Lebih Baik Dikenang Ketimbang Terkenal

YPTD109 Dilihat

Lebih Baik Dikenang Ketimbang Terkenal

Tulisan ini ter-inspirasi ketika  Senin 20 Juni 2022 awak berbincang dengan Bapak Laurens.  Tetangga dekat seling satu rumah berusia 83 tahun Purnawirawan TNI AD mengatakan sebaiknya kita di kenang – kenang dari pada jadi orang terkenal. Awak tersimak mendengar ungkapan itu.. Merenung sejenak,  berupaya memahami makna filosofi kehidupan Sang Mayor Purnawirawan.

Kami memang acap bertegur sapa setiap pagi dari masing masing halaman rumah, Kegiatan rutin menyapu jalan dan memberi makan kucing dan burung. Sebagai junior beda umur 13 tahun tidak membuat awak risih bersebab tetangga asli  Menado ini memang ramah dan baik hati.

Yes awak pikir  sebaiknya tidak usah terkenal banget,  Terkenal untuk tingkat keluarga atau komuntas kecil saja sudah lebih dari cukup. Terkenal sebagai Ayah atau Ibu yang baik penuh tanggung jawab. Dikenal tetangga sebagai warga  peduli terhadap lingkungan RT / RW .  Atau paling tidak dikenal pada komunitas tertentu sesuai hobbi masing masing.

Awakm tahu diri karena tak banyak prestasi sehingga bisa terkenal sampai tingkat Provinsi atau Nasional.  Selalu saja menghibur diri dengan kosa kata

“apalah wak ini”

Gajah mati meninggalkan gading.  Harimau mati meninggalkan belang dan Manusia wafat meninggalkan nama (baik). Ya nama baik akan selalu dikenang terutama oleh anak cucu dan mudah mudahan oleh sahabat lainnya. Dikenang dan didoakan.

Mohon maaf, bisa jadi seseorang terkenal tetapi mungkin tidak dikenang kenang.  Terkenal bisa berkonotasi positif dan bisa juga negatif (koruptor)  Sedangkan di kenang dapat dipastikan seseorang yang telah wafat tersebut memiliki sesuatu yang patut dibanggakan keluarga dan sahabat.

Rasulullah Nabi Muhaammad  SAW merupakan suri tauladan hidup dan kehidupan Umat Islam.  Allah SWT dan Malaikat serta seluruh makhluk bershalawt kepada Baginda Nabi.

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 56 yaitu:

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Demikian pula Buya Hamka dasn tokoh level dunia seperti Mahatma Gandhi.  Buya Hamka  selalu dikenang sebagai pujangga dan ulama. Guru imajiner setiap penulis, menerbitkan sekian banyak buku dan namanya selalu dikenang dan didoakan berkat jasa mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bagiamana caranya agar nama  selalu dikenang ketika sudah meninggalkan dunia fana ini. jawaban prtanyaan ini sebisanya awak sampaikan disini.  Mudah mudahan tidak keliru karena berasal dari pemikiran berlnadaskan perjalanan hidup menjelang usia 70 tahun.

Pekerjaan peradaban itu hannya 2.  Pekerjaan sebagai Guru dan sebagai penulis.  Inilah pekerjaan yang akan selalu dikenang sepanjang masa bersebab kesediaan me wakaf kan diri untuk pendidikan dan menebarkan kebaikan melaui tulisan. Alhamdulillah awak dan teman teman pegiat literasi di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) berada di 2 pekerjaan tersebut.

Nama seseorang itu setelah wafat sebaiknya jangan hanya tertera di batu Nisan. Astaqfirullah sedemikian absurd kah sampai  menyebut batu nisan. Kemudian ditambahkan lagi bisa juga nama seseorang itu tercatat di buku yasisn untuk ZTahlilan.  Ada juag namanya di buku tabungan dan Buku Nikah.  Yes just for it.

Tulisan ini terinspirasi ketika pagi Senin 20 Juni 2022 awak berbincang dengan Bapak Laurens.  Tetangga dekat seling satu rumah berusia 83 tahun Purnawirawan TNI AD mengatakan sebaiknya kita di kenang – kenang dari pada terkenal. Awak tersimak mendengar ungkapan itu.. Merenung sejenak,  berupaya memahami makna filosofi kehidupan Sang Mayor Purnawirawan.

Kami memang acap bertegur sapa setiap pagi dari masing masing halaman rumah, Kegiatan rutin menyapu jalan dan memberi makan kucing dan burung. Sebagai junior beda umur 13 tahun tidak membuat awak risih bersebab tetangga asli  Menado ini memang ramah dan baik hati.

Yes awak pikir  sebaiknya tidak usah terkenal banget,  Terkenal untuk tingkat keluarga atau komuntas kecil saja sudah lebih dari cukup. Terkenal sebagai Ayah atau Ibu yang baik penuh tanggung jawab. Dikenal tetangga sebagai warga  peduli terhadap lingkungan RT / RW .  Atau paling tidak dikenal pada komunitas tertentu sesuai hobbi masing masing.

Awak tahu diri karena tak banyak prestasi dicapai sehingga bisa terkenal sampai tingkat Provinsi atau Nasional.  Selalu saja menghibur diri dengan kosa kata

“apalah wak ini”

Gajah mati meninggalkan gading.  Harimau mati meninggalkan belang dan Manusia wafat meninggalkan nama (baik). Ya nama baik akan selalu dikenang terutama oleh anak cucu dan mudah mudahan oleh sahabat lainnya. Dikenang dan didoakan.

Mohon maaf, bisa jadi seseorang terkenal tetapi mungkin tidak dikenang kenang.  Terkenal bisa berkonotasi positif dan bisa juga negatif (koruptor)  Sedangkan di kenang dapat dipastikan seseorang telah wafat memiliki sesuatu yang patut dibanggakan keluarga dan sahabat.

Rasulullah Nabi Muhaammad  SAW merupakan suri tauladan hidup dan kehidupan Umat Islam.  Allah SWT dan Malaikat serta seluruh makhluk bershalawat kepada Baginda Nabi.

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 56 yaitu:

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Demikian pula Buya Hamka dan tokoh level dunia seperti Mahatma Gandhi.  Buya Hamka  selalu dikenang sebagai pujangga dan ulama. Guru imajiner setiap penulis, menerbitkan sekian banyak buku dan namanya selalu dikenang dan di doa kan berkat jasa mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bagiamana cara agar nama kita  selalu dikenang ketika sudah meninggalkan dunia fana ini. Jawaban pertanyaan ini sebisanya awak sampaikan disini.  Mudah mudahan tidak keliru karena berasal dari pemikiran berlandaskan perjalanan hidup menjelang usia 70 tahun.

Pekerjaan peradaban itu hanya ada  2.  Pekerjaan sebagai Guru dan sebagai Penulis.  Inilah pekerjaan yang akan selalu dikenang sepanjang masa bersebab kesediaan me – wakaf -kan diri untuk pendidikan dan menebarkan kebaikan melalui tulisan. Alhamdulillah awak dan teman teman Pegiat Literasi di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) berada di 2 pekerjaan tersebut.

Nama seseorang setelah wafat sebaiknya jangan hanya tertera di Batu Nisan. Astaqfirullah sedemikian absurd kah sampai  menyebut batu nisan. Kemudian ditambahkan lagi bisa juga nama seseorang itu tercatat di buku Tahlil Yasin.  Ada juga namanya di Buku Tabungan dan Buku Nikah.  Yes just for it.

Mari berupaya agar nama  tercantum di cover buku. Cukup 1 buku saja. Buku adalah lambang keabadian.  Sampai dunia berakhir buku terus ada di muka bumi. Buku dalam bentuk kitab atau digital seperti e.- book. Buku ber ISBN tersimpan rapi dan aman di Rumah Besar Perpustakaan Nasional, bahkan di Library Manca Negara.

Buku merupakan wakil seorang anak manusia di dunia. Alibi tak terbantahkan bahwa sang penulis buku pernah hadir di muka bumi.  Meninggalkan rekam jejak, meninggalkan catatan kehidupan apapun isi buku tersebut. InshaAllah bermanfaat dalam upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa sekaras pula upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas literasi.

Ya memilih dikenang ketimbang terkenal.  Itulah sebabnya  awak memberi judul buku pertama “Bukan Orang terkenal” terbit Tahun 2012. Alhamdulillah sampai saat ini tetap jadi sosok warga negara Republik Indonesia Bukan Orang Terkenal. Berdoa semoga menjadi sosok yang selalu dikenang karena bekerja di bidang peradaban sebagai guru dan penulis.

 

  • Salam Literasi
  • BHP, 20 Juni 2022
  • YPTD

Tinggalkan Balasan

1 komentar