My Book Go to New York

Terbaru27 Dilihat

My Book Go to New York

Cing Ato

#CatatanHarianSangGuru

#GuruBloggerMadrasah

Mentari telah memasuki peraduan, alam pun kehabisan cahaya, kecuali sinar rembulan yang terlihat nan jauh di sana. penulis mulai mencoba membuka laptop mengisi waktu luang untuk mengedit calon buku ke-11. Tiba-tiba ada seorang teman semasa kuliah S2 di UNISMA Bekasi menghubungi penulis.

Beliau menghubungi penulis tanpa menyertakan nama, sehingga penulis bertanya kepada beliau.

“Maaf, siapa ya?” Tanya penulis.

“Aku Suhana teman belajar ketika di UNISMA,” jelas teman.

“Oh, bunda Suhana. Ada apa ya, bunda?”

“Aku mau beli buku bapak.”

“Buku yang mana?”

“Semua buku bapak.”

“Oh, begitu bunda.”

“Nanti ada teman yang menghubungi bapak, Karena saya sedang NewYork Amerika Serikat. Kalau dikirim langsung biayanya terlalu mahal. Jadi titip kepada teman saya yang akan berangkat ke sini. Nanti beliau akan menghubungi bapak.”

“Ok, kalau begitu. Penulis tunggu kabar dari teman bunda. Terima kasih bunda.”

“Sama-sama pak.”

Wow hati ini bahagia sekali ada karya tulis penulis diborong dan diboyong teman ke NewYork. Tak terpikir oleh penulis, apalagi menghayal buku-buku penulis bisa sampai ke negeri Paman Sam. Penulis sudah jarang menjual apalagi memasarkan buku-buku, kaga enak saingan dengan teman-teman, hahaha…

Buku penulis memang belum tembus ke penerbit mayor, karena penulis belum mencobanya. Suatu saat nanti buku penulis insyaallah, tembus ke penerbit mayor, bismillah. Untuk sementara waktu biarlah diterbitkan dipenerbit Indi atau berbayar. Yang terpenting terus menulis dan berkarya walau masih dalam kondisi sakit atau keterbatasan.

Menulis buku bukan semata untuk dijual, kalau itu niatnya, ketika tidak laku terjual, maka berhentilah menulis. Menulis saja sampai jadi sebuah buku, jika memang ada yang minat ya, dijual. Jika tidak, ya dihibahkan untuk kepentingan orang banyak.

Penulis rasakan sejak penulis lazimkan untuk menulis secara dawam, banyak yang didapatkan, selain menulis menjadi lancar laksana mengalirnya air di sungai. Ada saja ide menulis yang muncul secara tiba-tiba, tulisan semakin bagus, perbendaharaan kata semakin bertambah, ilmu bertambah, teman bertambah, dan terkadang rupiahpun didapat.

Empat tahun sudah penulis hanya bisa berbaring dan duduk di atas kursi, penulis manfaatkan waktu-waktu yang ada untuk menulis dan menulis. Dengan menulis bisa menyampaikan pesan lewat tulisan keberbagai tempat seluruh wilayah Nusantara, bahkan ke negeri Paman Sam Amerika serikat.

Walau tubuh ini masih lumpuh, tapi pikiran tak lumpuh. Dengan pikiran penulis bisa berimajinasi, berkreasi, dan berprestasi, serta berbagi untuk sesama.

Dengan menikmati ujian Tuhan dan mensyukuri nikmat yang lain, penulis berusaha untuk bangkit dan bangkit untuk melakukan hal-hal yang terbaik menurut pandangan Tuhan dan bukan menurut pandangan insan.

Biarlah tulisan-tulisan penulis menemukan takdirnya.

 

Salam literasi

Cakung, 20 Januari 2022.

 

 

 

Tinggalkan Balasan