Kosa kata naturalisasi mejnadi semakin populer sejak Irfan Bachdin dan Gonzales menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Kedua pesepakbola itu bersedia menjadi WNI dengan kesadaran dan pilihan itu tepat. Selain memang lebih baik masa depan juga memantapkan dirinya menjadi warga negara teladan.
Naturalisasi pernah heboh di era kepemimpi nan Bung Karno. Beberapa orang etnis Cina kembali ketanah leluhurnya disebabkan gelombang anti cina setelah pemberontakan gagal Partai Komunis Indonesia. Beberapa keturunan etnis cina mendapatkan kesulitan menjadi WNI. Sampai sampai pebulutangkis handal Ivanna Lie harus menyurati pejabat agar diperhatikan proses naturalisasai.
Nah, sejatinya naturalisasi dimaksudkan semata untuk kepentingan bangsa, baik dalam bidang olahraga maupun di bidang lainnya. Dalam kehidupan pribadi lebih banyak terjadi proses naturalisasi karena alasan perkawinan atau mungkin juga karena alasan agama.
Pernahlan terpikir “Naturalisasi” Presiden. Anda jangan kaget dulu, naturalisasi itu saya tulis dengan tanda kutip. Kosakata naturalisasi itu berangkat dari kekecewaan saya atau kekecewaan rakyat atas kondisi sosial, politik dan ekonomi di NKRI. Anagn angan itu serta merta lenyap ketika kemungkinan menaturalisasi seorang presiden. inskonstitusional.
Naturalisasi Sikap 3 Pemimpin Dunia.
Maksud saya adalah bagaimana Presiden kita me – naturalisasi – kan jiwa pemimpin dunia, 3 orang presiden di negeri orang kedalam jiwa kepemimpinannya. Ketiga presiden itu adalah Barack Obama dari USA, Mahmoud Ahmadinejad dari Iran, dan Sebastian Pinera dari Chile.
Obama merupakan sosok presiden yang mampu berkomunikasi politik dengan baik dan benar. Postur ini patut di contoh oleh Presiden kita. Kepribadian hangat dan simpatik, juga mampu merangkul lawan politik untuk kepentingan lebih besar yaitu kepentingan negara.
Mahmoud Ahmadinejad adalah sosok Presiden cinta setengah mati kepada negaranya. Siapapun dia lawan seandainya mengganggu atau melecehkan Negara Iran. Inilah contoh Presiden pemberani, tak gentar kepada siapa saja. Berani membela kepentingan dalam negeri sebagai prioritas utama dalam masa pemerintahannya. Kehormatan dan kebanggaan bangsa ditampilkan Ahmaddinejad membuat keder bangsa lain yang coba coba mengganggu negerinya.
Sebastian Pinera memiliki kepemimpinan merakyat. Kepemimpinan tidak dibuat buat, tidak memerlukan pencitraan, namun rakyat sangat mencintai beliau. Sesungguhnya Pinera bekerja untuk rakyat tidak terikat dengan protokoler. Sosok presiden sederhana, praktis, effektif dan effesien, tidak neko neko.
Yah, kalau saja Presiden kita mampu meng adop dan menggabungkan kepribadian 3 presiden itu, Insya Allah kepemimpinan mendatang Indonesia akan menjadi lebih terhormat, makmur sejahtera.
Ingat kita memiliki Kebhinekaan nan solid bersebab di naungi Ideologi Pancasila dan UUD 45.
Pemikiran ini bukan merupakan sebuah resolusi namun lebih kepada change your mind to the best …..
- Salamsalaman
- BHP, 8 Agustus 2024
- TD