Cepat dihabiskan bakso di mangkoknya. Gak pake kuah ya, takut kepanasan nih. Atau takut ketahuan ya…
” Ku ke toilet dulu yah,” Yanu pamit langsung berdiri dan memastikan Nadia tidak melihatnya. Tanpa menunggu jawaban Sera, Yanu melesat pergi ke arah toilet laki-laki.
Sera melongo melihat tingkah Yanu. Secepat itu Yanu datang, secepat itu pula Yanu pergi. Serba tidak pasti.
” Hai,” sapa Nadia. ” Sendirian? “
“Iya,” jawab Sera malas. Segera dihabiskan bakso dan menuju ke kasir
” Kok buru-buru? “, sergah Nadia,” aku masih mau ngobrol nih.. ”
” Eh, sebentar lagi bel masuk. Masih tugas yang belum kuselesaikan”
Nadia mencebik. ” Ya, okelah. Silahkan duluan” Nadia berdiri menuju meja bakso dan memesannya.
Kalo nggak salah tadi Nadia sempat melihat Yanu duduk disini. Kenapa tiba-tiba tidak ada yah. Kurang cepat Nadia. Harusnya tadi dia nggak usah menanggapi Robi yang nanya-nanya. Jadi penasaran dengan Sera. Kok bisa, Yanu makan berdua dengan Sera. Apa mereka janjian? Atau jangan-jangan ada sesuatu antara mereka. Wah, tajam juga nih feeling Nadia. Padahal masih pacaran. Bener gak sih mereka pacaran? Apa sudah pernah ngedate ya mereka berdua.
Nadia memandang kepergian Sera dengan penuh tanda tanya. Masa iya sih, Yanu mendua dengan Sera.? Kalo iya mendua, gimana Nadia? Apa yang kamu lakukan? Putus? Nadia gak mau putus. Tapi kalo bener mendua gimana? Aku harus mencari cara.
Nadia berpikir keras langkah Apa yang akan dilakukannya. Makan bakso sambil berpikir. Gimana mau jadi daging. Pantas aja badannya kurus meski makannya banyak. Mikir teruuuusss…..
###
” Robi, pinjam catatan dong. Hari ini aku ada ulangan” Sera menghampiri Robi di bangkunya .
“Loh, kelasmu sudah ulangan yah? “
” Iya nih, kelas ku duluan yang ulangan. Catatan belum lengkap”
” Nih….Tapi jangan lupa baksonya ya….” Robi menyerahkan buku catatannya . ” Tapi habis ulangan langsung kembalikan loh, gak usah nunggu besok”
” Okay”
Sera Bergegas mengambil buku catatan Robi dan langsung keluar menuju kelasnya. Pas didepan pintu kelas Robi, Sera berpapasan dengan Yanu.
” Eh, kamu. Tadi kemana aja,” tanya Sera. ” Ke toilet aja kok lama”
” Iya tadi sakit banget perutku…”, jelas Yanu sambil memegang perutnya. Mukanya cengar cengir menahan sakit
” Gak lucu tahu,” Sera memonyongkan mulutnya
” Ya mungkin gara-gara baksonya kepedesan”
Sera melengos. ” Minggu depan kita ujian. Kamu jangan ganggu aku dulu yah…”, pinta Sera sambil berjalan dengan langkah cepat.
” Kok jalannya cepat sih, seperti dikejar maling azah”
“Aku mau ulangan. Nih mau salin catatan, buat dikumpulkan. Lumayanlah, buat nambah nilai.”
“Ya okay deh, met belajar. Sukses selalu.”
” Minggu ini kita libur dulu yaaa…. ”
“Libut apa?”
“Ketemuan. Aku mau fakus ujian dulu. Nanti kalo udah selesai, kita pikirkan lagi tentang kita”
“Maksudnya?”
” Yah, supaya kita fokus dulu dengan ujian kita. Gak mikir yang lain-lain dulu. Kita jalani hidup kita masing-masing. Fokus di ujian.”
” Oh, iya deh. ” Kebetulan sekali, Yanu gak usah bingung mikirin Sera dan gak perlu takut jalan dengan Nadia.
Yanu menghentikan langkahnya dan berbalik arah menuju ke kelasnya. Biarin deh aku fokus di ujian. Gak usah mikirin Sera dan Nadia. Nih ujian terakhir di SMA. Semoga hasilnya memuaskan dan tidak memalukan. Yanuar Priambodo, anak dari keluarga Priambodo, pemilik perusahaan ternama di kotanya.