Taufik Rahman Taufik Rahman Nama yang indah Selalu membuatku tersenyum Celetuknya membuat otakku berhenti berpikir Badannya yang subur Pipinya yang gembul Perutnya yang mumbul Menambah kegemasanku Taufik Rambutnya ikal kulit Selengkapnya
#40harimenulis
Ayah
Ayah Aku melihatnya dalam mimpi Jelas sekali tatapannya Senyumnya masih kuingat sampai saat ini Aku ingin memeluknya Menyambut tangannya Bicara dengannya Baradu argumen Duduk bersama Makan bersama Sampai berebut remot Selengkapnya
Selamat Hari Anak Nasional
Selamat Hari Anak Nasional Mereka datang dengan tangisan Disambut haru biru kebahagiaan Tangisan penuh cinta Membungkus asa dalam dada Untaian syukur bersambutan Kalimat doa dipanjatkan Adzan dikumandangkan Iqomah pun di Selengkapnya
Sampah
Sampah Entah rasa apa yang harus ada Sedih atau bahagia Menyambutnya dengan tangan terbuka Atau membiarkannya tergerai di sana Harta tak ternilaikan Menumpuk menggunung Berserakan berantakan Tak sedap dipandang Gelisah Selengkapnya
Puisi 15 Kasih Ibu
Kasih Ibu Nina Sulistiati Aku kini sudah tak muda lagi Yang tersisa hanya tubuh renta tak berdaya Namun semangatku tetap membara bersama asa dan cita yang selalu menyala Kasihku tak Selengkapnya
Gengsi
Gengsi Kadang hidup itu perlu sandiwara Meski sengsara terlihat bahagia Meski berduka terlihat suka Bukan karena rasa tapi gengsi tercipta Gengsi menjdi sebuah momok Serba sempurna meski kondisi bobrok Mengikuti Selengkapnya
Menunggu
Menunggu Sepi dalam sendu Sunyi dalam kelu Jenuh menyapa haru Bosan menempa ku Bunyi jarum jam yang merdu Berdetak teratur tanpa henti Mengiringi kesunyian rindu Menanti yang terkasih Berulang kali Selengkapnya
Puisi 14 Jejak Rindu
JEJAK RINDU Nina Sulistiati Kupandangi jingga dengan binar asa yang membara Ingin kutitipkan rindu, membelenggu pada langit senja perlahan rasa menyusuri malam merayap dalam harap yang tak terhenti Rindu ini Selengkapnya
Sore
Sore Jingga menghiasi langit Menampakan pesona sore hari Anak-anak berlarian menuju malam Menghempas siang yang melelahkan Aku duduk dibawah rindang pohon jambu Menatap sungai yang mengalir tenang Gemercik air mengenai Selengkapnya
Puisi Hari ke-12 Ketika Ku Bersujud
Ketika Ku Bersujud Nina Sulistiati Ketika ku bersujud dalam hening malam Dalam lorong relung kalbu yang terdalam Kisah lara dan nestapa bersemayam beraneka rasa menggulung, mencengkram Aku hanyalah sebutir debu Selengkapnya
- 1
- 2
- Berikutnya
Tidak Ada Lagi Postingan yang Tersedia.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.