Peribahasa Bagai duri dalam daging adalah Sesuatu yang selalu membuat hati menjadi tidak menyenangkan. Peribahasa Bagai duri dalam daging merupakan peribahasa berbahasa Indonesia. Peribahasa Bagai duri dalam daging dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. inilah suatu perumpamaan yang mempunyai arti dalam pergaulan sehari hari ketika seorang teman tanda diduga bersikap tidak sesuai keinginan.
Peribahasa bagai Duri dalam daging berbeda dengan menggunting dalam lipatan. Perilaku ini bisa diindikasikan sebagai bentuk pengkhianatan kepada teman. Menggunting dalam lipatan dipastikan ada niat atau sudah direncanakan untuk mencelakakan, menjatuhkan atau mendzolimi sahabat kental. Sedangkan duri dalam daging sebenarnya di maknai seabagai sikap seorang teman yang berkata dengan benar (tidak berbohong) terhadap satu fakta.
Mnatan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akhir akhir ini bersuara agak aneh. Bisa dikatakan aneh oleh para pihak pemerintahan. Artinya ketika Pak JK berbicara sesuai kapasitas negarawan terkait pemerintahan yang beliau pahami tentu tdak ada yang perlu dipertanyakan. Hanya saja ketika pernyataan Pak JK tidak berkesesuaian bukan berarti beliau melawan tetapi lebih kepada tanggung jawab terhadap kebenaran sejati.
Memang negara harus konsisten menghormati kritik rakyat. Pak JK menyampaikan pertanyaan bagaimana menyampaikan agar aman. Bebas intrik
Tentu timbul pertanyaan public kenapa Pak JK bersuara tidak seperti biasanya. Tanpa harus berpolemik terkait kebebasan menyampaikan pendapat atas sikap Pak JK akhir akhir ini. negarawan sekelas JK akan bersikap netral.
Bisa jadi Pak JK ketika hati nurani bicara maka tidak ada yang bisa menahan. Tentu saja semua ini bisa terjadi karena secara naluriah seseorang ingin meninggalkan nama baik agar yang selalu dikenang oleh anak cucu dan masyarakat.
Pak JK ibarat duri dalam daging ketika menyatakan sesuatu fakta.. BuzerĀ berpikir 7 “menggagggu” seorang negarawan yang sudah selesai dengan diri sendiri.