Jalan-jalan di Kota Tua Tbilisi selalu mengasyikkan. Baik di siang hari maupun malam hari. Apalagi dengan pemandangan dan ikon kota yang tidak pernah membuat saya bosan. Sungai Kura, Kereta Gantung dengan Narikala Fortress dan patung Mother Georgia, serta Istana Presiden dan juga Vakhtang Cathedral.
Dan semua pemandangan ini dapat kita saksikan dari sebuah Jembatan favorit saya. Jembatan ini disebut Bridge of Peace alias Jembatan Perdamaian atau mshvidobis khidi dalam Bahasa Georgia.
Ke sana lah saya pergi dan saking terpesonanya diri ini, saya pun pergi ke sana tidak cukup sekali, tetapi beberapa kali.
Pertama kali saya melihat jembatan ini adalah dari kejauhan, Ketika menyeberang dari kota tua menuju ke terminal kereta gantung di Rike Park. Dan sesudah itu beberapa kali saya melihatnya dari atas ketika naik kereta gantung baik di siang atau pun malam hari.
Akan tetpai, pertama kali saya ke jembatan ini adalah ketika selepas berkunjung dari Kota Tua. Dari sini saya naik e jembatan dan melihat bentuknya yang sangat unik, Kali ini dari dekat. Kalau dari kejauhan, konon bentuknya seperti hewan laut. Bisa juga ikan lumba-lumba atau singa laut yang tidur terlentang menghubungkan kota tua dan Rike Park.
Keunikan jembatan ini adalah arsitekturnya yang ultra modern terbuat dari kaca dan juga lengkungan metal yang disambung satu demi satu. Saya berjalan menuju ke tengah jembatan tepat di atas Sungai Kura dan menyaksikan alunan air sungai yang ditiup angin semilir. Saya pun merasakan kedamaian di Jembatan yang bernama Jembatan Perdamaian ini.
Dan ternyata jembatan ini memang menjadi salah satu ikon daya tarik wisata kota Tbilisi. Jembatan ini sendiri baru diresmikan pada tahun 2010. Arsiteknya bukan orang Georgia, melainkan orang Italia bernama Michele de Lucchi dan konon diberi nama Bridge of Peace karena diharapkan menjembatani masa lampau Georgia yang penuh dengan kekacauan menuju masa depan yang damai.
Sebagian besar bahan dan konstruksi jembatan ini dibuat di Italia dan kemudian dibawa dengan 200 truk menuju Tbilisi dan lalu dirakit menghubung bentangan sepanjang 150 meter. Uniknya lagi Jembatan ini juga mempunyai sistem ‘lighting’ yang sangat canggih dan setiap malam menjadi pesona keindahan sendiri di Tbilisi. Saya sendiri sudah menyaksikan permainan lampu nan menawan itu dari atas kereta gantung di malam hari.
Saya termenung di atas jembatan. Kemudian memandang Istana presiden dan Jembatan Baratashville dengan lalu lintasnya yang ramai. Ketika saya membalikkan tubuh dan melihat ke arah lain, tampak kereta gantung yang menuju Narikala Fortress dan juga Gereja Mekethi yang membuat perjalanan di Tbilisi atau tepatnya di atas Jembatan Perdamaian ini tidak terlupakan.
Tbilisi, Agustus 2013
Indah sekali ya jembatannya. Menghubungkan masa lalu dan masa kini dlm arti kiasan ya Pak?
Ya. Kiasan aja. Khan satu sisi kota tua. Sisi lain kota masa depan
Kalau di buku foto nya banyak