KMAA #4. Karena Menulis Terciptalah Sejarah

Terbaru20 Dilihat


Karena Menulis Terciptalah Sejarah

23 Agustus 2021

Suharto
Penggiat Literasi Madrasah
MTsN 5 Jakarta

#MenepisKesulitanMenulis

Manusia merupakan makhluk sejarah, karena manusia itu sendiri pencipta sejarah. Perabadan yang terjadi masa lampau dan kita bisa nikmati sekarang merupakan hasil karya yang pernah ada dan sebagai bukti sejarah. Kalaulah mereka tidak meninggalkan jejak karya mungkin mereka takkan pernah diketahui orang yang hidup setelahnya. Mereka hilang bak tertelan bumi.

Kita mengetahui semua sejarah yang terjadi, karena ada bukti otentik yang menjelaskan bahwa ada kehidupan pada saat sejarah itu diciptakan.

Kita mengetahui sejarah kerajaan-kerajaan baik di negeri kita sendiri atau di negeri orang, karena ada sesuatu yang memberi tahukan. Tentunya sejarah itu kita ketahui dengan berbagai cara. Di antaranya, yaitu: ada yang lewat cerita dari mulut-kemulut, ada yang lewat peninggalan berupa prasasti atau bangunan-bangunan yang telah ada, dan lainnya.

Begitu juga dengan dunia tulis-menulis. Ketika kita menulis dan membukukan karya tulis ke dalam sebuah buku, maka kita telah membuat sejarah kehidupan kita. Maka itu, ketika kita menulis, maka kita sedang menciptakan sejarah. Dan sejarah itu akan abadi di sepanjang zaman.

Sebagaimana perkataan penulis legendaris Pramoedya Ananta Toer dalam salah satu qoete-nya.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”

Mereka yang selama hidupnya tidak melakukan sesuatu yang berwujud, setelah tiada dia akan hilang ditelan bumi. Mungkin setahun dua tahun masih dikenal, tapi seiring bergantinya waktu dan generasi dia akan hilang selama-lamanya. Berbeda bagi mereka yang menghasilkan karya, walaupun mereka sudah tiada, mereka tetap abadi dan menjadi sejarah bagi umat yang datang belakangan.

Begitu juga dengan menulis, maka hasil tulisannya akan abadi sepanjang sejarah kehidupan manusia. Coba kita lihat bagaimana para ulama terdahulu yang memdidikasikan dirinya untuk menulis, karya dan namanya terus abadi dah menjadi sejarah, walau sudah berganti generasi. Tak lekang oleh panasnya matahari dan tak luntur oleh derasnya air hujan.

Marilah kita menulis agar  tidak hilang dari sejarah. Rekam jejak kita akan terus abadi dan menjadi sejarah, bahkan menjadi amal jariyah setelah tiada.

Tinggalkan Balasan