semangat literasi Bapak bisa kami teruskan dalam menulis setiap hari di wadah yang sudah bapak sediakan dan menjadi ladang amal ibadah bagi Bapak. Selamat memasuki usia ke-70 tahun. Sekali lagi, sehat selalu, amin.***