Buat Apa Sih Pelajaran Pancasila Diberikan Lagi di Perguruan Tinggi ?

Ya buat apa sih Pancasila di ajarkan lagi di Perguruan Tinggi (PT)  ?  Padahal anak didik telah mendapat mata pelajaran itu sejak Sekolah Dasar.  Setelah 6 tahun disuguhi 5 sila itu kemudian di Sekolah Menengah Pertama diberikan lagi selama 3 tahun.

Masih belum cukup, di SMA atau di SMK, para guru wajib mengajarkan lagi ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Jadi 12 tahun mendapat pelajaran Pancasila,  apakah belum cukup ?.

Kita bertanya apa hasilnya, sementara tawuran anak pelajar masih saja terus terjadi.  Korupsi masih melanda negeri ini. Ancaman terorist masih saja menakutkan.  Apa yang salah dengan pendidikan Pancasila.  Sejatinya Pancasila secara objektif adalah pedoman hidup berbangsa dan bernegara yang sangat cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Namun dalam tataran pelaksanaan Pancasila di maknai secara subjektif oleh setiap warga.  Warga negara Indonesia dalam kapasitas apapun sangat beragam dalam mengakualisasi Pancasila pada kehidupan sehari hari.

Apakah itu oknum pejabat, oknum anggota Dewan terhormat ataupun warga negara biasa, Pancasila nampaknya belum menjadi pedoman hidup bagi mereka. Pendidikan Pancasila pastilah telah diterima warga secara formal di bangku sekolah, namun dalam dunia fana ini ternyata Pancasila hanya tertulis di buku buku pelajaran  dan tertempel didinding kantor.

Pancasila dimaknai secara pragmatis, sesuai dengan kebutuhan hidup tanpa peduli apakah dalam memenuhi kebutuhan hidup itu melanggar norma norma Pancasila.

Menjawab pertanyaan cerdas mahasiswa yang nampaknya bosan menerima mata pelajaran Pancasila, diperlukan suatu jawaban nalar yang jitu.  Kementerian Pendidikan sebagai pemangku dan penanggung jawab sistem pendidikan di Indonesia telah mengeluarkan ketentuan bahwa Pendidikan Pancasila wajib diberikan di Perguruan Tinggi.

Metode pemberian mata kuliah Pancasila di PT tentu sungguh sangat berbeda dengan metode pengajaran  yang diberikan di SD, SMP dan SMA.

Lulusan PT akan memasuki pangsa kerja.  Sebagai seorang sarjana, mereka adalah 10 % dari pemuda seumur yang beruntung mendapat kesempatan menikmati pendidikan di PT.  Sarjana  ini akan menjadi pemimpin bagi rekan rekannya yang tidak kuliah.  Sebagai pelopor generasi seangkatannya para sarjana ini harus menjadi teladan baik.

Keteladanan mereka dibentuk selama proses mengikuti kuliah untuk menjadi seorang pekerja yang profesional.  Sikap profesional itu paling tidak mencakup

  1. Ilmu Pengetahuan (Science),
  2. Ketrampilan (Skill)
  3. Sikap (Attitude).

 

  • Salam Literasi
  • BHP 30 Agustus 2021
  • TD

Tinggalkan Balasan