Bahagianya hati ini bertemu orang Sebangsa
Pernahkah para pembaca mengalami kegembiraan yang luar biasa dan rasa senang yang mengharukan, karena bertemu seseorang sebangsa setanah air di negeri asing? Saya mengalaminya . Betapa senang bahagia hatiku ketika di England, di sekolah kami ada anak yang mengatakan, Omanya adalah orang Indonesia.
Keesokkan harinya, mamanya datang ke sekolah, bisa sedikit berbahasa Indonesia, dan janjian ingin mengajakku untuk bertemu maminya yang benama Mrs Hendreson yang asli Indonesia. Benar satu minggu kemudian kami berkunjung di Panti Werda tidak jauh dari biara, sekitar 20 menit jalan kaki.
Betapa menyenangkan pertemuan itu, serasa kami adalah keluarga yang lama tidak bertemu, padahal baru pertama kali itu bertemu. Ternyata Mrs Hendreson, yang kupanggil Oma, adalah asli dari kota Kudus yang terkenal dengan banyaknya pabrik Rokok. Oma keturunan Thionghowa dan menikah dengan seorang Inggris, dan sudah 50 tahun lebih meninggalkan Tanah Air Indonesia.
Oma meminta sendiri untuk tinggal di Panti Wreda, karena merasa lebih bebas mengatur hidupnya, menjalankan hobinya, merajut, merawat tanaman. Jika rindu, anak dan cucunya yang menjenguk, atau oma ke rumah anaknya yang tidak jauh jaraknya. Memang di sini para Lansia hidupnya dijamin negara, tempat tinggalnya rapi, meskipun kecil tapi lengkap ada kamar tamu, dapur, kamar mandi, kamar makan semua teratur, masing-masing Lansia punya bagian pavilion dan ada perawat yang tinggal di situ.
Sejak saat itu jika ada waktu luang, atau sewaktu saya kursus membuat keramik, selalu melewati apartemen para Lansia dan saya sempatkan untuk singgah ke Oma Hendreson, betapa senangnya jika saya datang. Oma mulai bercerita kisahnya sewaktu muda, dan bercanda ria. Oma juga suka membaca, banyak hal pelajaran hidup yang diceritakan dan saya simak.
Saya terpesona bagaimana Oma bahagia menjalani hidupnya, meskipun tidak mudah perjuangannya untuk meninggalkan Indonesia dan hijrah ke England, setelah suaminya meninggal, dua anaknya juga meninggal mendadak, tentu menghujamkan kesedihan tersediri.
Namun Oma selalu optimis dan punya gairah hidup serta menjalani masa tua yang bahagia. Ketika kutanya apa resepnya, oma menjawab seperti seorang pujangga yang berdeplomasi, katanya : “ Bagaimana seseorang menjadi bahagia kalau terus merana? Tanamlah bunga poppy dengan bunga, lavender, cornflower dan mignonette di taman, diantara bebungaan lainnya seperti kembang sweet pea, rose, agar mereka saling berbagi keharuman. Nikmatilah keindahan kebun bungamu, perhatikan pertumbuhannya, nikmatilah keindahannya, sambil engkau merengguk teh yang nikmat dan rasakan di kedalaman hatimu, bersyukurlah pada segala anugerah Tuhan untuk waktu itu di mana kamu sungguh merasa nyaman dan bahagia”.
Sungguh percakapan yang memberi kesegaran batin dan jiwa. Saya jadi faham mengapa Oma menyukai tanaman, bebungaan, yang ditanah di pot di teras pavilionnya. Rupanya alam kecil yang dirawatnya membantu dia untuk merenungkan makna hidup, menikmati hari tuanya, dan bersyukur bahwa Tuhan memeliharanya dan memberi kesempatan untuk hidup.
Oma Hendreson telah berusaha merajut benang-benang hidup warna warni dari peristiwa yang dialaminya, sedih karena kehilangan suami dan dua anaknya, susah berjuang pertama kali dinegeri asing, namun semua itu dirajut jadi satu permadani kehidupan yang luar biasa. Mulai kehidupan perjalanan spiritualnya, hidup Rumah tangganya, kreatifannya, optimisnya dibalut dengan rasa syukur tanpa henti. Dari segala peristiwa hidup itulah oma menjadi orang yang berserah, pasrah dan mengandalkan Tuhan saja.
Dia menjadi penyalur energy yang positif bagi anak dan cucunya juga bagi orang yang dijumpainya. Sebelum saya meninggalkan England, dia mengajakku ke Chinese restoran dan berbincang ria, soal kehidupan. Bagiku itu bukan percakapan biasa, namun percapan rohani yang memberi saya banyak bekal dalam menjalani hidup ini.
Peristiwa itu telah lampau, kami berjanji untuk saling mendoakan. Suatu saat sewaktu saya telah kembali ke Indonesia, saya pernah menerima beberapa surat dari Oma. Terakhir kudengar berita Oma telah menghadap Tuhan.
Mungkin Oma akan tersenyum melihat saya mengisahkannya. Yang pasti, saya selalu mengucapkan namanya disetiap doaku, “ semoga jiwanya bahagia dalam dekapan Kasih Kerahiman Ilahi, dalam keharuman bunga rahmat Surgawi. Oma Hendreson terima kasih untuk nasihat hidup yang kau sematkan dalam hatiku, akan kuingat selalu. Kenangan manis tak pernah habis, kenangan sayang tak kan pernah hilang.***
Oleh Sr, Maria Monika SND
Septembar 2021
Artikel ke : 24 YPTD