Thamrin Dahlan Setia Menghidupkan Dunia Literasi

Salah Satu Buku Pak Thamrin diambil dari sumber:leutikaprio.com

Banyak penulis yang lebih senang menyendiri menggeluti dunia literasi, fokus untuk menciptakan karya-karya yang bisa menginspirasi banyak orang, produktif menulis hingga setiap hari bermunculan karya-karya yang hadir menjadi bacaan baik di media online maupun majalah serta koran. Kesibukan para menulis hanya menulis, menulis dan menulis. Jarang bersosialisasi dan cenderung introvert serta terkadang autis.

Beda dengan Pak Thamrin Dahlan , pensiunan polisi, masih menggeluti profesi sebagai dosen dan hebatnya lagi masih bisa mengelola blog dan penerbitan yang dikelola untuk membantu para penulis yang kesulitan menerbitkan tulisan karena terkendala oleh susahnya masuknya ke penerbitan mayor. Pak Thamrin kemudian mendirikan yayasan bersama kakaknya. Menghibahkan hidupnya membantu para penulis untuk bisa dengan bangga bisa menggenggam buku solo untuk ditunjukkan pada teman, relasi, rekan seprofesi. Ini lho karya saya. hasil dari ketekunan menulis, hasil dari usaha yang kuat untuk menghidupkan asa orang-orang agar bisa diakui sebagai penulis dan lebih kuatnya penulis buku.

Sudah banyak yang dibantu, termasuk saya, yang bisa menggenggam satu buku solo dan beberapa antologi tulisan dan mungkin tulisan ini yang nantinya akan menjadi buku untuk merayakan hari ulang tahun ke 70  Haji Thamrin Dahlan yang lahir di Tempino, Jambi. Beliau lahir tanggal 7 Juli 1952. Putra keenam dari tujuh bersaudara. Purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir Komisaris Besar Polisi, mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Beliau juga menempuh pendidikan master atau S2 nya pada almamater yang sama.

Salut untuk semangat menulis Pak Thamrin yang sudah bisa menghasilkan puisi 46 buku ber ISBN. Dan pastinya masih akan banyak buku menyusul lainnya yang menjadi prestasi dari Pak Thamrin Dahlan. Meskipun saya jarang berinteraksi di medsos dan grup WA namun saya selalu terkenang dengan kebaikan dan keramahannya. Sebagai sesama kompasianer dan juga pernah bareng di Indonesiana.id, terus terang saya kagum dengan ketangguhan Pak Thmarin menghidupkan semangat teman-teman berliterasi.

Meskipun begitu tantangan dunia saat ini memang sungguh berat, belum banyak generasi muda saat ini yang senang menekuni dunia literasi khususnya menerbitkan buku. Pun budaya membaca buku phisik jauh menurun. Sekarang banyak anak muda yang lebih senang melototi HP, main game  tik tok, instagram. Bukan berarti memandang pesimis kaum muda, tapi melihat lingkungan terdekat saja yang jarang terlihat ada anak muda yang senang dan tekun membaca (kecuali beberapa murid di sekolah saya yang kuat literasinya dan menjadi pembaca aktif buku serta e – library sejak pandemi melanda).

Mengenai detail dari Pak Thamrin Dahlan teman-teman pasti sudah menuliskannya. Maka dalam testimony 70 Tahun  ini saya lebih memprioritaskan kesan pribadi kepada Pak Thamrin. Saya harus berterimakasih kepada beliau  karena dari beliaulah semangat menulis menguat sampai saat ini. Meskipun kurang aktif di blog YPTD karena keterbatan waktu dan pekerjaan saya sebagai guru dan kegiatan melukis saya, saya tetap mengikuti perbincangan di grup Whatshapp. Semoga setelah menulis testimoni ini saya kembali aktif. Saya masih merasa utang karena belum sempat lagi meneruskan niat saya untuk mencetak buku kedua tentang dunia seni rupa. Semoga Pak Thamrin tetap sehat, semangat dalam menghadirkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan literasi. Di usia yang sudah kepala 7 rupanya semangat bukannya mengendor tetapi semakin giat, itu yang saya kagumi.

Saya jadi teringat oleh kata-kata Pak Thamrin Dahlan  dalam salah satu artikelnya  Lebih Baik Dikenang daripada Terkenal. Saya suka dengan gaya menulisnya yang khas Melayu. Sering menggunakan awak untuk menggantikan kata saya atau aku. Lebih baik dikenang karena jasa dan prestasinya dalam memajukan literasi daripada terkenal tetapi bukan dikenang sebagai sesosok yang baik. Banyak orang terkenal namun kadang ternodai oleh sikap dan sifatnya yang membuat banyak orang mengenangnya sebagai koruptor, atau penguntit. Pak Dahlah selain dikenang juga terkenal sebagai orang yang berjasa menghidupkan literasi.

Saya terinspirasi oleh kegigihan Pak Thamrin. Selamat Ulang Tahun ke 70 Selalu dan tidak bosan-bosannya terus menghidupkan semangat berliterasi.

Tinggalkan Balasan