Musim Dingin yang Menghangatkan
Heathrow Airport sangat dingin saat itu, setelah malaekat yang telah memberiku teh dan roti yang enak, serta mengajakku berdoa pagi bersama, berlalu pergi. Saya masih menunggu kira-kira 90 menit. Kuisi waktuku dengan berdoa Rosario, dan membaca buku yang kubawa.
Saya selalu membawa buku bacaan di dalam tasku, juga note book kecil buat nulis-nulis jika ada inspirasi. Tak kusadari ada seorang Wanita yang ber Switter yang memanggilku Sr. Monika. Saya terkejut dan tengadah ternyata wanita itu telah merentangkan tangan didepanku.
“Yes I’m”, jawabku singkat dan dia memelukku, saya baru tahu bahwa dia adalah Sr Mary Patricia Gannon, seorang Amerika yang sudah lama sebagai pimpinan komunitas di Biara SND Our Lady di Kettering England.
Dari Indonesia saya sudah dipesan oleh provinsialku Sr Maria Kanisia : “ Jangan terkejut bin kaget, kalau nanti melihat sebagian Suster di England tidak mengenakan Habyt ( busana biara yang biasa kami kenakan )
Tentu Sr Patricia cepat mengenal saya karena saya mengenakan baju biara. Memang sejak kapitel ( pertemuan para provincial, Jendral dan Assistennya )sedunia ada perubahan besar dalam kongregasi kami.
Para Suster di India diijinkan memakai Saree setelah berjuang 12 tahun ( berarti dua kali Kapitel ), para Suster di Brazilia berpakaian mantel pack dan baju awam biasa, katanya sih rakyat Brazil sudah tahu kalau mereka biarawati karena mereka tidak ber make up, sedang yang di Eropa dan USA ada yang masih mempertahankan pakai Habyt, ada yang berbaju biasa.
Nah yang masih mempertahankan Habyt, para suster di Indonesia, Korea, Papua dan daerah misi. Ceritaku kulanjutkan ya. Sr Patricia memelukku dan mengajak saya untuk sarapan pagi.
Kukatakan bahwa saya masih kenyang karena ada orang baik yang mentraktirku. Suster terheran-heran, tidak biasa adat disini untuk mentraktir orang, bahkan kalau jajan saja bayar sendiri-sendiri. Tapi itulah yang terjadi padaku.
Akhirnya suster dan supir yang menyantap makan pagi. Sesudah itu Sr Patricia bilang, bahwa saya akan tinggal semalam di biara kami di Hodesdon.
Saya Ok saja, yang penting sampai di biara.Maklum katanya Kettering amat sangat jauh, seperti yang dikatakan Mrs Christina, malaekat yang menemuiku di Heathrow tadi. Udara sangat dingin, mobil berjalan laju bak dijalan TOL dan jarang sekali mobil yang lewat, tidak padat merayap seperti di Jakarta.
Kunikmati pemandangan England, banyak pohon yang meranggas, tanah pertanian yang menghijau namun terlihat belum digarap, sebagian berwarna kuning, suatu perdu yang biasa untuk memasak.
Ruput digulung seperti roda, katanya sih untuk persiapan makan ternak jika musim salju tiba. Kurang lebih 2 jam 30 menit mobil kamitiba di Hodesdon, kota kecil yang sangat rapi. Setelah melewati beberapa putaran sampailah kami di biara mungil seperti Rumah penduduk biasa.
Biara kami bertingkat, amat praktis, bersih dan tertata rapi, saya disambut Sr Maria yang sudah berusia 78 tahun namun masih segar dan sehat, saya ditunjukkan kamar dan supaya istirahat maklum masih jet lack. Setelah berbincang sejenak Sr Patricia melanjutkan perjalanan akan rapat disuatu tempat.
Saya dipersilakan untuk berkemas, bersih diri dan tidur,sebangunnya. Aduh para susterku begitu baik. Saya tidur dan sore baru terbangun. Ternya ada 1 suster lagi yang pulang dari sekolah, dia mengajar, namanya Sr Marion, Suster yang satu ini masih muda dan sangat cantik, walaupun usianya sudah 60 tahun, tapi kelihatan serperti usia 45 tahun- an.
Sore itu kami ngobrol dan makan pukul 18.30 waktu setempat, setelah kami makan dan ngobrol dan melihat TV sebentar, kami tidur. Rupanya mata saya harus menyesuaikan waktu. Namun jam 4.00 dini hari saya sudah terbangun. Seperti biasa mandi pagi, ke kapel untuk berdoa.
Makan pagi yang menyediakan Sr Maria, suster bekerja pastoral di Paroki dekat dengan biara kami, saya sempat diajak jalan-jalan melihat lingkungan sekitar. Yang membuatku tercengang, di belakang komplek Rumah kami ada sungai kecil dan bersihnya luar biasa, beberapa angsa berenang dengan bebas.
Pagi itu dingin namun penuh kehangatan. England memang indah tertata rapi dan bersih. Setelah jalan-jalan di pagi hari, kira-kira pukul 09.00 datang 2 suster dari Kettering yang menjemputku.
Oh ya para suster yang di England adalah campuran ada yang dari USA, Jerman, dan Asli England. Nah Sr Wilfrida asli Jerman dan Sr Tress asli England yang menjemputku, yang kemudian kuketahui bahwa Sr Tress berasal dari Nothingham ( kota yang terkenal dengan Robin Hood nya )
Setelah semua siap mobil melaju dari Hodesdon menuju Kettering, jalan mulus bak jalan TOL tanpa hambatan. Pemandangan sekeliling masih terhampar sawah nan luas tapi lain dengan sawah di Indonesia. Kira-kira 5 jam kami sampai di Kettering, kota kecil nan asri. Biara kami terletak didataran tinggi, bak diatas bukit.
Sampai di biara saya merasakan suasana yang tenang dan Asri, Gedung utama sudah berusia 100 tahun. Puji Tuhan kami sudah sampai dengan selamat. Setelah bertemu dengan para suster yang usianya antara 75 – 92 tahun, saya menjadi seperti cucu, diantara mereka. ***
Oleh Sr Maria Monika SND
2 September 2021
Artikel ke 5 YPTD