Hari raya Idul Fitri identik dengan ketupat. Tanpa kehadiran ketupat rasanya lebaran hambar. Segitu hebatnya magis ketupat sampai sampai emak emak dalam strata kondisi ekonomi apapun berjuang bagaimana caranya menghadirkan rangkaian janur kuning di dapur.
Merangkai janur kuning menjadi tempat beras yang kemudian ditanak bukan pekerjaan mudah. Awak teringat sewaktu masih Sekolah Rakyat di Tempino Jambi tahun 60 – an bagaimana sulit membuat ketupat.
Kalau tidak bisa merangkai rangka ketupat maka hukumannya diancam dimakan Genduruwo . Sudah begitu belum tentu bisa merangkai ketupat. Emak emak zaman dulu cukup cerewet sedikit brangas memaksa anak anak desa wajib bisa membuat ketupat. Ya Sosok serem Gendurumo sebenarnya hanya untuk menakut nakuti.
” Kalian mau disantap raksasa kalau belum juga bisa membuat ketupat.”
Nah nostalgia itu kini menjadi kebanggaan ketika awak merangkai ketupat sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri . Ternyata ketrampilan membuat ketupat masih melekat di memory permanet. Walau tertatih tatih namun jadi juga tuh ketupat.
Kali ini keluarga kami membuat ketupat ketan. Pasalnya ketupat biasa (beras) sudah dibuatkan oleh Keluarga Adinda Erlinda Busri. Bentuk ketupat agak lebih kecil, proses membuat sama yaitu direbus dalam ukuran waktu tertentu.
Pasangan ketupat ketan itu apalagi kalau bukan kolak durian. Waduh nikmatnya bukan kepalang. Hadiah berbonus kebahagiaan merayakan Hari Kemenangan 1 Syawal Jarang jarang menikmati kuliner spesial kalau tidak di hari spesial pula.
Tradisi lebaranan memang menawarkan suasana sangat meriah dan menyenangkan semua orang. Bukan saja ketupat tetapi menyaksikan anak anak berebutan “persenan” ketika bersalaman asyiek juga. Teringat waktu di kampong dulu awak bersama Boedak Tempino rombong ber rombongan masuk bertamu kesetiap rumah. Berharap dapat hadiah lebaran.
Sehari menjelang lebaran awak berkelillng Perumahan Bumi Harapan Permai (BHP). Sampai pula di kawasan samping Kelurahan Dukuh menyaksikan ramainya emak emak di warung sayur. Belanja keperluan lebaran. Paling sibuk si Bapak penyedia jasa memarut kelapa pakai mesin. Ibu – ibu sabar antri berjejer menunggu giliran Rupanya harga kelapa pun menyesuaikan lebaran. hahaha
Lumayan jauh perjalanan pagi menjelang siang sampai berpeluh. Ketika tiba di Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera ) Republik BHP awak melihat penjualan daging sapi murah. Harga daging lebih murah dibanding harga pasar tradisional. Pengurus RW 06 Kelurahan Dukuh menfasilitasi penjualan daging murah. Sangat membantu warga tidak harus keluar rumah karena resiko berkerumun.
Menteri Agama memastikan seluruh Umat Islam Indonesia serentak merayakan Idul Fitri Senin 31 Maret 2025. Bada’ Maghrib nanti kita akan mendengarkan beduk ditabuh anak anak bertalu talu mengiringi takbir menyambut hari kemenangan.
Allah Akbar Allah Akbar Allah Akbar Wallillah ilhamd.
- Salam Literasi
BHP, Akhir Ramadan
YPTD