Eksplorasi Pemahaman Pembelajaran Sosial Emosional
Oleh : Supyanto
Apa kabar Bapak/Ibu CGP semuanya? Semoga kesehatan, kebahagiaan dan kebaikan selalu melingkupi hari-hari Anda. Kami yakin, masih ada banyak pertanyaan yang ingin Anda diskusikan yang akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman yang lebih baik lagi.
Dalam dua jam pelajaran ini, Anda akan memiliki kesempatan untuk melakukan konferensi video untuk bertemu dengan instruktur Anda. Silahkan sampaikan pertanyaan-pertanyaan yang masih Anda miliki terkait dengan praktik pembelajaran sosial dan emosional kepada instruktur Anda. Anda akan diberi ruang untuk menyampaikan keraguan dan persepsi tentang potensi hambatan dalam implementasi. Saya selaku fasilitator akan siap untuk memandu.
Harapan saya Anda dapat menggali ide-ide untuk mengkonsolidasi dan menumbuh kembangkan pembelajaran kompetensi sosial dan emosional baik di kelas, sekolah dan komunitas sekitar
Selanjutnya anda diminta membaca dan mempelajari materi tentang Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab berikut ini.
Pernahkah Anda menyesali keputusan yang Anda buat? Pernahkah keputusan yang Anda buat, alih-alih memberikan solusi malah menimbulkan masalah baru, atau merugikan orang lain, lingkungan, dan bahkan diri Anda sendiri? Saat Anda mengalami hal tersebut, Apa yang Anda rasakan? Apa yang Anda lakukan? Menurut Anda, mengapa seseorang mengambil keputusan yang kemudian disesalinya?
Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma sosial (https://casel.org/core- competencies/).
Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sesungguhnya adalah kemampuan yang jika secara konsisten dan berkelanjutan ditumbuhkan dan dibiasakan sejak dini, akan memungkinkan seseorang untuk bertumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan lebih berdaya lenting (resilience) dalam menghadapi segala konsekuensi yang harus dihadapi akibat keputusan yang dibuat dalam hidupnya.
Kemampuan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab tidak datang secara alami. Kemampuan ini perlu dengan sengaja ditumbuhkan. Seorang pengambil keputusan yang bertanggung jawab akan mempertimbangkan semua aspek, alternatif pilihan, berikut konsekuensinya, sebelum kemudian mengambil keputusan. Untuk dapat melakukan hal tersebut seseorang perlu belajar bagaimana:
- mengevaluasi situasi
- menganalisis alternatif pilihan mereka, dan
- mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing pilihan itu terhadap diri mereka sendiri dan orang lain.
Salah satu strategi sederhana yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan yang bertanggung jawab adalah dengan menggunakan kerangka yang disebut POOCH – Problem (Masalah), Options (Alternatif pilihan), Outcomes (Hasil atau konsekuensi), Choices (Keputusan yang diambil). Kerangka sederhana ini akan membantu seseorang memikirkan dengan baik berbagai aspek sebelum memutuskan sesuatu.
Gambar 1. Infografik Kerangka P.O.O.C.H
Mari kita membahas kasus Ibu Adriana. Pada kasus terakhir, Ibu Adriana merasa bahwa kinerjanya setelah beberapa tahun bekerja menjadi guru di sekolah tersebut semakin menurun. Dia pun berniat untuk menulis surat pengunduran diri. Mari kita coba menganalisis permasalahan Ibu Adriana ini dengan menggunakan kerangka POOCH di bawah ini.
Kita anggap, Ibu Adriana yang mengerjakan lembar POOCH ini ya.
PROBLEM / MASALAH Apa masalahnya? Apakah penyebabnya? |
Realita: Saya kurang bisa membagi waktu antara tugas mengajar dan mengerjakan tugas tambahan dari kepala sekolah Harapan: Saya terampil dalam membagi waktu antara tugas mengajar dan mengerjakan tugas tambahan dari kepala sekolah Analisis Penyebab: 1. belum mampu menentukan prioritas 2. ingin semua ada dalam kendali diri 3. Belum memiliki keterampilan komunikasi untuk meminta bantuan 4. Belum memiliki keterampilan komunikasi asertif untuk menolak tugas yang terus diberikan |
OPTION / ALTERNATIF PILIHAN Apa saja yang dapat dilakukan? | 1. Saya dapat mencari informasi tentang membuat skala prioritas (berkonsultasi dengan rekan, teman, atasan, belajar dari internet) |
2. Belajar percaya dengan mendelegasikan tugas kepada orang lain 3. Belajar mengembangkan kemampuan komunikasi umum maupun asertif terhadap kepala sekolah |
|
OUTCOMES/ HASIL atau KONSEKUENSI Apa saja kemungkinan yang dapat terjadi? (positif maupun negatif bagi diri sendiri dan orang lain) | Pilihan 1
Negatif: menyediakan waktu lebih banyak dan kemauan untuk belajar dan berkurang waktu untuk bersosialisasi dengan orang lain (keluarga, teman)
Positif : dapat menentukan dan mengelola prioritas sehingga berguna bagi diri sendiri dan orang lain Pilihan 2 Negatif: meluangkan waktu untuk mengcoach rekan lain, orang lain mungkin merasa mendapatkan tambahan beban kerja, kemungkinan hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi diri Positif: membangun tim kerja yang lebih solid dan profesional Pilihan 3 Negatif: kemungkinan terjadi kesalahpahaman atau konflik dengan rekan atau atasan |
Positif: mengembangkan kompetensi diri dan kinerja dapat meningkat, kontribusi yang lebih besar untuk sekolah |
|
CHOICES/ PILIHAN KEPUTUSAN Apa keputusan yang dapat diambil | Setelah dipertimbangkan konsekuensi yang ada, maka saya akan mengambil pilihan untuk belajar mengembangkan keterampilan menentukan prioritas karena itu akan memberikan dampak pada kualitas pengajaran dan pengelolaan tugas tambahan di masa mendatang. |
REFLEKSI
Bagaimana berjalannya keputusan yang diambil? |
Pilihan yang diambil perlu terus direfleksikan untuk mengetahui efektivitasnya. Jika tidak efektif, maka ulangi proses dari kerangka POOCH ini |
Kerangka kerja POOCH ini dapat efektif jika dikerjakan dengan tenang dan jujur melihat situasi riil. Teknik STOP yang selama ini telah dipraktikkan Ibu Adriana, dapat membantunya bersikap tenang dan rileks saat mengevaluasi situasi dan mengerjakan proses pengambilan keputusan dengan kerangka POOCH.
Selain mampu membuat pilihan keputusan, seseorang yang memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab akan dapat menyikapi konsekuensi atas keputusan tersebut dengan baik, termasuk jika hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.
Dalam contoh kasus Ibu Adriana di atas, belum tentu keputusan yang diambil efektif mengatasi masalah. Bisa jadi, masalah utamanya belum betul-betul terungkap. Butuh kejujuran dan keterbukaan dalam mengevaluasi permasalahan. Untuk itu, butuh terus melatih kesadaran penuh, agar semakin terbuka dengan masalah yang sesungguhnya.
Selanjutnya, Anda jawab Pertanyaan pemantik untuk diskusi:
- Apa hal-hal yang masih menantang?
- Bagaimana saya dapat membuat dampak yang lebih konsisten?
- Bagaimana saya merefleksikan pemahaman saya dalam revisi RPP saya?
Akhirnya Anda diminta untuk membuat pertanyaan- pertanyaan yang akan disampaikan kepada Instruktur. Saya akan mengkompilasi pertanyaan Anda yang diajukan dalam akhir fase Demonstrasi Kontekstual dan mengelompokkan pertanyaan Anda untuk diberikan kepada instruktur.
Selamat mengikuti pembelajaran dengan instruktur semoga anda sukses selalu.
“Kita akan lebih mudah memahami dan menghadapi masalah yang timbul, jika saja kita mau mengakui bahwa kita juga punya kelemahan dan ketakutan yang sama.” (Rusdy Rukmarata, Budayawan)
Bekasi, 18 Februari 2021
Salam Blogger
Supyanto