Perpaduan Dzikir dan Pikir
KH Hasyim Muzadi
Jika yang kosong adalah akalnya maka isi lah dengan ilmu
Jika yang kosong adalah hatinya maka isi lah ia dengan berdzikir
Kesatuan Dzikir dan Pikir akan membentuk Alul Abab
Analisis Dzikir dan Pikir
Perpaduan Dzikir dan Pikir
1. Sama-sama aktivitas mental dan spiritual
Dzikir dan pikir melibatkan kesadaran manusia dalam memahami dan merenungkan sesuatu, baik tentang Allah maupun kehidupan.
2. Meningkatkan keimanan
Dzikir mengingat Allah secara langsung, sedangkan pikir (tafakur) memperdalam pemahaman tentang kebesaran Allah melalui refleksi terhadap alam semesta dan kehidupan.
3. Dianjurkan dalam Islam
Keduanya merupakan bagian dari ibadah yang diperintahkan dalam Al-Qur’an.
Dzikir:
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41).
Pikir:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” (QS. Ali ‘Imran: 190).
4. Membantu ketenangan jiwa
Dzikir menenangkan hati dengan menyebut Allah (QS. Ar-Ra’d: 28), sedangkan pikir memberikan kepuasan intelektual yang juga bisa menenangkan jiwa.
Dzikir dan pikir adalah dua konsep yang saling melengkapi. Dzikir memperkuat spiritualitas dengan mengingat Allah secara langsung, sedangkan pikir memperdalam pemahaman akan kebesaran-Nya melalui refleksi dan analisis. Orang yang ideal dalam Islam adalah mereka yang menggabungkan keduanya, yaitu berdzikir sambil berpikir, sebagaimana dalam QS. Ali ‘Imran: 191:
“Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka.'”
Dengan demikian, keseimbangan antara dzikir (kesadaran hati) dan pikir (kesadaran akal) akan menghasilkan pemahaman yang utuh tentang kehidupan dan mendekatkan manusia kepada Allah.
Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad,
Subhanallah Walhamdulillah Wala Ilaha Illallah
Wallahu Akbar
Waalaikumsalam
- Salam Ramadan 16
- BHP, 16 Maret 2026
- TD