Pintu Rahmat di Tengah Pandemi Corona

Terbaru0 Dilihat

Oleh Adlan Ali
Jumat, 13 November 2020

Pandemi adalah suatu wabah penyakit global. Menurut World Health Organization?(WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di seluruh dunia melampaui batas. WHO menyatakan, corona yang punya nama resmi Covid 19, dinyatakan sebagai pandemi (Wartaekonomi, 16/03/2020).

Menurut KBBI pandemi dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah geografi yang luas. Wabah penyakit yang masuk dalam kategori pandemi adalah penyakit menular dan memiliki garis infeksi berkelanjutan.

Lalu, apa hubungan Covid19 ini dengan kehidupan kita? Covid19 mulai menjejakkan namanya di Indonesia di awal Februari 2020. Hingga saat ini, Covid19 telah melemahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat luas. Terutama sektor ekonomi dan sosial. Tak sedikit dunia usaha yang tadinya hingar bingar dan menikmati keuntungan besar, perlahan mulai meredup dan akhirnya terpuruk.

Terjadi PHK di sana sini. Perusahaan tidak lagi mampu menanggung biaya operasional. Negara dibuat kalangkabut. Banyak yang mengeluh. Pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Tak sedikit perusahaan yang  terpaksa mempekerjakan pegawainya memberikan setengah gaji. Tentu tidak semua pegawai mendapat penawaran ini. Pegawai yang kurang beruntung harus menerima keputusan perusahaan.

Mencari Solusi
Iya. Jangan putus asa. Ini yang harus Anda tanamkan dalam pikiran dan tindakan Anda. Keputusasaan hanya akan menambah beban hidup Anda. Yang dibutuhkan adalah mencari solusi. Dengan kata lain, mencari belas kasih (rahmat) dari Allah agar ditunjukkan jalan keluar dari kesulitan.

“Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (Yusuf:87)

• Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya. – Joseph Addison

Menyimak penjelasan Qur’an surah Yusuf ayat 87 di atas, dalam menghadapi situasi yang sulit, Allah tetap menyeru kepada hambanya agar tidak putus asa. Dengan kata lain Allah tetap menyuruh hambaNya tetap berusaha dan mengharapkan rahmat, dengan kata lain solusi yang datangnya dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Kunci keluar dari kesulitan
Ibarat permainan bola, jika salah satu tim yang bertanding mendapat serangan bertubi-tubi, dalam pengertian mendapat ancaman kekalahan dari tim lawannya, maka solusinya hanya ada dua;
Pertama, Bertahan total agar tidak kebobolan atau,
Kedua, bertahan sambil menunggu lawan lengah lalu balik menyerang.

Umumnya, kedua taktik ini berhasil diterapkan. Ini juga yang diperintahkan Allah kepada keluarga Nabi Yusuf saat keluarganya tercerai berai. Allah tidak lantas memberikan tiket gratis mempertemukan mereka. Namun, Allah tetap memerintahkan mencari sampai akhirnya bertemu.

Contoh kongkrit inilah yang patut kita jadikan pedoman agar ketika persoalan datang kepada kita, kita tidak lantas berputus asa dan menyalahkan keadaan internal maupun  eksternal. Terus mengasah dan menggali potensi serta keunggulan yang telah Allah berikan kepada kita. Baik keunggulan soft skill maupun hard skill. Karena sejatinya, manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah dengan pengecualian kelebihan dibanding makhkuk ciptaanya yang lain.

Allah SWT berfirman:

“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS: Alisra:70)

Tinggalkan Balasan