Dari Hijrah ke Hijrah

Tahun Baru Islam dimaknai dengan hijrah.  Hijrah secara sederhana diartikan sebagai pindah.  Pindah ketempat yang lebih baik secara geografis ataupun berubah menjadi orang yang lebih bermanfaat. Hijrah adalah proses evolusi, lambat namun pasti.  Dari hati nurani nan paling dalam ada kegelisahan.  Kegelisahan yang terkadang tak terjawabkan. Kronis, berdurasi waktu berlama lama sampai satu titik . Hijrah.

Itulah perjalanan hidup anak manusia. Terekam dalam catatan sejarah pribadi, abadi dalam kenangan sulit dilupakan.  Itulah kesejatian dari rekam jejak yang kemudian di era kemajuan  teknologi komunikasi informasi  bermetamorfose menjadi jejak digital.  Pada masa lalu sejarah dicatat oleh para ahli terutama menyangkut perjuangan suatu bangsa menuju kemerdekaan.  Jejak digital sungguhlah sangat minim kala itu, kalaupun  ada hanyalah rekaman dokumentasi foto dan rekaman televisi  hitam putih.

Muharam hitungan bulan pertama dalam hitungan Tahun Hijriah.   Keputusan Nabi Muhammd SAW berpindah dari Mekah ke Madinah untuk mengumpulkan kekuatan. Kepindahan geografis menempuh perjalanan kaki unta nan sangat berat menempuh padang pasir gersang adalah satu perjuangan. Rasulullah berhasil menghimpun kekuatan  kemudian menaklukkan kaum jahililyah kembali ke Kota Suci Mekkah

Mundur selangkah untuk melompat lebih jauh.  Bukankah itu yang juga dilakukan oleh para atlit ketika mengambil  ancang amcang. Gagal dan gagal mencapai prestasi namun tak pernah putus asa berlatih.  Hijrah adalah keputusan hati, niat kuat mengubah nasib menjadi lebih baik, aman, nyaman dan sejahtera dengan syarat tak pernah putus memperbaiki hubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa dan sesama manusia.

 

Hijrah adalah satu keputusan yang harus dikuatkan dengan komitment.  Bukan saja untuk satu negara namun secara pribadi keberhasilan niat hijrah diukur apakah ada perubahan bermakna yang terjadi dalam waktu tertentu. Hijrah geografis lebih banyak dilakukan untuk memperbaiki kualitas ekonomi.  Itulah sebabnya urbanisasi tak terbendung ketika orang desa menuju kota guna mencari kehidupan yang lebih baik.

Dikaitkan dengan jejak digital di era modern informasi yang semakin mudah diperoleh merupakan pertimbangan sebelum melakukan hijrah. Muhasabah, merenung sejenak tekadkan diri bahwa di balik hijrah selalu akan ada kemudahan. Dibalik itu semua secara sederhana hijrah hati dilakukan setiap saat bersebab hati yang acap terbolak balik. Perjuangan yang tidak akan pernah berhenti berusaha menjadi sosok yang lebih bermanfaat bagi keluarga, tetangga, sanak saudara dan juga bagi komunitas.

Apa apa yang dilakukan saat ini terekam abadi apalagi bagi warga yang aktif di sosial media.  Rekam jejak itu secara otomatis tercatat dan pada gilirannya akan menjadi alibi atau saksi bagaimana gerak gerik seorang anak manusia. Jejak diigital yang lebih effektif adalah buku dalam format e – book.  Buku pada dasarnya  memiliki usia lebih panjang dari penulis.  Itulah sebabnya  para ilmiawan  mengabadikan ilmu dan pengalaman dalam serial buku.

Selamat Tahun Baru Islam

I Muharram 1444 Hijriah

Tinggalkan Balasan

2 komentar