Melanjutkan kembali tulisan saya, masih tentang AN-AKM, webinar yang diadakan oleh Bapak Bagus Hari Prakoso. Kali ini membahas tentang profil dan kelebihan AKM. Namun sebelumnya saya paparkan dulu perbedaan UN dan AKM. Nah, UN dn AKM , keduanya berfungsi sebagai pemetaan pendidikan. Perbedaannya, jika UN, diterapkan untuk SMP dan SMA, sedangkan AN-AKM diterapkan di semua jenjang SD, SMP,SMA/SMK. Instrumen yang digunakan juga berbeda. Jika UN, relative/tidak memiliki instrument.
AN-AKM memiliki tiga alat ukur, yaitu
Yang pertama dari aspek kognitif yang terdiri dari literasi dan numerasi. Literasi dan numerasi, merupakan dua kompetensi minimum bagi siswa untuk belajar sepanjang hayat dan dapat berkontribusi kepada masyarakat. Mengapa? Karena menurut hasil survey nasional dan internasional, tingkat literasi siswa Indonesia masih rendah
Yang kedua , Survey karakter, digunakan untuk mengukur sikap, kebiasaan, dan nilai- nilai hasil belajar non kognitif. Yang dikejar dalam pendidikan, bukan hanya pengetahuan saja, tetapi juga karakter. Sikap mental, perilaku, dan juga sikap apakah siswa kita sudah merespon nilai-nilai Pancasila.
Yang ketiga, Survei Lingkungan Belajar, digunakan untuk mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran
Nah , sekarang lanjut ya. Kali ini yang dibahas adalah profil dan kelebihan AKM, yaitu
- Tidak dilakukan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum. Maksudnya, Guru tidak harus menyelesaikan beban kurikulum yang harus dicapai untuk diterapkan pada siswa. Materi pelajaran boleh tidak habis
- Tidak membedakan peminatan. AKM hanya menggunakan literasi dan numerasi, tidak memperhatikan urusan IPA atau IPS, semuanya sama, ujiannya literasi dan numerasi
- Siswa mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Di dalam literasi ada 2 konten, yaitu teks fiksi dan teks informasi. Di numerasi, ada konten yang menyangkut bilangan, aljabar, data dan peluang.
- Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas maple. Disini juga ada unsur, menggunakan ragam stimulus. Di AKM, wajib ada stimulus yang sangat variatif dan bisa lintas mapel.
- Penguasaan terhadap 2 kompetensi ( literasi dan numerasi )
- Dilakukan agar sesuai dengan standar internasional seperti PISA
- AKM dilaksanakan secara adaptif. Di tahap awal, ketika siswa dianggap mampu , tentu akan mendapat soal yang berbeda dengan siswa yang kurang mampu
- Tidak ada kisi-kisi
- Keberhasilan AKM tidak melalui proses drilling soal-soal. Tidak sekedar drilling soal dalam menghadapi AKM, namun harus banyak strategi karena banyak soal yang menggunakan C4 dan C5. Kognitifnya adalah menggunakan dan menerapkan. Jadi di soal AKM banyak dimunculkan soal-soal HOT.
Nah siapa yang menjadi pesertanya? Untuk siswa pesertanya kelas 5, 8 dan 11, yang dipilih secara acak. Untuk pendidikan kesetaraaan pesertanya siswa kelas 6, 9 dan 12 yang memerlukan. Semua peserta yang dipilih secara acak, mengerjakan soal AKM, SK ( Survei Karakter ) dan SLB ( Survei Lingkungan Belajar ). Sdangkan semua guru dan KS hanya mengerjakan SLB secara mandiri.
Wah, banyak ya ternyata materinya dan bagus pula. Jika Anda ingin lebih memahami materi yang dipaparkan lebih mendalam, Anda dapat langsung nonton youtubenya ,loh. Mau tahu link nya kan? Nah ini linknya. Klik ya…. https://www.youtube.com/watch?v=KTUom58UlQo&feature=youtu.be