Membangun SDM
Cing Ato
#Catatan harian guru Blogger Madrasah
Sekolah/madrasah merupakan lembaga pendidikan yang domainya bukan saja mendidik dan melatih peserta didik. Tetapi juga mendidik dan melatih pendidiknya.
Amat keliru jika sebuah lembaga pendidikan konsennya hanya kepada peserta didik. Sementara pendidiknya tidak pernah dilirik. Justru lembaga pendidikan yang berkualitas, karena pendidiknya terus dilatih.
Pendidik adalah garda terdepan dalam pendidikan. Jika pendidiknya tidak berkualitas dan enggan untuk melatih diri. Sulit rasanya pendidikan akan berkualitas.
Terkadang dalam kegiatan kesiswaan sekolah/madrasah lebih bangga memanggil orang luar daripada melatih dan memberi kesempatan kepada pendidiknya sendiri untuk mengembangkan diri.
Sah-sah saja memanggil orang luar dan tidak salah. Hanya saja para pendidik kudu memperhatikan dan meminta ilmu dari apa yang dilakukan orang luar. Lalu dipelajari hingga bisa.
Selanjutnya tahun-tahun berikutnya cukup yang mengisi acara kegiatan kesiswaan para pendidik.
Ilmu yang sifatnya kelihatan masih bisa dipelajari, tinggal kemauan para pendidiknya, mau belajar atau tidak. Jadi pendidik jangan hanya sebatas pendidik kurikulum — yang hanya bergelut pada perintah kurikulum semata — dan asyik bermesraan dengan zona nyaman.
Sering ditemui kegiatan LDKS /LDKO/ Motivasi, lebih bangga memakai lembaga tertentu, daripada pendidiknya sendiri. Mungkin pengambil kebijakan tidak mau repot dan terima jadi. Atau pendidiknya yang enggan belajar dan cukup sebagai pemirsa yang budiman. Atau mungkin juga sarana tidak memungkinkan. Ya, semua serba kemungkinan.
Padahal kalau memakai orang luar atau organisasi tertentu biaya yang dikeluarkan cukup besar daripada memakai pendidik sendiri.
Memang secara kualitas jauh lebih bagus orang luar daripada pendidik sendiri. Karena memang mereka fokus pada bidang tersebut. Dan juga sebagai mata pencaharian mereka.
Pendidik sendiri memang kualitasnya masih rendah, tetapi kalau terus berlatih, diberi kesempatan, dan sarana mendukung. Seiring bergulirnya waktu dan berubahnya musim, seiring itu pula semakin berkualitas. Bahkan bisa lebih bagus dari orang luar.
Tentunya semua kembali kepada leader. Adakah keinginan untuk meningkatkan kualitas pendidik. Atau cukup pendidik menjadi pendidik kurikulum atau pendidik yang berkutat dan sibuk pada tuntutan kurikulum, tanpa meningkatkan pada skills yang lain.
Cakung, 17 November 2022