KMAA #6 ANTOLOGI DULU, BUKU TUNGGAL KEMUDIAN

Catatan Harian  KMAA #6

 

ANTOLOGI DULU , BUKU TUNGGAL KEMUDIAN
Oleh : Supardi Harun

Mempunyai buku tunggal merupakan impian seorang penulis. Namun, kadang masih bingung cara menulisnya. Atau juga tidak PD dengan buku yang akan ditulis. Seperti yang saya lakukan, beberapa tahun yang lalu. Sebelum bisa menulis buku tunggal atau buku solo saya ikut menulis buku antologi.

Pertama kali saya ikut menulis buku antologi adalah buku yang berjudul Elegi Puing Cinta Yang Tersisa. Buku tersebut merupakan buku kumpulan puisi kemanusiaan untuk Palu , Sigi dan Donggala. Dicetak pada 2018.

Buku antologi tersebut ditulis oleh beberapa anggota grup Komunitas Guru Penulis Bekasi Raya ( KGPBR) yang sekarang KPPBR. Diantaranya, Endang Ade Rustandi sebagai PJ dari buku tersebut. Berikutnya ada nama Bapak Prawiro Sudirjo, Rosalina,Lili Priyani, Tito Sudaryanto, Nunung Nuraida, Supardi HR, Surip Sriatun dan masih banyak nama yang ikut andil menulis buku tersebut.

Perasaan senang sekali ketika buku tersebut terbit. Tertulis nama saya di cover buku tersebut bersama dengan deretan penulis hebat.

Dengan menulis buku antologi atau buku bersama banyak sekali manfaat yang saya rasakan.

Pertama, belajar menulis buku. Sebelum bisa menulis buku tunggal , bisa ikut menulis buku antologi dulu. Karena akan dibimbing oleh para penulis senior atau PJ buku tersebut. Kita tidak takut salah, seperti typo. Karena tulisan kita akan dibaca oleh editor. Sehingga apabila ada salah ketik atau tanda baca akan dibetulkan.

Kedua, biaya lebih murah. Dengan menulis buku antologi biaya lebih murah karena biaya cetak dipikul bersama dari beberapa penulis tersebut. Berbeda dengan buku tunggal atau solo. Biaya ditanggung sendiri oleh penulis tersebut.

Ketiga, promosi bersama. Buku antologi setelah dicetak mudah promosinya. Akan cepat habis. Karena semua penulis harus membeli buku tersebut. Minimal 2 atau 3 buku.Sehingga apabila penulis buku antologi tersebut ada 20 orang, masing-masing membeli 5 buku, sudah 100 exemplar terjual.

Masih banyak lagi manfaat yang kita peroleh dari menulis buku antologi. Jadi ayo menulis buku antologi dulu , buku tunggal kemudiàn.

Salam literasi!

Bekasi,26 August 2021

Tinggalkan Balasan