Ulang Tahun ke-75 Hitungan Hijriah

 

Catatan Ulang Tahun ke-75 Hijriah dan 73 Tahun Masehi

Saya lahir di Tempino, Jambi, pada hari Senin, 7 Juli 1952. Dalam hitungan Hijriah, tanggal kelahiran itu bertepatan dengan 14 Syawal 1371 H. Kini, di tahun 2025, saya bersyukur karena bisa merayakan dua kali ulang tahun:

  1. Tanggal 7 Juli 2025 (Masehi): usia genap 73 tahun
  2. Tanggal 14 Syawal 1446 H (Hijriah): memasuki usia ke-75 tahun

Memang  terdapat perbedaan usia 2 Tahun.  Pasalnya kalender Masehi dan almanak Hijriah setiap tahun berbeda 11 Hari. (365 – 354)  Itulah sebabnya setiap 3o tahun  secara kumulatif perbedaan usia seseorang menjadi 1 tahun.

InshaAllah keluarga kami  merayakan 2 kali Perngatan Hari Kelahiran. Pada dasarnya mengingat hari kelahiran wujud rasa syukur atas nikmat Allah SWT.  Nikmat Iman, Nikmat Islam dan Nikmat Kesehatan.

Segala nikmat wajib kita syukuri dengan cara lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas Ibadah.

Tentu kita semua masih ingat Surat Ar Rahmah Ayat 13 yang mengulang ulang nikmat itu sebanyak 31 kali.

Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Fenomena alam  mengingatkan manusia akan kekayaan penanggalan dalam Islam dan pentingnya kita mengetahui tanggal lahir berdasarkan kalender Hijriah.

Namun sayang tak sedikit umat Islam yang hanya mengenal tanggal lahir dalam kalender Masehi. Padahal, kalender Hijriah bukan sekadar penanda waktu, tetapi bagian dari identitas spiritual umat Islam. Terutama dalam merayakan Hari Hari Besar Islam, termasuk Puasa Ramadan.

Napoleon dan Bang Ali

Tanggal 7 Juli ternyata juga menjadi catatan sejarah dunia dan tanah air.
Pada 7 Juli 1807, Napoleon Bonaparte menandatangani Perjanjian Tilsit yang mengubah peta politik Eropa.
Dan pada 7 Juli 1926, lahir Ali Sadikin, Gubernur Jakarta yang dikenang karena ketegasan, inovasi, dan keberaniannya.

Bagi saya pribadi, 7 Juli adalah momen reflektif: mengenang masa kecil di Tempino.  Membina keluarga, menunaikan tugas negara sebagai anggota Polri. Paska Purna  mengabdi dalam dunia literasi melalui YPTD, menjalani masa pensiun yang tetap aktif dengan pena.

Refleksi dan Syukur

Usia hanyalah angka, tetapi keberkahan usia adalah karunia Tuhan Yang Maha Pengasoih Maha Penyayang. Kita tidak tahu berapa lama waktu tersisa. Namun, setiap hembusan nafas bisa menjadi peluang untuk menebar kebaikan. Menulis, menerbitkan buku, membimbing penulis pemula, dan membangun budaya baca.  Itulah jihad  saya di usia senja.

 “Dan Dialah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”

(QS Al-Furqan: 62)

Saya bersyukur masih bisa menulis, berbagi, dan memberi makna pada kehidupan.

Ulang tahun dua kali setahun adalah anugerah. Semoga menjadi pengingat bahwa hidup ini bukan sekadar menambah umur, tetapi menambah amal dan manfaat.

Apabila anda ingin mengetahui tanggal lahir hitungan Hijriah bisa menggunakan aplikasi Converter Masehi to Hijri di Internet / Google.com

  • Salam literasi,
  • Thamrin Dahlan
  • Penulis – Penerbit – Pejuang Pena

Tinggalkan Balasan

1 komentar